Langsung ke konten utama

Menulislah dan Anda Akan Bahagia



Oleh: Dina Triani GA (Writer/Author-Banda Aceh)


Banyak orang yang mengeluh tentang betapa sulitnya menulis. Alasannya beragam, mulai dari tidak percaya diri, tidak berbakat, malas, tidak punya ide, tidak ada waktu, sedang tidak mood dan sebagainya. Namun, jika tahu betapa asyiknya menulis, semua orang mungkin ingin menjadi seorang penulis. Menulis adalah cara kita mencurahkan isi hati yang terdalam. Bentuk ekspresi diri. Dan yang terpenting, menulis bisa membuat kita jauh lebih bahagia. Kecuali jika seseorang melihat menulis sebagai beban dan kewajiban.

Menjadi seorang penulis dapat dilakukan tanpa meninggalkan pekerjaan utama, baik dia seorang dokter, dosen, pengusaha, atlit, polisi, arsitek, mahasiswa, ibu rumah tangga dan sebagainya. Jadi tidak ada alasan bagi seseorang untuk tidak menulis hanya karena profesinya bukan seorang penulis. Sesibuk apa pun pekerjaan dalam keseharian, kalau saja mau, kita tetap punya waktu untuk menulis. Sama seperti kita mengeluhkan sesuatu di status Facebook atau BBM. Maka, sempatkanlah! Dengan menulis orang lain akan tahu siapa diri kita, karena tulisan-tulisan kita membuat orang ingat tentang diri kita. Dan tulisanlah yang membuat dunia masih mengenang kita bahkan jika kita sudah meninggal dunia. Contohnya karya-karya Helen Keller yang berusia ratusan tahun, masih menjadi inspirasi jutaan orang untuk bangkit dari ketidakberdayaan sebagai perempuan buta, tuli, dan bisu. Bukan hanya Helen, buku harian gadis kecil bernama Anne Frank yang kemudian dibukukan setelah ia mati oleh kekejaman Nazi juga menjadi bacaan yang memperkaya dan bermanfaat.

Dibutuhkan niat yang kuat untuk mau berbagi dan mengivestasikan waktu minimal satu jam saja dalam sehari untuk menulis. Seseorang bisa menulis jika diiringi kemauan dan komitmen yang kuat untuk memulainya, kapan dan dimana saja. Niatkan dengan teguh bahwa pesan tulisan yang kita bagikan kepada pembaca bermanfaat baik, memberi pencerahan, dan menyejukkan hati. Jangan menulis hanya sekadar mencari uang meskipun ada bonus tambahan lain yang didapat dari menulis. Jadikan menulis tujuannya untuk kebaikan: ibadah. Sebagai investasi akhirat. Berharaplah semoga setiap tulisan kita yang dibaca ada sebagian pesan yang bermanfaat bagi orang lain.

Sejatinya, menulis itu adalah berbagi ilmu, informasi, ide, gagasan, pesan-pesan moral dan pengalaman. Menulis merupakan cara berkomunikasi. Semua ide, gagasan, atau saran dapat dituangkan dalam tulisan. Menulis, baik itu novel, cerpen, motivasi, inspirasi, opini, tidak bermaksud mengajari, berdakwah atau mendongeng. Nilai terpenting adalah mungkin ada manfaat yang berhak diketahui orang lain. Untuk memberi tahu apa yang ada dalam pikiran kita sehingga pembaca dapat mengambil manfaatnya. Menulis juga membuat manusia yang cermat. Jika saja semua orang punya semangat menulis untuk saling berbagi melalui tulisan, bakal betapa cerdasnya bangsa kita!

Senjata untuk membuat sebuah tulisan yang kaya makna adalah membaca buku. Buku adalah sumber ilmu dan amunisi kreativitas dalam kepala kita. Maka banyaklah membaca, karena membaca buku sumber kekuatan menulis. Dengan membaca, pengetahuan seseorang akan bertambah, akan menajamkan pikiran, dapat memercikkan gagasan, ide, dan bahan untuk bekal menulis. Francis Bacon, filsus dan penulis asal Inggris berkata, “Seseorang yang gemar membaca akan mempunyai pandagan yang luas, membuat menjadi manusia yang utuh, sedangkan orang yang gemar berdiskusi membuat orang harus siap memberikan jawaban atau mengajukan pertanyaan, dan orang yang gemar menulis membuat menjadi manusia yang cermat.”

Dr. Aidh al-Qarni, seorang hafidz Al-Quran dan pengarang buku terkenal La Tahzan mengungkapkan, “ Buku adalah teman yang paling baik. Bercakaplah dengan buku, bersahabatlah dengan ilmu, dan bertemanlah dengan pengetahuan.” Banyak hal yang dapat digali dari sebuah buku. Tetapi sedikit dari kita yang memanfaatkan buku sebagai jembatan untuk menuju dunia yang lebih baik. Ilmu yang bermanfaat akan berguna sekali bagi diri kita dan juga orang lain. Dan ketika harta ilmu itu sudah bertambah dan menggunug, tiba saatnya kita bersedekah ilmu melalui tulisan.

