Langsung ke konten utama

Siswa Sukma Bangsa Pidie Melakukan School Visit ke PT Semen Bangun Andalas, Lhoknga, Aceh Besar


Sigli--13/03/19 Sebanyak 58 orang siswa Sukma Sangsa Pidie peminatan Ilmu Sosial melakukan kunjungan belajar (School Visit) ke PT Semen Bangun Andalas, Lhoknga, Aceh Besar, Senin (11/03/2019). Kunjungan tersebut. disambut langsung oleh bapak Farabi Azwany dan bapak Fakhri Kamal.

Dalam sambutannya, bapak Faraby Azwany mengharapkan agar semua siswa dapat mempelajari tentang produksi semen di perusahaan tersebut. "PT Semen Bangun Andalas adalah salah satu perusahan terbesar di Indonesia yang setiap tahun memproduksi sebanyak 160Juta ton semen," ungkap pak Faraby Azwany di depan puluhan siswa.

Sedangkan bapak Fakhry Kamal yang mendapat giliran untuk memaparkan proses produksi semen mengungkapkan bahwa gunung bukit barisan dari Lhoknga sampai Meulaboh merupakan gunung yang memiliki kandungan untuk membuat semen. "Makanya dipastikan bahan baku semen di Aceh tidak akan habis dalam waktu yang lama" ujar bapak Fakhry menanggapi beberapa pertanyaan dari siswa.

Sebagaimana kita ketahui PT Semen Bangun Andalas Indonesia merupakan sebuah PT semen yang berdiri di Lhoknga semenjak sebelum Tsunami Aceh, dan sudah berhasil menjadi pelopor pembangunan Aceh.


Siswa Sukma melakukan Tour Plann atau School Visit ke tempat tersebut setelah pada pagi harinya mengunjungi Stasiun Klimatologi BMKG, Aceh Besar. School visit ini merupakan salah satu variasi belajar yang dikoordinasikan oleh bapak Ramadhan, S.Pd (pengampu mata pelajaran Geografi) yang dikolaborasikan dengan mata pelajaran lainnya, yaitu pelajaran Sosiologi (diampu oleh bapak Muhammad Syawal, S.Sos), pelajaran Ekonomi (diampu oleh Ibu Zaitun Hafni, S.Pd) dan pelajaran Matematika (diampu oleh Ibu Rahmanita, S.PdI)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...