Langsung ke konten utama

Ayo Bersepeda!


 
Oleh: Dina Triani GA (Writer/Bicycle lover-Banda Aceh)

Siapa yang tidak tahu sepeda? Dari kecil kita sudah diperkenalkan kendaraan beroda dua atau tiga, yang mempunyai setang, tempat duduk dan sepasang pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya itu. Menurut sejarah nenek moyang, sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Berawal sejak tahun 1816, tahun tanpa musim panas, banyak kuda mati akibat suhu menjadi sangat dingin karena letusan gunung Tambora di Indonesia, tepatnya di pulau Sumbawa pada tahun 1815. Ini adalah erupsi yang paling dahsyat sepanjang sejarah. 
Abu dan sulfur yang dihasilkan menyebabkan gagal panen di Eropa. Sementara kuda-kuda mati karena kelaparan. Meski sepeda berasal dari Perancis, namun Baron Karls Drais von Sauerbronn pantas dicatat sebagai seorang asal Jerman yang menyempurnakan alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya.

Seperti kendaraan lainnya, sepeda juga mempunyai bermacam nama dan model. Pengelompokkan biasanya berdasarkan fungsi dan ukurannya, seperti sepeda onthel, sepeda gunung, sepeda jalan raya, sepeda BMX (bicycle moto-cross), sepeda kota (citybike), sepeda mini, sepeda lipat, sepeda balap dan sepeda motor. Di Indonesia alat transportasi sederhana itu dikenal dengan sebutan kereta angin.

Bersepeda merupakan kegiatan rekreasi atau olahraga dan salah satu moda transportasi. Meskipun bersih dan ramah lingkungan, bersepeda hanya populer di sejumlah negara saja. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang enggan memilih sepeda sebagai alat transportasi. Faktor utama yang menyebabkan rendahnya tingkat bersepeda bisa jadi karena kebanyakan orang merasa tidak aman berbagi tempat dengan jalan yang penuh dengan mobil, motor dan angkutan umum yang bergerak cepat. Sementara kota modern telah merancang untuk kendaraan, apakah itu jalan di rumah atau tempat parkir di jalan pusat kota tanpa menganggu pengguna sepeda. Di Indonesia jalan tidak memiliki jalur khsusus untuk sepeda, sementara pesepeda harus menghindari kendaraan di parkiran serta mobil yang melintas dalam kecepatan tinggi.

Di Belanda, 27% aktivitas masyarakat untuk bepergian menggunakan sepeda dan 25% orang pergi ke tempat kerja menggunakan sepeda. Rata-rata penggunaan sepeda/orang sekitar 2.5 Km. Sepeda di kota Amsterdam merupakan alat transportasi yang paling populer. Kota ini juga merupakan kota paling bersahabat bagi pengendara sepeda. Kemana arah mata memadang, di sanalah orang mengayuh sepeda. Uniknya peseda di sana tidak perlu menggunakan helm, karena minimnya kecelakaan.

Sementara di Belgia, masyarakatnya sangat serius merawat sepedanya. Mereka rajin mengecek kualitas ban, fungsi rem, pakaian bersepeda, kaca mata, sarung tangan dan juga helm untuk keselamatan. Aktivitas masyarakat di sana 8% bepergian menggunakan sepeda dan rata-rata orang naik sepeda sekitar 1 Km/hari.

Cara pemerintah Swiss sepertinya patut dijadikan contoh, karena pemerintahnya mendorong warganya untuk bepergian dengan menggunakan sepeda. Salah satu slogan populernya adalah Bike to Work. Sekarang ini, sekiat 5% seluruh aktivitas warga sudah menggunakan sepeda dan 10% karyawan pergi ke kantor dengan mengendarai sepeda.

Beda kota, beda kebiasaan. Di Swedia orang bepergian dengan sepeda sebanyak 9%. Bagi masyarakat di sana, sepeda sama pentingnya dengan punya televisi. Bahkan ada yang menganggap sepeda lebih penting dari pesawat televisi. Jadi jangan heran jika banyak orang di sana bisa punya lebih dari satu sepeda di garasinya.

Dari semua negara, mungkin Turki yang paling menarik. Sebuah kota bernama Dar Al Ifta melakukan kampaye “Rajinlah ke Masjid dan dapatkan sepeda!” Pihak urusan agama di kota itu tengah menjalankan program untuk memotivasi kalangan muda agar giat melaksanakan salat di masjid dengan membagi-bagikan 80 buah sepeda kepada anak-anak dari berbagai tingkatan usia. Ini sungguh membanggakan karena sepeda bisa digunakan untuk beribadah juga.

Sama seperti pengendara bermotor, pengendaraa sepeda juga memiliki hak dan kewajiban yang sama di jalan raya. Pengendara sepeda harus patuh terhadap peraturan berlalu lintas. Sepeda harus berhenti pada tanda stop, memberi sinyal dengan tangan jika akan berbelok dan sebagainya.

