Langsung ke konten utama

Nurhayati Muhammad, Kaya Prestasi, Disenangi Para Siswa


Oleh Raisa Devina
Nurhayati Muhammad adalah seorang guru di Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Aceh. Perempuan kelahiran Lubuk Gapuy, Aceh Besar ini seorang guru kimia sekaligus matematika. Ayahnya seorang petani dan salahseorang karyawan Bank Daerah di Aceh. Kedisiplinan yang diterapkan ayahnya mengharuskan Nurhayati dan saudara-saudaranya untuk bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Semasa sekolahnya dulu, ia menempuh pendidikan di MIN 1, MTsN 1 dan MAN 1 kota Banda Aceh. Selepas dari Sekolah Menengah Atas ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Syiah Kuala, tepatnya Jurusan Teknik Kimia. 
Nurhayati atau yang lebih akrab dengan sapaan Nur juga memiliki banyak pengalaman dalam hal menulis. Sejak di UNSYIAH ia mulai menulis di berbagai Jurnal Ilmiah, baik di Proceeding beberapa International conference dan  jurnal Lokal, Nasional, maupun Internasional.Sejak semester satu, ia mengikuti konferensi Nasional maupun Internasioanl secara berkala dan berkolaborasi dengan beberapa proyek dosen (DIKTI) dalam keilmuannya. Sejak kecil, Nur berkeinginan untuk memiliki Foundationdi bidang Pendidikan dan Komunitas Sosial. Hal ini dibuktikannya pada Tahun 2010, ia berhasil menjadi seorang tutor di salah satu bimbingan belajar terbaik di kotanya. 
Bersama temannyajuga ia telah mendirikan sebuah bimbingan belajarNur juga memiliki segudang prestasi yang dicapainya selama menempuh pendidikan,di antaranya pada tahun 2005, ia pernah menjadi juara dalam olimpiade matematika tingkat provinsi di Banda Aceh, menjadi juara dalam olimpiade matematika tingkat Nasional, mengikuti berbagai seminar didalam maupun diluar kota dan lain sebagainya. 
Tidak hanya itu saja, pada tahun 2012 ia juga mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya ke Negeri Farmosa tepatnya di National Cheng Kung University. Selama berkuliah di Taiwan,ia juga pernah menjadi Runner-up Best Presenter of the 4thGreen Biochemical Engineering Conference, Tunghai University, Taichung, Taiwan (2014). 
Setelah menamatkan pendidikannya di Taiwan, Nurhayati telah mempublikasikan 3 karya ilmiah yang telah terindeks Scopus. Pada akhir tahun2014,Nurhayati bergabung dengan Yayasan Sekolah Sukma Bangsa Pidie. Menjadi seorang yang Concerndalam dunia pendidikan merupakan salah satu alasan mengapa ia bergabung dengan Sekolah Sukma Bangsa. Mulanya Nur hanya menjadi guru kimia di sekolah Sukma,hingga pada tahun 2015 ia diangkat menjadi wakil kesiswaan sekolah Sukma Bangsa Pidie. 
Menjadi seorang guru bukanlah hal yang pernah terfikirkan oleh Nur,namun dengan keramahan dan kemampuannya dalam mengajar membuat ia menjadi salah seorang guru yang disenangi oleh banyak siswa. Selain itu,semenjak bergabung dengan Yayasan Sukma, ia mulai gemar menulis narasi pengalamannya mengajar dan kebersamaannya dengan anak-anak di website pribadinya. Sejak saat itu pula ia mulai menulis berbagai Opini Pendidikan di media Nasional. Selanjutnya pada tahun 2015 ia melanjutkan Pendidikannya di University of Tampere Finlandia atas kerjasama Yayasan Sukma dengan Finland University.Selepas dari Finlandia Nurhayati kembali mengajar di sekolah Sukma Bangsa sebagai guru matematika. Karena beberapa program beasiswa yang diikutinya Nurhayati mampu menguasai bahasa Inggris dengan baik dan sedikit mampu dalam berbahasa Cina. Karena kemampuannya yang baik dalam berbahasa Inggris, ia juga sering disangka sebagai guru bahasa Inggris oleh para siswa baru sekolah Sukma Bangsa. Selain itu Nur juga mulai fokus menulis di dunia pendidikan dengan mempublikasikan beberapa tulisannya dalam Proceeding konferensi Internasional di Educational Bureau, Hong Kong pada Februari 2018. Hingga kini ia telah menjabat sebagai Head of Cambridge Program an Exam Officer of Cambridge International Assessmentdi Sekolah Sukma Bangsa Pidie

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...