Langsung ke konten utama

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya




Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya.


Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun. 


Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.  Dengan  bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik.


Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempatkan diri untuk tidak lupa membaca. Di sekolah, dia tidak segan untuk bertanya dan berdiskusi dengan teman-temannya. Bahkan, di hari libur pun, dia sering menghabiskan waktunya menonton youtube untuk mencari referensi tambahan. Guru-guru di sekolahnya sangat terkesan dengan semangat dan dedikasi Arisqa.


Saat hari kompetisi OSN tiba, Arisqa merasa sedikit gugup, namun tetap percaya diri. Dia tahu bahwa segala usaha dan kerja kerasnya akan membuahkan hasil. Bersama teman-temannya dari berbagai sekolah yang mengikuti kompetisi, Arisqa mengikuti serangkaian tes yang menguji pengetahuan dan pemahaman mereka tentang IPA.


Waktu yang dinantikan pun tiba, pengumuman pemenang OSN. Dengan degup jantung yang kencang, Arisqa melihat pengumuman. Nah, ketika akhirnya, ia membaca pengumuman surat keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Balai Pengembangan Talenta Indonesia pada tanggal 8 Juni 2024 ia melihat nama Ariqsa Rinaldi SDN 2 Kandang sebagai juara dari Kabupaten Aceh Selatan. Ia merasa bahagia dan terharu. Tak terasa ia meneteskan air mata.


Arisqa merasa sangat bahagia dan bangga. Semua usaha dan proses yang ia lakukan selama ini terbayar. Saat dia membaca dan melihat namanya ada dalam surat keputusan itu, dia teringat akan semua usaha, waktu, dan dukungan yang telah dia terima. Arisqa menyadari bahwa ini bukan hanya tentang memenangkan sebuah kompetisi, tapi juga tentang bagaimana mimpi bisa terwujud dengan doa, kerja keras, semangat, dan tekad yang kuat.


Ia mennyadari bahwa kemenangan ini bukanlah akhir dari perjalanannya. Justru, ini adalah awal dari mimpi-mimpi besarnya yang lain. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk terus belajar, mengembangkan diri, dan suatu hari nanti, menjadi seorang dokter yang bisa memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan dunia.


Arisqa Rinaldi, juara OSN SDN 2 Kandang Bidang Studi IPA tingkat Kabupaten Aceh Selatan, kini berdiri sebagai inspirasi bagi teman-temannya dan anak-anak di desanya. Bahwa dengan mimpi, kerja keras, terus berproses dan tekad yang kuat, tidak ada yang tidak mungkin untuk diraih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...