Langsung ke konten utama

Nanggala 402





Oleh Nova Julia
Mahasiswi Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN-Ar-Raniry, Banda Aceh
4+
Tanpa terasa kau sudah berbakti untuk negri ini selamanya.
Kau berpatroli dalam lautan bumi indonesia. 
Hingga bumi menyanyangimu, lautan enggan melepasmu.
Kau bawa bersamamu 53 putra terbaik negri
Tak kau hiraukan Isak tangis yang menggema saat berita tentangmu tersebar hingga ke pelosok bumi pertiwi.

Harapan rakyat saat ini agar kau bisa kembali membawa pulang sang pujangga penjaga Indonesia
 dengan kata selamat sentausa.
Cukup sudah kami kehilangan pesawat Sriwijaya, jangan engkau lagi wahai Nanggala, 
sungguh luka yang sudah ada belum sembuh jangan kau tambakahkan lagi, rakyatmu sudah sangat rapuh.

Jangan biarkan hamparan sajadah dan matahari saat hari itu menjadi bukti terakhir kau bersujud pada ilahi.
 Naiklah ke permukan, tunjukan pada kami bahwa kalian baik-baik saja.

Wahai sang Nanggala, tidak bisakah harapan kami kau wujudkan?
Tidak bisakah kau redakan tagis ribuan manusia yang menantimu kembali?

Tapi apalah daya jika semua hanya tinggal harapan. 
Berita tentangmu yang sudah ditemukan dengan keadaan yang menghancurkan hati. 

Kau berenang terlalu dalam hingga alam lebih menyayangimu.
 Lautan mencekam kuat dirimu dan enggan melepasmu kembali untuk matahari.

Wahai Nanggala, kami hanya bisa berdoa. 
Jika dunia tak lagi menjadi dermagamu, semoga surga menjadi penepianmu yang terakhir.

Selamat jalan patriot negri, selamat berpatroli untuk selamanya.
 Lautan Bali yang akan menjadi saksi kesetiaan mu terhadap ibu pertiwi.

#Nova julia{F¶}































































 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Petualangan

  Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok, Jawa Barat Baru kusadari, ternyata upaya memotong ikatan emosiku dengan dunia petualangan di alam terbuka dengan sekian tahun menutup diri dari interaksi dengan Mapala UI, tidaklah menghentikan petualangan itu. Ruh petualangan itu hanya berpindah di kehidupan keseharian. Aku masih ingat saat seorang kolega senior dalam dunia tersebut bicara tentang keinginan mendaki puncak Everest, lantas berlanjut ke 8.000 meter yang lain, kukejar dengan pertanyaan "sesudah itu...?" Tak pernah kuproleh jawaban yang jelas. Puncak Everest dan 8.000 an meter itu bukan milikku yang amatir, mereka milik para profesional dan sedikit kegilaan seperti tokoh di bawah ini. Kilas balik, memasuki dunia pendidikan STM Pembangunan adalah sebuah petualangan yang "terpaksa" karena ongkos memasuki SMA tak terjangkau. Di terima di PTN terbaik negeri ini juga petualangan, karena sungguh tak terbayangkan, ikut ujian PP-I di Gelora Senayan, sendirian tanpa kawa...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...