Langsung ke konten utama

KEPEDULIAN UNTUK MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK





Oleh Risyca Nova Pujiastuti
Berdomisili di Depok, Jawa Barat

            Anak-anak bagaikan kuncup bunga yang baru tumbuh dan memiliki banyak predator yang bersembunyi serta siap memangsa mereka, untuk menghasilkan bunga yang mekar dengan keindahan yang memesona atau dengan kata lain tumbuh menjadi dewasa dan lulus ujian kehidupan, anak-anak tersebut harus bisa mengatasi ancaman, tantangan, serta godaan yang tersebar luas dimana-mana.

            Di Zaman sekarang ini, orangtua mana yang tidak was-was kalau anaknya yang masih kecil berjalan keluar rumah dan agak lama belum kembali? Atau keluarga mana yang tidak khawatir ketika rute perjalanan sekolah anaknya melewati tempat yang sepi?. Pasti, semua orangtua normal akan merasakan kedua hal tersebut, apalagi jika melihat berita, semakin hari semakin banyak kekerasan yang menimpa anak-anak, termasuk kekerasan seksual.
           
            Kekerasan pada anak (Child sexual abuse) adalah pemaksaaan, ancaman atau ketidakperdayaan seorang anak dalam aktivitas seksual. Aktivitas seksual tersebut meliputi melihat, meraba, penetrasi (tekanan), pencabulan, dan pemerkosaan.

            Merujuk rilis Komnas Perlindungan Anak, selama lima tahun terakhir ada 21.689.987 aduan pelanggaran hak anak yang tersebar di 33 provinsi dan 202 kabupaten/kota. Dari angka itu, 58 persen diantaranya adalah kejahatan seksual.  Kasus kejahatan seksual seringkali terjadi dari lingkungan terdekat korban, seperti lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, bahkan di dalam rumahnya sendiri.  Sungguh memprihatikan bukan? Tetapi inilah fakta yang sering terjadi.  Oleh karena itulah, anak-anak harus dibekali pengetahuan mengenai pendidikan seks sedini mungkin, agar dapat mencegah serta melindungi diri sendiri dari para predator yang siap memangsanya.

            Anak-anak mempunyai hak untuk dilindungi, tumbuh, dan berkembang secara aman. Kekerasan seksual tidak hanya memberikan luka fisik, tetapi juga luka psikis yang dapat memberikan dampak negatif terhadap tumbuh kembang anak, anak juga dapat mengalami trauma hingga dewasa nanti. Tentunya, peran orangtua dan guru sangat dibutuhkan untuk senantiasa memberikan pendidikan dan pendampingan terhadap anak-anak.

            Pencegahan kekerasan seksual terhadap anak memang perlu dilakukan oleh orangtua dan guru sejak sedini mungkin. Di Indonesia, kurikulum mengenai pendidikan seks terhadap anak memang belum maksimal, untuk jenjang SD saja baru sebatas pengenalan nama-nama anggota tubuh. Nah, peran orangtua dan guru untuk mengeksplore materi ini sangatlah penting, agar anak-anak mengenal bagian tubuhnya sedini mungkin, serta memahami bagian tubuh mana saja yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh oleh oranglain.  Gerakan yang bernama SEMAI 2045 (Selamatkan Generasi Emas Indonesia 2045) merilis sebuah gubahan lagu tentang mengenal sentuhan, lagu ini dapat kita jadikan alternatif sebagai sebuah pengajaran melalui lagu kepada anak-anak, agar menjadi lebih asyik dan mudah diingat. Lirik lagunya sebagai berikut;
Sentuhan boleh
Sentuhan boleh
Kepala tangan kaki
Karena sayang karena sayang
Karena sayang

Sentuhan tidak boleh
Sentuhan tidak boleh
Yang tertutup baju dalam
Hanya diriku hanya diriku
Yang boleh menyentuh

Sentuhan boleh
Sentuhan boleh
Kepala tangan kaki
Karena sayang karena sayang
Karena sayang

Sentuhan tidak boleh
Sentuhan tidak boleh
Yang tertutup baju dalam
Katakan tidak boleh
Lebih baik menghindar
Bilang ayah ibu
           
            Lagu tersebut dapat dijadikan alternatif untuk mengenalkan jenis-jenis sentuhan, serta mengajarkan kepada anak untuk memberitahu ayah ibu atau lebih baik menghindar serta kabur  jika ada oranglain yang melakukan sentuhan di bagian tubuhnya.

            Hal lainnya yang dapat dijadikan usaha pencegahan kekerasan terhadap anak yaitu dari usia 0-5 tahun, sejak ia belum bisa berbicara anak telah diajarkan tentang nama-nama bagian tubuhnya, seiring bertambahnya usia, jelaskan juga fungsi dan bagaimana menjaganya, serta ajarkan anak untuk mampu berkata TIDAK, ENGGA MAU, atau  JANGAN jika dipaksa oleh orang asing ajarkan untuk berteriak atau lari.

            Mulai usia 5 tahun ikatlah anak-anak dengan ilmu-ilmu agama dengan mengenalkan arti orang asing, kenalan, teman, kerabat, dan mahram. Selain itu, jadilah orangtua yang aktif bertanya kepada anak terhadap segala jenis aktivitas yang dilakukannya agar anak terbiasa berbagi banyak hal kepada orangtua termasuk berbagi rahasia, ajarkan anak untuk menutup aurat di depan oranglain yang bukan mahramnya, dan mulailah mendampingi anak serta mengawasi jenis tayangan yang ditonton oleh anak-anaknya.

            Hal yang tidak kalah penting untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak-anak adalah kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar, seluruh unsur masyarakat harus bersikap peduli dengan anak-anak di lingkungannya. Masyarakat perlu saling bekerjasama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak.

            Sudah saatnya, kita semua harus saling bergandengan tangan dan bekerjasama untuk melindungi anak-anak dari kejahatan yang mengincar mereka, bukan hanya saling menyalahkan dan diam dalam keprihatinan, tetapi mulailah bergerak bersama. Kesuksesan sebuah rencana dapat terwujud jika seluruh pihak sadar terhadap perannya dan mau peduli.

            Anak-anak adalah masa depan bangsa dan negara ini, oleh karena itulah kita wajib memberikan rasa aman, nyaman, serta memberikan perlindungan kepadanya agar kelak tumbuh menjadi anak kuat yang mencintai bangsa dan negaranya. Ayo, saatnya semua peduli.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...