Langsung ke konten utama

Trend Warung Kopi Modern




Oleh Indah Ayu Pertiwi
Fakultas Kedokteran Prodi Psikologi Universitas Syiah Kuala


Globalisasi memberikan banyak pengaruh negatif maupun positif. Salah satu pengaruh yang diberikan globasasi menurut Jhon Naisbitt (2002) adalah kemajuan teknologi informasi, politik, budaya, komunikasi dan transportasi. Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh zaman, khususnya di bidang komunikasi. Perkembangan zaman menyebabkan manusia berpikir inovatif dan kreatif. Media merupakan gaya hidup yang cenderung ikut berkembang dalam perubahan tersebut, seperti nilai-nilai gaya hidup dan kultural karena globalisasi semakin tampak arahnya dikendalikan di negara Barat.

Dulu fisik bangunan warung kopi sangat sederhana, tergantung kondisi tanah yang tersedia. Kini warung kopi yang dikemas dengan modern baik dari bangunan fisik maupun dari penyediaan fasilitasnya mulai diminati. Perkembangan ini tentu saja sebagai hasil penyesuaian diri dengan perkembangan masyarakat dan persaingan pasar yang semakin ketat. Warung kopi modern belakangan ini menjadi trend tersendiri di dalam dunia bisnis, khususnya kaum muda. Warung kopi dikemas secara modern, baik dari bangunan fisik maupun dari penyediaan fasilitasnya yang bertujuan untuk menarik minat pelanggan (Hayati, 2015).

Saat ini kota Banda Aceh adalah salah satu kota sekaligus ibu kota provinsi Aceh. Kota Banda Aceh terkenal dengan kota “seribu warung kopi” (Warkop). Tingginya minat masyarakat Aceh mengonsumsi kopi, membuat jasa warung kopi membanjiri ibu kota “Serambi Mekkah”. Warung kopi adalah bagian dari irama kehidupan dan dianggap teman setia bagi orang Aceh berkumpul dan berinteraksi di warung kopi, awalnya lebih kepada mempererat persaudaraan. Teuku Kemal Fasya dalam Maryoto (2011) melihat bahwa pengunjung warung kopi kini pun tak hanya didominasi oleh kaum laki-laki dan para lanjut usia, kaum perempuan dan kaum muda, juga kerap menghabiskan waktunya di warung kopi. Kondisi yang demikian semakin memperlihatkan bahwa fungsi warung kopi bergeser, dari sebuah tempat minum kopi menjadi ruang publik. Ruang yang menjadi milik semua elemen masyarakat. Ruang yang memiliki kebebasan bagi mereka untuk berbincang-bincang, nongkrong, bercengkerama dan melepas lelah.

Warung kopi pada akhirnya menjadi ruang publik multifungsi. Dengan ngopi sekaligus ngenet telah membuat masyarakat mendapatkan sesuatu kesenangan tersendiri yaitu dikatakan dengan ngopi di warung kopi menggunakan fasilitas WiFi, sehingga mereka kalau mau minum kopi lebih tertarik minumnya di warung kopi-Wifi. Fenomena tersebut tampak jelas dengan adanya fasilitas yang disediakan oleh warung kopi modern, seperti minuman yang bervariasi, makanan gaul anak muda, suasana yang santai dan tempat yang nyaman serta interior yang unik di warung kopi modern, dan tidak terlepas oleh Wi-Fi. Gaya hidup kaum muda yang telah banyak dipengaruhi oleh trend modern, maka dari itu kaum muda lebih tertarik dengan suasana interior yang unik di warung kopi. Kaum muda beramai-ramai mengabdikan foto dan kemudian mengunggahnya ke media sosial. Interior yang unik dan keren membuat kaum muda tertarik mengunjungi warung kopi yang unik sekaligus cafe bagi anak gaul sekarang ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...