Sebagai media olahraga, bersepeda ternyata banyak sekali manfaatnya. Selain menyehatkan badan, bersepeda juga menyehatkan jiwa. Sepeda dapat dinikmati oleh berbagai usia, laki-laki maupun perempuan, serta dapat dilakukan di mana dan kapan saja. Manfaat olahraga sepeda diantaranya: Menjaga sistem kekebalan tubuh, otot menjadi kuat, menguatkan sistem kerangka, mencegah timbulnya penyakit tulang belakang dan sakit punggung, mengurasi stres, mencegah penyakit jantung, menurunkan tekanan darah, meningkatkan stamina dan masih banyak manfaat lainnya.

Setelah mengetahui kalau sepeda sudah menjadi budaya di negara-negara lain, ada baiknya budaya bersepeda juga kita galakkan di Indonesia. Memilih sepeda untuk dijadikan alat transportasi harian kita akan mengurangi emisi gas rumah kaca, biaya pemeliharaan jalan serta berkontribusi untuk mencegah kemacetan. Menurut sebuah sumber, bersepeda selama 25 menit setiap harinya, kita mampu menyimpan sekitar 165 kg karbon dioksida selama 1 tahun.

Begitu uniknya sepeda, sampai-sampai banyak tokoh dunia menjadikan sepeda sebagai quote (kutipan). Albert Einstein, seorang ilmuwan fisika teoretis mengungkap: “Life is like riding a bicyle. To keep you balance, you must keep moving,” sementara penulis Israelmore Ayivor menulis: “You are likely to fall when you stop paddling your bicycle. Such is life. As long as you don’t give up, you will never end up failing!” Sedangkan pengarang Charles M. Schulz mengatakan: “Life is like a ten speed bicycle. Most of us have gears we never use.”

Mulai sekarang, tidak ada salahnya kita mencoba naik sepeda. Jika tidak sempat setiap hari, kita bisa mencobanya sekali seminggu. Ayo kita galakkan bersepeda sebagai alat transportasi kemana pun kita pergi. Siap ya! ***(Berbagai sumber)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Guru- Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

Dalam Rangka Memperingati Hari Guru   Canda Tawa Oleh  Dahrina,M,S.Sg.MA   Panggilan suara hati Menerjang segala penjuru Betabur butiran  resah dalam pandemi  Kemana muaranya dunia pendidikan   Tersungkur kaku aku dalam lamunan Terkontaminasi jiwa dalam keraguan Pikirku mulai menerawang Akan kah pandemik ini bisa kulawan   Aku memang tidak punya kuasa Tapi Allah Maha di atas segalanya Aku lemah dalam berlogika Tapi Allah Nyata adanya   Kini.... Derap langkah siswaku kembali terdengar Guruku kembali mengajar Canda tawa siswaku berbalut persahabatan Ada guru yang membimbing dengan balutan karakter budiman   Guru mari kita bersama ciptakan suasana baru  Wujudkan merdeka belajar  Negeri ini menantimu dalam karya yang terus dikenang   Baying-Bayang Pandemi Komite MIN 11 Banda Aceh    Hari ini terasa berbeda dengan tahun-tahun yang lalu Hari ini kita rayakan hari guru dengan sangat sederhana Tapi janganlah terperanjat dengan kesederhanaanya Syukurilah apa yang sudah di takdirkan Allah    Har

Tingkatkan Budaya Baca, Dispersa Kota Banda Aceh Bina Pustaka Sekolah dan Gampong

Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh melalui program pengembangan minat dan budaya baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh berupaya untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat di Kota Banda Aceh. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh Alimsyah, S. Pd, MS melalui Sekretaris Dinas Amir mengatakan bahwa beberapa strategi dan upaya yang dilakukan yakni memberikan pembinaan kepada pustaka sekolah-sekolah dan gampong-gampong. "Yang dibina bukan hanya pustaka sekolah, dan pustaka gampong. Kita juga bina pustaka rumah sakit, pustaka di masjid-masjid dan di tempat-tempat publik, seperti pojok baca di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Banda Aceh," jelasnya saat ditemui pasa Selasa, (17/6/2020) Selain itu jelasnya, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam bentuk pelayanan pustaka keliling ke gampong-gampong atau sekolah-sekolah. "Untuk mendatangkan pustaka keliling ke sekolah atau gampong bisa masukkan surat ke dinas kita. Akan kita layani jika t

Peringati Hari Ibu, Kantor PPKB Banda Aceh Gelar Seminar Parenting

    Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-88 2016, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh menggelar seminar parenting bertajuk “Menjadi Ibu Profesional”.    Menghadirkan ahli parenting nasional Septi Peni Wulandani yang juga pimpinan Institut Ibu Profesional (IIP) Jakarta sebagai pembicara utama, acara ini diikuti oleh ratusan kaum perempuan dari berbagai kalangan di Aula Lantai IV, Gedung A, Balai Kota Banda Aceh, Selasa (29/11/2016). Di antara tamu undangan terlihat hadir Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah, Ketua DWP Banda Aceh Buraida Bahagia, para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, Ketua Balee Inong se-Banda Aceh, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya. Kepala Kantor PPKB Banda Aceh Badrunnisa menyebutkan peringatan Hari Ibu ke-88 2016 mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan, dan Perdagangan Orang.” Pihaknya, sebut Badrunnisa, terus ber