Oleh Anita sari
Mahasiswi Semester I, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas
Dakwah dan Komunikasi, Universitas UIN Ar-raniry, Darussalam, Banda Aceh
Jika
diperhatikan saat ini begitu banyak pengemis di kota Banda Aceh yang melakukan
kegiatan mengemis. Mereka ada dengan berbagai macam kondisi. Ada ibu-ibu yang
menggendong bayi, orang buta, orang cacat fisiknya, bahkan anak-anak yang masih
kecil juga ikut terlibat. Berjalan ke sana ke mari di bawah terik matahari yang
menyengat. Mereka mengemis dengan memelas, berharap belas kasih dari setiap
orang yang lalu lalang.
Banyak yang
berpendapat bahwa mereka mengemis disebabkan oleh persoalan ekonomi, hingga mereka harus turun ke jalanan
dan terpaksa mengemis ke sana ke mari, dari pintu ke pintu, dari warung ke
warung dan bahkan memasuki ruang-ruang kantor. Kedua, karena mereka memiliki
latar belakang pendidikan yang rendah. Juga rendah ketrampilan yang dimiliki.
Jadi, kondisinya bisa bertambah buruk, karena menghadapi kesulitan sekonomi,
lalu terhimpit pula oleh tingkat pendidikan yang rendah. Alasannya masuk akal
juga, karena keterbatasan ekonomi, mereka harus merelakan hak untuk mengenyam
pendidikan. Tentu saja, kondisi ini
sangat memprihatinkan, mengingat para pengemis bukan hanya orang dewasa, tetapi
juga anak-anak. Anak terlibat akan hal tersebut. Padahal, anak-anak seusia mereka yang seharusnya mengenyam pendidikan di bangku
sekolah. Namun, sering tanpa disadari, mereka terpaksa mengembara di belantara
kota untuk mengemis, baik sendiri, maupun bersama orang tua mereka, bahkan bisa
dengan orang lain yang bukan keluarga mereka. Mereka tergolong ke dalam
orang-orang atau anak- anak yang kehilangan masa depan. Seharusnya pemerintah segera turun tangan secara langsung untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Namun, peran pemerintah masih dianggap kurang dalam
hal mengatasi permasalahan tersebut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada
Maret 2017 jumlah penduduk miskin, yakni penduduk dengan pengeluaran per kapita
per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 27,77 juta orang
(10,64 persen dari jumlah total penduduk).
Menurut Kepala BPS Suhariyanto, angka tersebut
bertambah 6,90 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2016 yang
sebesar 27,76 juta orang (10,70 persen). Meski secara persentase angka
kemiskinan mengalami penurunan, namun secara jumlah angka tersebut mengalami
kenaikan.
"Ini sebenarnya karena pertumbuhan penduduk yang
naik saja dari tahun ke tahun. Sekarang jumlah penduduk 261 juta. Ini berarti.
tiap hari juga berubah karena ada faktor kelahiran dan kematian," kata
Suhariyanto di kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin 17 Juli 2017.
Suhariyanto mengatakan "Kontribusi beras ke
kemiskinan 26 persen, tinggi sekali. stabilisasi harga beras itu jadi kunci
penting supaya tidak terjadi kemiskinan. Ini salah satu penghambat yg terjadi
Januari-Maret 2017,".
Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama antara Pemerintah
Kota ( PEMKOT ) dengan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam melakukan penyuluhan akan pentingnya mengatasi
permasalahan tersebut. Agar ke depannya para pengemis tersebut mendapat
perhatian dari pemerintah, sehingga angka kemiskinan dapat menurun dan
memperbaiki kondisi perekonomian daerah tersebut. Masyarakat juga berperan
penting dalam mengatasi permasalahan pengemis yang tidak kunjung terselesaikan.
Pemerintah harus bekerja sama dengan masyarakat untuk masalah ini. Bila
tidak, pengemis terus meningkat setiap
tahunnya, apalagi di kota-kota besar pengemis terus berdatangan. Istilah
“pengemis musiman” menjadi hal yang sudah biasa terjadi di kota-kota besar.
Pengemis musiman biasanya datang ke kota-kota besar
pada hari-hari besar nasional. Pengemis musiman datang ke kota besar untuk
meminta belas kasih dari orang-orang yang merasa iba. Awalnya pekerjaan mereka
bukan mengemis, tetapi memiliki pekerjaan tetap di kampung halaman mereka.
Saat ini mengemis menjadi pekerjaan bagi sebagian
orang yang tidak mau bekerja. Ini menjadi sorotan bagi pemerintah untuk
mengatasi hal yang menjadi permasalahan setiap tahunnya. Pemerintah saat ini
terus berusaha menekan untuk mengurangi permasalahan di negeri tercinta ini
Indonesia. Upaya yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah mengurangi
atau menghambat berkembangnya pengemis. Oleh sebab itu, pemerintah seharusnya
menjaring koordinator para pengemis jalanan tersebut. Upaya ini juga harus mendapat
dukungan dari keluarga untuk mencegah
seseorang mengemis. Juga harus dari diri sendiri untuk memotivasi agar
senantiasa bekerja keras untuk pantang menyerah.
Komentar
Posting Komentar