Langsung ke konten utama

MURAH BELUM TENTU TIDAK SEHAT


Oleh  Nova Santia

Mahasiswa S1 Jurusan  Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Ar-Raniry, Banda Aceh

 Murah yaitu nilai nominal yang ditentukan untuk menjual produk yang telah diproduksi. Bagi sebahagian orang mungkin berfikir hal yang murah tidak ada untungnya untuk dipergunakan bagi dirinya masing-masing. Dikarenakan  sebahagian orang bukan harga yang menjadi masalah dalam suatu barang atau produk, melainkan yaitu kualitas dan rasa yang pas dilidah. Kalau ditinjau dari sudut lain, harga yang murah ada untungnya bagi orang yang ekonomi rendah atau pas-pasan. Bagi orang yang keuangannya menegah ke bawah, hal yang murah itu ada juga yang sangat membantu kebutuhan dan keperluan masing-masing individu. Bahkan bagi sebahagian orang itu bisa menjadi peluang bisnis baginya, dan itu juga bisa sangat menguntungkan, baik bagi si penjual maupun bagi si pembeli.
Hal yang sering orang remehkan karena dianggap murah bisa juga sangat berguna untuk tubuh, bahkan bisa sangat membantu kita dengan hal yang murah tersebut, misal salah satunya yaitu jus 5000. Bagi sebahagian yang menyukai buah, tapi tidak sanggup untuk membelinya, dikarenakan harga buahnya yang tidak terjangkau, jus 5000 adalah pilihan yang tepat. Apalagi untuk kalangan mahasiswa, yang bagi sebahagiannya uang perbulan sudah pas hanya untuk keperluan kampus, untuk makan, dan juga untuk keperluan transportasi sudah sangat pas-pasan.  Ya, jus 5000 bisa menjadi sangat membantu karna dengan harga yang sangat terjangkau. Buah-buah yang tidak sanggup kita beli tersebut dapat kita beli di jus 5000. Sekarang  jus 5000 ini sangat mudah bisa kita jumpai di mana saja, dikarenakan oleh sangat populernya jus 5000 tersebut. Juga dengan hanya 5.000 itu, adalah  harga yang tidak menguras kantong baik itu mahasiswa, siswa, dan juga bagi kalangan lainnya.
Jangan pandang suatu hal hanya dengan casing  luarnya saja, bisa saja casing, atau tampilan luar tersebut dapat menipu sebahagian banyak orang. Sebaiknya,   coba difahami dan telusuri dulu. Belum tentu  suatu casing yang bagus hal yang lain akan bagus juga. Begitu pula dengan hal yang berbau murah, belum tentu juga hal yang murah tidak ada manfaatnya. Bahkan dengan adanya hal yang murah dapat membantu bagi berbagai kalangan. Sebagai pembeli yang cerdas, kita harus mampu melihat dan mempelajari suatu produk yang akan dibeli. Jangan abaikan faktor kebersihan, faktor bahan baku yang bagus dan juga hal-hal lain yang berkaitan dengan kesehatan kita. Bila kita tidak teliti dan tidak mau peduli akan hal tersebut, kita akan berhadapan dengan berbagai risiko kesehatan yang akan menguras banyak uang dari kantong kita. Makanan dan minuman yang sehat itu, tidak selamanya mahal, tetapi banyak yang murah. Namun, sekali lagi sebagai konsumen, kita harus teliti.

Bagi pengusaha atau pelaku usaha jus 5000, juga harus mampu menjaga usahanya agar tidak ditinggalkan oleh konsumen. Pengusaha jus 5.000 yang Muslim, sebaiknya menerapkan cara-cara menjalankan usaha yang Islami. Cara yang Islami itu misalnya tidiak menggunakan bahan yang merugikan orang lain, cara pembuatan yang halal dan sehat serta tidak mengurangi ukuran atau timbangan. Itu hanya beberapa pertimbangan agar para pelanggan juga loyal terhadap produk para penjual jus 5.000. Masih banyak cara lain yang bisa dilakukan. Utamakan kejujuran dalam berwirausaha.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...