Langsung ke konten utama

Sesuatu Yang Berbeda

Ilustrasi : Wattpad

Di saat sendiri jauh lebih sempurna
Ketika tertawa jauh lebih nikmat
Di dalam ketenangan jiwa menyejukkan pikiran
Semua tak sama lagi sejak aku mengerti
Kini yang kupandang tak lagi bebas

Tak dapat dipungkiri
Ketika opini menjelma menjadi fakta
Ada yang berbeda diantara hati dan pikiran
Ketika perangkat lunak itu tak mampu berjalan searah lagi
Sesuatu hal yang perlu dimengerti lebih
Kini usia tak lagi belia

Kucoba untuk mengerti apa yang sedang terjadi
Sepilah demi sepilah kurangkai kembali
Kenangan terulang berputar
Wajahmu penuh dalam ingatanku
Butir kata merangkai cerita

Dari batas laut hingga ujung bumi
Di setiap waktu dan tempat
Hasrat ingin secepatnya berada di sebelahmu
Menjadi ungkapan terindah yang akan kututurkan padamu

Tentang Penulis
Penulis adalah seorang gadis Melayu yang lahir di kota Duri, Riau pada tanggal 02 Agustus 1997 dengan nama lengkap Devi Elentina. Penulis saat ini tercatat sebagai mahasiswa tingkat empat jurusan Teknik Informatika di Kampus Amik Mitra Gama, Duri. Judul puisi yang diangkat oleh penulis adalah “Sesuatu yang Berbeda”yang ditujukan kepada pejuang hatinya kelak. Besar harapan penulis puisi ini menjadi karya terbaik yang mendapat penghargaan.
Selama duduk di bangku SMA, ia sering menulis beberapa kisah lika-liku kehidupannya yang dituangkan ke dalam sebuah cerpen. Suatu kegiatan yang menjadi hobby pada diri penulis. Ia juga memiliki seorang sahabat bernama Tissu. Tissu? Nama keakraban yang penulis berikan karena tissu sahabatnya menjadi tempat curhat. Sekarang penulis masih aktif menulis di kala perkuliahan kosong, penulis juga memiliki blogger aktif elentinadevi.blogspot.comuntuk puisidan blogger mynewimagineestory.blogspot.com untuk cerpenselain itu karya penulis setiap bulannya selalu di post dalam majalah Immanuel.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...