Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi RiskaTembilahan

 


MENABUR KENANGAN

 

Haruskah kutaburi kembang melati

Di atas ketiadaan ini

Atau kubakar saja 

Hingga menjadi abu

Lalu ditaburkan ke lautan

Di sepanjang bibir pantai

Hingga usai waktu menelan matahari

Supaya aku lekas bermimpi

Tentang kebahagiaan yang pergi

Dalam tidur yang sunyi

Ketika lelah sanubari

Menabur kenangan

Sepanjang hari

 

Riau, 2021

 

 

OKTOBER YANG DINGIN

 

Kulihat tiada lagi daun jatuh

Menandakan musim sedih

Seperti awal tahun lalu

Membuat jiwa pilu

 

Kabar duka berdatangan

Hingga sampai pada rumahku

Membuat hati retak dan membiru

 

Telah kulangkahi ketinggian terjal

Lembah hutan yang berduri

Serta badai menerjang

 

Kasih Tuhan tiada bandingan

Aku mampu melewati ombak

Tanpa karam 

 

Hingga akhirnya berjumpa

Di bulan yang dingin ini

 

Hujan selalu jatuh ke bumi

Sungai kami melimpah mengaliri

Ke sepanjang harapan yang tiada surut

Terus menumbuhkan syukur

Dalam hidup kian berumur

 

Riau, 2021

 

 

 

Nama Riska widiana, berdomisili di Riau. Kabupaten Indragiri hilir. Aktif menulis sejak tahun 2020 hingga sekarang. Kini sedang tergabung ke dalam komunitas menulis kepul ( kelas puisi alit ) dan kelas menulis bagi pemula. Karyanya pernah termuat ke dalam media cetak maupun online. Alamat facebook. Riska widiana. Instagram riskatembilahan97

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...