Langsung ke konten utama

Pemkab Pidie Jalankan Upaya Percepatan Pencapaian SDG's



PIDIE- Wakil Bupati Pidie, Fadhlullah TM Daud, ST menyampaikan komitmen pemerintah Pidie dalam menjalankan berbagai upaya untuk percepatan pencapaian target Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goal (SDGs).

“Pemerintah Pidie berkomitmen menjalankan berbagai upaya strategis untuk percepatan pencapaian TPB/SDGs di Pidie. Kami berharap semua pihak dapat memperkuat kerja sama dan menjalankan berbagai upaya dengan seoptimal mungkin, sebab 17 tujuan yang termuat dalam TPB/SDGs tersebut merepresententasikan harapan seluruh elemen masyarakat. Semua orang ingin hidup dengan baik, terpenuhi kebutuhan dasarnya, bebas dari kemiskinan dan kelaparan, mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas, bisa memanfaatkan air bersih, berkurangnya kesenjangan serta dapat menikmati hidup dengan iklim sosial dan ekonomi yang nyaman dan berkeadilan”.

Komitmen ini disampaikan di hadapan peserta pada saat membuka acara konsultasi publik SDGs pemangku kepentingan yang diselenggarakan oleh Bappeda Pidie dan Flower Aceh dengan mengusung tema “Mewujudkan SDGs yang Responsif Gender, Inklusif dan Transformatif’ pada 18 Juli 2018 di Aula Bappeda Pidie. Kegiatan ini menghadirkan puluhan orang peserta dari unsur pemerintahan Pidie, organisasi masyarakat sipil dan lembaga pemerhati isu perempuan, perguruan tinggi dan akademisi, media, serikat buruh/pekerja, unsur filantropi dan swasta, serta perwakilan Forum Komunitas Perempuan Akar Rumput (FKPAR) Pidie.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Perencanaan Pemerintah dan Pengembangan Manusia, Bappeda Kabupaten Pidie, Faisal, SE, M.Si, AK, CA memaparkan tentang platform TPB/SDGs dan landasan hukum pelaksanaannya dan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Pidie untuk percepatan pencapaian TPB/SDGs.

“Platform TPB/SDGs merupakan agenda dunia yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sejak 21 Oktober 2015 sebagai tindak lanjut dari program Millenium Development Goals (MDGs) yang perakhir pada tahun 2015. SDGs menjadi rencana pembangunan dunia hingga tahun 2030 yang bertujuan untuk kemaslahatan manusia dan bumi, dengan mengedepankan prinsip “No one left behind” atau tidak seorangpun ditinggalkan”. Pelembagaan agenda SDGs ke dalam program pembangunan nasional diatur dalam Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang

Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang diterbitkan pada 4 Juli 2017 Perpres tersebut juga menjadi dasar hukum bagi pelasakanaan agenda SDGs di seluruh Indonesia, dan dapat terintegrasi secara harmonis dalam agenda pembangunan pemerintah sampai di tingkat kabupaten/Kota”.

Lebih lanjut, Faisal menegaskan upaya pemerintah Pidie dalam mengintegrasikan SDGs dalam perencanaan daerah.  “RPJM Kabupaten Pidie Tahun 2017-2022 terdapat 8 program prioritas “Pidie Meusigrak 2017-2022” yaitu penguatan akhlak dan budaya, reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan, peningkatan kualitas pendidikan dan SDM, peningkatan kualitas kesehatan dan kesejahteraan, peningkatan ketahanan dan kedaulatan pangan,  pengembangan ekonomi kreatif, industry dan pariwisata, peningkatan infrastruktur dan pengembangan kawasan, dan pengembangan SDA dan lingkungan. Seluruh program tersebut memiliki keterkaitan dengan 17 tujuan TPB/SDGs. Hal yang terpenting untuk dilakukan adalah menyediakan data-data berbasis bukti agar intervesi yang dijalankan tepat sasaran”.

Sementara itu, Direktur Flower Aceh, Riswati mengingatkan kembali kepada semua pihak untuk memastikan pengarusutamaan gender dan TPB/SDGs dalam perencanaan di seluruh tingkatan. “Pengarusutamaan gender dan TPB/SDGs dalam perencanaan harus dilaksanakan di seluruh tingkatan, mulai dari desa sampai kabupaten. 

Starategi pengarusutamaan gender dilakukan agar kebijakan dan anggaran yang direncanakan dapat memperhatikan pengalaman, harapan, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki secara adil. Catatan pentingnya, proses pengarusutamaan gender ini haruslah terjadi pada seluruh tahapan, dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, sampai pada proses evaluasi atas seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan sektor pembangunan”. 

Lebih lanjut Riswati memaparkan beberapa target TPB/SDGs yang berkaitan dengan kesetaraan gender. “Ada 5 tujuan TPB/SDGs yang sangat berkaitan dengan kesetaraan gender yaitu tujuan 1, mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun, tujuan 2 menghilangkan kelaparan, mencapai ketahan pangan, dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan, tujuan 5 mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum perempuan, tujuan 6 menjamin ketersediaan dan pengelolaan air bersih, tujuan 7 menjamin akses energy yang terjangkau serta tujuan 8 meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi semua”. 

Berdasarkan kondisi daerah serta pengalaman pengorganisasaian dan kepemimpinan perempuan di Pidie, peserta kegiatan mengusulkan 4 tujuan prioritas TPB/SDGs pemerintah Kabupaten Pidie, meliputi tujuan 1 tanpa kemiskinan, tujuan 3 kehidupan sehat dan sejahtera, tujuan 4 pendidikan berkualitas, dan tujuan 5 kesetaraan gender. Pada pertemuan strategis ini juga berhasil memetakan isu-isu strategis dan tata kelola SDGs Aceh, serta analisis tantangan, peluang dan strategi Kabupaten Pidie menuju pencapaian SDGs 2030 yang berkeadilan.

Kegiatan konsultasi publik SDGS yang sama juga dilaksanakan oleh Bappeda Aceh Utara bersama Flower Aceh pada tanggal 12 Juli 2018 di Opp Room Bappeda Aceh Utara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...