Oleg Biola Pustaka Kau kukenal serupa senyum terompet yang mampu menyeret gendang telingaku untuk lari dari sunyi hangatkan malamku yang pernah mati Kau seperti canda tawa bocah-bocah berlarian membawa kembang api di tangan kanan dan menggenggam waktu di tangan kiri begitu erat hingga malam terhenti biar lonceng perpisahan tak terdengar pagi Luruh tetesan gerimis menampung hujan di bejana Ternyata, waktu yang melukis kenangan itu melebihi kesunyian yang begitu agung memeluk malam-malamku di sini Sejenak, sepasang mata kita tertuju pada satu arah yang sama melihat percikan kembang api di angkasa menjelma butiran peri yang terbang membentuk garis gugusan senyumanmu Ingin aku terbentang dan berputar seperti bianglala itu mengulang kembali masa lalu yang pernah merengkut air matamu Ingin aku selalu bernyanyi untukmu mengisi keheningan di hatimu meski aku tiada pernah sampai menyentuh palung yang tak pernah usai ...
Majalah Perempuan Kritis dan Cerdas