Hamka, seorang ulama dan sastrawan Indonesia pernah mengeluh, “Banyak kawan saya yang terlalu takut mengarang, maju-mundur sehingga tidak pernah mengarang. Mereka tidak punya keberanian, karena ingin karangannya sempurna. Mana ada di dunia ini karanganna sempurna? “ Tepat sekali, jika kita hanya terpaku pada kaidah penulisan yang benar, maka akan merasa terpenjara dengan hal-hal itu. Akibatnya gagasannya menjadi buntu, lemah, mati dan akhirnya kita tak pernah menulis. Seorang penulis berpesan dengan sangat bijak bahwa kita sebaiknya menulis seperti bercerita layaknya menggunakan bahasa lisan, yang dicerminkan kembali ke dalam bahasa tulisan. ” Writing comes more easily if you have something to say, “ kata novelis Amerika, Sholem Asch. Sempurna itu harus, namun berharap kesempurnanaan total hingga mengorbankan kreativitas itu jangan sampai terjadi. Kaidah EYD, tata bahasa, pemenggalan kata dan kaida-kaidah lainnya dalam penulisan tidak begitu saja menuntut kita harus sempurna dalam penulisan. Teruslah menulis dan jangan takut salah.

Menulis dapat digunakan sebagai alat terapi untuk lepas dari trauma dan masalah-masalah kejiwaan. Seorang psikolog klinis dan peneliti di bidang psikiatri, bernama Beikie serta Wilhem, seorang konsultan psikiater asal Australia sangat menyarakan menulis secara ekspresif sebagai terapi kejiwaan. Saat ini tersedia banyak media online dan offline yang bisa kita gunakan untuk menuangkan ekspresi ke bentuk tulisan. Ada Facebook, blog, koran, majalah, buku, wordpress, twitter, tabloid, buletin dan sebagainya yang telah membuka jalan bagi mereka yang ingin menulis.

Mulailah menulis! Dengan menulis beban dan tekanan kerja yang ada akan sedikit berkurang karena emosi yang tertuang ke dalam tulisan. Anda akan merasakan nikmatnya menulis. Dan saat yang paling bahagia adalah ketika melihat tulisan kita dimuat di media. Namun ada pesan yang tak boleh kita abaikan dari Imam Al Ghazali: “ Sebuah karangan yang ditulis sekadar mencari uang tidak akan hidup.” So, menulislah dengan hati yang ikhlas agar tulisan kita memiliki nyawa. Selamat menulis!***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Guru- Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

Dalam Rangka Memperingati Hari Guru   Canda Tawa Oleh  Dahrina,M,S.Sg.MA   Panggilan suara hati Menerjang segala penjuru Betabur butiran  resah dalam pandemi  Kemana muaranya dunia pendidikan   Tersungkur kaku aku dalam lamunan Terkontaminasi jiwa dalam keraguan Pikirku mulai menerawang Akan kah pandemik ini bisa kulawan   Aku memang tidak punya kuasa Tapi Allah Maha di atas segalanya Aku lemah dalam berlogika Tapi Allah Nyata adanya   Kini.... Derap langkah siswaku kembali terdengar Guruku kembali mengajar Canda tawa siswaku berbalut persahabatan Ada guru yang membimbing dengan balutan karakter budiman   Guru mari kita bersama ciptakan suasana baru  Wujudkan merdeka belajar  Negeri ini menantimu dalam karya yang terus dikenang   Baying-Bayang Pandemi Komite MIN 11 Banda Aceh    Hari ini terasa berbeda dengan tahun-tahun yang lalu Hari ini kita rayakan hari guru dengan sangat sederhana Tapi janganlah terperanjat dengan kesederhanaanya Syukurilah apa yang sudah di takdirkan Allah    Har

Tingkatkan Budaya Baca, Dispersa Kota Banda Aceh Bina Pustaka Sekolah dan Gampong

Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh melalui program pengembangan minat dan budaya baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh berupaya untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat di Kota Banda Aceh. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh Alimsyah, S. Pd, MS melalui Sekretaris Dinas Amir mengatakan bahwa beberapa strategi dan upaya yang dilakukan yakni memberikan pembinaan kepada pustaka sekolah-sekolah dan gampong-gampong. "Yang dibina bukan hanya pustaka sekolah, dan pustaka gampong. Kita juga bina pustaka rumah sakit, pustaka di masjid-masjid dan di tempat-tempat publik, seperti pojok baca di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Banda Aceh," jelasnya saat ditemui pasa Selasa, (17/6/2020) Selain itu jelasnya, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam bentuk pelayanan pustaka keliling ke gampong-gampong atau sekolah-sekolah. "Untuk mendatangkan pustaka keliling ke sekolah atau gampong bisa masukkan surat ke dinas kita. Akan kita layani jika t

Peringati Hari Ibu, Kantor PPKB Banda Aceh Gelar Seminar Parenting

    Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-88 2016, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh menggelar seminar parenting bertajuk “Menjadi Ibu Profesional”.    Menghadirkan ahli parenting nasional Septi Peni Wulandani yang juga pimpinan Institut Ibu Profesional (IIP) Jakarta sebagai pembicara utama, acara ini diikuti oleh ratusan kaum perempuan dari berbagai kalangan di Aula Lantai IV, Gedung A, Balai Kota Banda Aceh, Selasa (29/11/2016). Di antara tamu undangan terlihat hadir Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah, Ketua DWP Banda Aceh Buraida Bahagia, para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, Ketua Balee Inong se-Banda Aceh, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya. Kepala Kantor PPKB Banda Aceh Badrunnisa menyebutkan peringatan Hari Ibu ke-88 2016 mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan, dan Perdagangan Orang.” Pihaknya, sebut Badrunnisa, terus ber