Langsung ke konten utama

Gadis Polos

Foto dok. Banten.co

Oleh: Rosnita
Anggota  Kelompok Perempuan Usaha Kecil (KPUK)  Merak Putih, Bireun

Seorang gadis usia 18 tahun, yang tinggal bersama kakaknya di sebuah kota. Dia kenal sebagai gadis yang polos. Suatu hari kakaknya mengajak si gadis ke sebuah acara. Di sana banyak orang yang datang. Dalam kerumunan orang-orang itu, sang gadis bertemu dengan seorang laki-laki yang belum Ia kenal. Laki-laki itu tersenyum melihat gadis. Ia tampak terkesima dengan  sang gadis itu.  Ia tampak  ingin mengenal gadis itu  lebih dekat lagi. Benar, ternyata  laki-laki itu mendekati gadis polos itu. Saat itu pula mereka saling mengenalkan diri. Buah dari perkenalan itu, tidak lama setelah pertemuan pada acara tersebut.  laki-laki itu bertandang ke rumah si gadis. Hemm, sepertinya laki-laki itu seperti orang kaya. Tak lama kemudian, si gadis diajak jalan-jalan ke pusat pembelanjaan untuk belanja sambil menikmati makanan.

Si gadis sangat senang karena dibelikan boneka, baju-baju yang bagus-bagus dan harga yang sangat mahal. Tidak lupa juga dibelikan untuk keponakan si gadis. Ia menerima dengan tanpa ada perasaan khawatir. Ia tidak sadar bahwa ia sedang dipengaruhi dengan pemberian itu. Tanpa disadari gadis polos itu telah masuk ke dalam perangkap laki-laki itu. Buktinya, sang lelaki itu kemudian  langsung  mengutarakan niatnya untuk menikah dengan  gadis yang masih belia dan sangat polos tersebut. Ternyata gadis polos itu juga menyukai laki-laki yang baru beberapa hari dikenalnya dan menyambut ajakan laki-laki tersebut untuk menikah, dengan membujuk kedua orang tuanya untuk merestui hubungan mereka.  Akan tetapi, kedua orang tua si gadis tidak meyetujui hubungan mereka, apalagi merestui mereka untuk menikah. Gadis yang masih sangat polos sudah tertutup pikirannya, dia tidak perduli biarpun orang tuanya tidak merestui mereka tetap menikah. Padahal, ia tidak pernah tahu tentang latar belakang si lelaki itu. Apakah ia benar-benar masih lajang atau belum beristeri. Si gadis tidak pernah terpikir dengan hal-hal itu. Ia sudah sangat tersengat dengan rayuan si lelaki. Akhirnya  gadis yang masih sangat polos menikah Siri di usia masih sangat dini.

Lalu, apa yang terjadi kemudian? Benar seperti kata pepatah, sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna. Penyesalan memang tidak pernah datang pada waktu awal. Penyesalan selalu muncul di akhir permasalahan.  Setelah mereka menikah, barulah si gadis tahu bahwa   laki-laki itu sudah beristri tiga. Apa hendak dikata, gadis yang masih sangat polos hanya bisa diam dan bersabar. Ia tidak tahu mau mengadu ke pada siapa. Orang tuanya merasa sangat bersalah dengan apa yang terjadi dengan putrinya. Mereka merasa tidak bisa menahan anaknya untuk tidak menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak mereka tahu asal usul, keluarganya dan sebagainya. Seluruh masyarakat kampung akhirnya tahu kabar tersebut. Tetapi nasi telah menjadi bubur, dia tidak  mengindahkan nasihat orang tuanya. Gadis polos akhirnya menyepi dalam kesendirian, menutup diri dari kalangan. Terpaku meratapi nasib kelam akan 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Guru- Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

Dalam Rangka Memperingati Hari Guru   Canda Tawa Oleh  Dahrina,M,S.Sg.MA   Panggilan suara hati Menerjang segala penjuru Betabur butiran  resah dalam pandemi  Kemana muaranya dunia pendidikan   Tersungkur kaku aku dalam lamunan Terkontaminasi jiwa dalam keraguan Pikirku mulai menerawang Akan kah pandemik ini bisa kulawan   Aku memang tidak punya kuasa Tapi Allah Maha di atas segalanya Aku lemah dalam berlogika Tapi Allah Nyata adanya   Kini.... Derap langkah siswaku kembali terdengar Guruku kembali mengajar Canda tawa siswaku berbalut persahabatan Ada guru yang membimbing dengan balutan karakter budiman   Guru mari kita bersama ciptakan suasana baru  Wujudkan merdeka belajar  Negeri ini menantimu dalam karya yang terus dikenang   Baying-Bayang Pandemi Komite MIN 11 Banda Aceh    Hari ini terasa berbeda dengan tahun-tahun yang lalu Hari ini kita rayakan hari guru dengan sangat sederhana Tapi janganlah terperanjat dengan kesederhanaanya Syukurilah apa yang sudah di takdirkan Allah    Har

Tingkatkan Budaya Baca, Dispersa Kota Banda Aceh Bina Pustaka Sekolah dan Gampong

Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh melalui program pengembangan minat dan budaya baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh berupaya untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat di Kota Banda Aceh. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh Alimsyah, S. Pd, MS melalui Sekretaris Dinas Amir mengatakan bahwa beberapa strategi dan upaya yang dilakukan yakni memberikan pembinaan kepada pustaka sekolah-sekolah dan gampong-gampong. "Yang dibina bukan hanya pustaka sekolah, dan pustaka gampong. Kita juga bina pustaka rumah sakit, pustaka di masjid-masjid dan di tempat-tempat publik, seperti pojok baca di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Banda Aceh," jelasnya saat ditemui pasa Selasa, (17/6/2020) Selain itu jelasnya, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam bentuk pelayanan pustaka keliling ke gampong-gampong atau sekolah-sekolah. "Untuk mendatangkan pustaka keliling ke sekolah atau gampong bisa masukkan surat ke dinas kita. Akan kita layani jika t

Peringati Hari Ibu, Kantor PPKB Banda Aceh Gelar Seminar Parenting

    Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-88 2016, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh menggelar seminar parenting bertajuk “Menjadi Ibu Profesional”.    Menghadirkan ahli parenting nasional Septi Peni Wulandani yang juga pimpinan Institut Ibu Profesional (IIP) Jakarta sebagai pembicara utama, acara ini diikuti oleh ratusan kaum perempuan dari berbagai kalangan di Aula Lantai IV, Gedung A, Balai Kota Banda Aceh, Selasa (29/11/2016). Di antara tamu undangan terlihat hadir Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah, Ketua DWP Banda Aceh Buraida Bahagia, para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, Ketua Balee Inong se-Banda Aceh, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya. Kepala Kantor PPKB Banda Aceh Badrunnisa menyebutkan peringatan Hari Ibu ke-88 2016 mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan, dan Perdagangan Orang.” Pihaknya, sebut Badrunnisa, terus ber