Langsung ke konten utama

Forum Anak Kota Banda Aceh Dikukuhkan



Banda Aceh – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menfasilitasi pemilihan Ketua Forum Anak di Kota Banda Aceh.

Kegiatan ini berlangsung sejak 21-22 Oktober ini di Hotel Kyriad dilanjutkan dengan pengukuhan pengurus serta ketua terpilih pada Kamis (22/10/20) sore oleh Wakil Walikota Banda Aceh.

Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak DP3AP2KB, Risda Zuraida, SE mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan guna memberi kesempatan kepada anak-anak untuk belajar memimpin di forum. 

"Pemilihan ketua kali ini benar-benar hanya melibatkan anak, mulai dari pemimpin sidang, panitia dan semuanya kita beri kesempatan kepada anak-anak, kita hanya menfasilitasi dan mendampingi," katanya. 

Ia menilai pembentukan Forum Anak ini penting untuk meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap peran mereka sebagai pelopor dan pelapor (P2). 

"Anak-anak ini nantinya akan menjadi pelopor dan pelapor baik di lingkungan sekolah maupun tempat tinggal mereka. Anak-anak ini juga yang berperan untuk mengurangi kasus bullying yang ada di sekolah, karena mereka berkomitmen, jika membiarkan berarti mendukung hal itu," katanya. 

Ia mengaku, selama ini pihaknya terus mewadahi Forum Anak dalam berbagai kegiatan untuk meningkatkan kapasitas serta membantu mendampingi anak-anak penyintas kekerasan maupun anak-anak yang putus sekolah. Setelah terbentuk pengurus Forum Anak ini, mereka akan ada kegiatan rutin. 

Ia menjelaskan, Forum Anak merupakan mitra pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan anak, nantinya diharapkan mereka juga akan terlibat dalam berbagai aspek, mulai dari penjagaan lingkungan serta proses perencanaan pembangunan dengan menyampaikan usulan-usulan terkait dengan pemenuhan hak anak."(Ah/Hz)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...