Oleh Drs. Hasbi Yusuf
(Berdomisili di Banda Aceh)
Bahasa Atjèh termasuk bahasa yang sangat unik dalam pengucapan dan penulisannya, dan juga merupakan bahasa yang sangat kaya perbendaharaan kosa katanya. Selain kosa kata asli yang lumayan banyak, diperkaya lagi oleh sejumlah kosa kata serapan dari bahasa-bahasa lain, terutama bahasa Melayu.
Bahasa Melayu yang telah terserap dan teradopsi secara alamiah dan harmonis melalui pergaulan yang lumayan luwes dan lama dari suku Atjèh sendiri dengan suku Melayu. Lebih-lebih beberapa kerajaan Melayu di Sumatera dan Semenanjung Malaka memang pernah berada di bawah pengaruh kerajaan Atjèh.
Diantara beberapa bahasa lain yang paling dominan mempengaruhi, mewarnai dan menambah perbendaharaan kosa kata bahasa Atjèh adalah bahasa dari empat negara atau bangsa yang terkait dengan nama Atjèh itu sendiri.
Konon nama "ATJÈH" berasal dari gabungan singkatan nama beberapa negara, yaitu:
A = Arab; TJ = Tjina;
È = Èropa, H = Hindia.
Dari empat suku bangsa di atas, Arab dan India kelihatan lebih dominan, baik dari segi postur tubuh, wajah, warna kulit, kepercayaan, adat budaya dan logat bahasa atau dialegnya. Namun dari jumlah kata yang telah terserap secara sempurna ke dalam bahasa Atjèh, maka kosa kata bahasa Arab merupakan yang terbesar jumlah dan pengaruhnya.
Bahasa Atjèh bukan hanya diperkaya saja dengan kosa kata bahasa Arab, melainkan ditambah lagi dengan penggunaan aksara Arab (huruf Hijaiyah) yang diperkaya dengan enam huruf arab yang dimodifikasi sedemikian rupa dalam rangka melengkapi bunyi fonem sesuai lidah masyarakat Atjèh dalam bertutur bahasa Atjèh. Aksara Arab yang diperkaya dengan huruf Arab yang telah dimodifikasi dinamakan huruf Jawi (huruf Jawo).
Berikut ini kami berikan aksara Arab (huruf Hijaiyah) secara utuh.
ا ب ت ث ج ح خ
د ذ ر ز س ش
ص ض ط ظ ع غ
ف ق ك ل م
ن و ه ء ي
Berikut ini merupakan ena huruf Hijaiyah yang telah dimodifikasi sedemikian rupa yang menjadi aksara tambahan dalam bahasa Atjèh:
cha = چ (ha bertitik tiga)
nga = ڠ (ain bertitik tiga)
pa = ڤ (fa bertitik tiga)
ga = ڬ (kaf bertitik satu)
va = ۏ (wau bertitik satu)
nya = ڽ (nun bertitik tiga)
Agar lebih teratur dan mudah untuk dipelajari maka kedua macam aksara tersebut kita gabungkan saja sesuai susunan dan urutan letak yang lebih umum seperti tabel berikut ini.
Berbagai karma tulis dan rattan judo kitab telah menggunakan tulisan Arab-Jawi, pada masa Aceh mash merupakan kerajaan Islam yang berdasulat.
Komentar
Posting Komentar