Langsung ke konten utama

PERLUKAH DOSEN PRAKTISI ATAU FOKUS PADA PENELITI?






Dr. Amie Primarni

Berdomisili di Depok, Jawa Barat


Di ruang tunggu Bandara, saya bertemu dengan teman-teman sesama profesi Dosen.
Sebelum jadi dosen, apa Profesi bapak tanya seorang rekan di depan saya. " Saya peneliti ". Jawabnya. " Oh, sebuah profesi yang menarik dan membutuhkan ketekunan". "Ya, jawabnya". "Bidang Penelitian apa yang ditekuni ?. " Saya meneliti bidang kemasyarakatan". Lalu mereka terlibat dalam obrolan yang nampaknya seru.

Di sebelah saya, suami berbincang dengan mantan kepala keuangan RS Pemerintah di Jakarta, yang saat ini menjadi Kaprodi dan juga Dosen. Sementara suami saya adalah mantan pekerja kantor yang menekuni bidang keuangan selama 18 tahun dan juga Dosen.

Saya amati, memang ada perbedaan antara ilmu praktis dan ilmu teoritis. Tetapi tidak ada pemisahan di dalamnya. Ilmu praktis menuju pada jawaban How. Bagaimana mengerjakan akutansi. Ilmu teoritis menuju pada jawaban Why. Mengapa harus begitu?.

Seorang praktisi tahu caranya, tapi dia butuh teori untuk mengetahui mengapa. Nah, jika tidak dilakukan apa jadinya. Tanpa teori dia hanya robot yang tidak bisa memberi solusi. Seorang teoritis, membutuhkan fakta dan bukti di lapangan secara empiris, apakah teori itu membantu dalam menyelesaikan masalah. Jika teori itu tidak lagi membantu, maka dia harus meneliti apa penyebabnya, mengapa bisa demikian dan apa solusinya.

So, jadi buat saya ilmu itu tidak terkotak-kotak, tetapi holistik dan saling membutuhkan. Antara Teori dan Praktek ada bedanya, tapi tidak bisa dipisahkan. Tidak ada dikotomi antara praktisi dan akademisi. Yang dimungkinkan adalah, pilihan fokus. Apakah ingin menjadi pengembang ilmu atau penerap ilmu.


Dalam ilmu praktis, penelitian juga dilakukan hanya berbeda cara. Penelitian bisnis misalnya, penelitian yang dilakukan untuk pengambilan keputusan apakah akan ekspansi atau tidak. SWOT dalam bisnis adalah serangkaian penelitian terapan yang dilakukan para manajer di dunia bisnis.

Sementara di dunia akademisi meneliti dan mengkaji apakah teori yang ada masih relevan untuk digunakan atau perlu di reengineering.

Kembali pada persoalan, Perlukah DOSEN menjadi seorang PRAKTISI atau fokus pada PENELITI?.

Jika pertanyaannya Perlukah. Maka jawabannya Perlu. Sebab Dosen yang punya pengalaman praktis akan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pengajaran. Sementara kekuatannya di penelitian akan memberi landasan berfikir yang kuat.

Tapi jika pertanyaannya Haruskah?. Maka jawabannya tidak harus, sebab dua bidang itu membutuhkan kompetensi yang seimban. Dia haruslah seorang spesialis, tetapi sekaligus generalis. Dunia praktisi lebih kuat membutuhkan generalis, sementara dunia akademisi membutuhkan kekuatan spesialis. Sangat jarang orang yang punya dua kekuatan ini sekaligus.

Pertanyaan saya, apakah Dosen itu bukan praktisi ? Bukankah dia mengajar membutuhkan talenta dan ketrampilan mengajar ? Apakah peneliti bukan praktisi ? Pada saat meneliti dia harus memahami alur kerja penelitian dan proses penelitian.

Bagi saya, pengalaman selalu memberi tambahan nilai. Sementara pengetahuan menguatkan kompetensi. Saat saya mengajar saya harmonisasikan pengalaman kerja saya dalam teori yang saya ajarkan. Manusia punya kemampuan holistik yang bisa dikembangkan secara optimal sesuai dengan kadarnya masing-masing.

Terima kasih saya sudah diberi kesempatan untuk menuangkan pandangan saya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Guru- Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

Dalam Rangka Memperingati Hari Guru   Canda Tawa Oleh  Dahrina,M,S.Sg.MA   Panggilan suara hati Menerjang segala penjuru Betabur butiran  resah dalam pandemi  Kemana muaranya dunia pendidikan   Tersungkur kaku aku dalam lamunan Terkontaminasi jiwa dalam keraguan Pikirku mulai menerawang Akan kah pandemik ini bisa kulawan   Aku memang tidak punya kuasa Tapi Allah Maha di atas segalanya Aku lemah dalam berlogika Tapi Allah Nyata adanya   Kini.... Derap langkah siswaku kembali terdengar Guruku kembali mengajar Canda tawa siswaku berbalut persahabatan Ada guru yang membimbing dengan balutan karakter budiman   Guru mari kita bersama ciptakan suasana baru  Wujudkan merdeka belajar  Negeri ini menantimu dalam karya yang terus dikenang   Baying-Bayang Pandemi Komite MIN 11 Banda Aceh    Hari ini terasa berbeda dengan tahun-tahun yang lalu Hari ini kita rayakan hari guru dengan sangat sederhana Tapi janganlah terperanjat dengan kesederhanaanya Syukurilah apa yang sudah di takdirkan Allah    Har

Tingkatkan Budaya Baca, Dispersa Kota Banda Aceh Bina Pustaka Sekolah dan Gampong

Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh melalui program pengembangan minat dan budaya baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh berupaya untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat di Kota Banda Aceh. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh Alimsyah, S. Pd, MS melalui Sekretaris Dinas Amir mengatakan bahwa beberapa strategi dan upaya yang dilakukan yakni memberikan pembinaan kepada pustaka sekolah-sekolah dan gampong-gampong. "Yang dibina bukan hanya pustaka sekolah, dan pustaka gampong. Kita juga bina pustaka rumah sakit, pustaka di masjid-masjid dan di tempat-tempat publik, seperti pojok baca di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Banda Aceh," jelasnya saat ditemui pasa Selasa, (17/6/2020) Selain itu jelasnya, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam bentuk pelayanan pustaka keliling ke gampong-gampong atau sekolah-sekolah. "Untuk mendatangkan pustaka keliling ke sekolah atau gampong bisa masukkan surat ke dinas kita. Akan kita layani jika t

Peringati Hari Ibu, Kantor PPKB Banda Aceh Gelar Seminar Parenting

    Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-88 2016, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh menggelar seminar parenting bertajuk “Menjadi Ibu Profesional”.    Menghadirkan ahli parenting nasional Septi Peni Wulandani yang juga pimpinan Institut Ibu Profesional (IIP) Jakarta sebagai pembicara utama, acara ini diikuti oleh ratusan kaum perempuan dari berbagai kalangan di Aula Lantai IV, Gedung A, Balai Kota Banda Aceh, Selasa (29/11/2016). Di antara tamu undangan terlihat hadir Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah, Ketua DWP Banda Aceh Buraida Bahagia, para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, Ketua Balee Inong se-Banda Aceh, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya. Kepala Kantor PPKB Banda Aceh Badrunnisa menyebutkan peringatan Hari Ibu ke-88 2016 mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan, dan Perdagangan Orang.” Pihaknya, sebut Badrunnisa, terus ber