Langsung ke konten utama

Tiga Pesan Paling Berharga




Oleh: Teuku Hendri Saifullah


Keatua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah kec. Manggeng Kab. Aceh Barat Daya  


Bagi seorang muslim yang bertaqwa, dalam menjalani kehidupannya di dunia ini haruslah seimbang. Artinya kehidupan yang tidak hanya mengutamakan sisi hubungan dengan Allah semata (vertikal/ hablumminallah) dengan selalu beribadah semata melainkan juga harus memiliki rasa sosial atau memiliki hubungan baik antar sesama manusia (horizontal/hablumminannas).


Kehidupan yang ideal adalah kehidupan yang bisa menggabungkan 2 (dua) hal tersebut secara baik dan benar sesuai dengan perintah Allah. Serta diikuti dengan akhlak yang mulia. Hal ini telah dijelaskan dalam sebuah hadis rasul yaitu:


"Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal r.a, dari Rasulullah Saw. Bahwa beliau bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan (melakukan) kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan (keburukan). Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang mulia." (HR. At-Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits Hasan Shahih).


Hadis tersebut mengandung tiga pesan Nabi yang sangat penting, yakni tentang hubungan secara vertikal manusia kepada Allah (habluminallah) dan hubungan secara horizontal sesama manusia (habluminannas).


Pertama, Perintah bertakwa kepada Allah di manapun Berada


Di manapun kita berada (any where) ketaqwaan harus tetap kita jaga, baik saat sunyi sendirian, terlebih lagi ketika berada di tengah keramaian. Inilah sebenar-benarnya takwa dan merupakan takwa yang paling berat.


Terkadang godaan pada situasi tertentu dapat membuat seseorang bisa berbuat jahat atau maksiat. Tanpa menyadari bahwa pada diri mereka terdapat 2 (dua) malaikat yang selalu mencatat amal perbuatan manusia yaitu malaikat Raqib dan Atid.


Tidaklah salah pesan dari bang napi pada suatu acara di saluran tv swata, bang napi berkata: "kejahatan itu bukan karena ada niat pelakunya tetapi karena adanya kesempatan, waspadalah.. waspadalah" demikian pesan bang napi.


Imam Syafii rahimahullah berkata: bahwa "Perkara yang paling berat itu ada tiga, yaitu berlaku dermawan saat memiliki sedikit harta, meninggalkan hal yang haram saat sendirian dan mengatakan kebenaran saat berada di dekat orang yang diharapkan kebaikannya atau ditakuti kejahatannya" (Jami Ulum wa Hikam 2/18).


Dalam kesendirian atau ketika menyepi tanpa ada seorang pun yang mengetahui, maka dorongan untuk berbuat maksiat akan semakin besar. Namun apabila ia benar-benar bertakwa kepada Allah, maka hal demikian tidak akan terjadi. Karena ia sadar betul bahwa Allah senantiasa mengawasinya setiap saat.


Kedua, bersegera melakukan amal saleh


Dalam hadits tersebut Rasulullah berpesan agar bersegera melakukan kebaikan tatkala terjerumus dalam keburukan. Jangan beranggapan jika sudah terciprat, maka tercebur sekalian saja biar basah. Ungkapan ini merupakan anggapan yang sangat keliru.


Bahkan hadits ini menjelaskan perintah untuk segera bertaubat kepada Allah. Karena taubat merupakan amal shalih yang paling mulia dan harus disegerakan pengerjaannya. Allah Taala berfirman:


وَتُوبُوۤا۟إِلَىٱللَّهِجَمِیعًاأَیُّهَٱلۡمُؤۡمِنُونَلَعَلَّكُمۡتُفۡلِحُونَ


"Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung." (QS. An-Nur: 31)


Oleh karenanya segala perbuatan buruk yang pernah kita lakukan hendaknya dapat dihapus oleh Allah dengan kita melakukan perbuatan baik. Namun demikian, dosa yang terhapus hanyalah dosa-dosa kecil saja, karena dosa besar hanya terhapus jika pelakunya benar-benar telah bertobat atau taubat nasuha. Karena hanya dosa kecil saja yang terhapuskan oleh perbuatan baik, maka ketika seseorang terjerumus dalam dosa dan maksiat wajib baginya untuk segera bertobat, melakukan amal saleh dan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatannya tersebut.


Ketiga, memiliki pribadi yang berakhlak mulia


Pesan yang terakhir yaitu perintah untuk memiliki akhlak yang mulia dalam hubungan sesama manusia. Contoh yang paling mudah dalam berakhlak mulia yaitu senyuman yang diiringi wajah yang berseri ketika bertemu dengan orang lain dan bertegur sapa. Oleh karenanya Rasulullah saw. mengkaitkan antara akhlak mulia dengan iman yang sempurna. Rasulullah Saw. bersabda, "Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya." (HR. At-Tirmidzi No. 2612, ia berkata: Hadits Shahih).


Selain itu, pribadi yang berakhlak mulia akan senantiasa menjadikan persaudaraan sesama muslim sebagai perekat hubungan dalam pergaulannya, tidak mudah terpancing oleh hasutan dan kedengkian. Saling memberikan support dan bantuan jika ada yang membutuhkan serta tidak dengki jika ada yang diberikan kenikmatan atau rizki yang banyak.


Pada penutup tulisan ini, penulis berpesan kepada diri penulis dan juga kepada semua pembaca agar kita semua kembali mengingat 3 pesan dari Rasul yang sangat berharga ini. Sehingga nantinya kita menjadi insan yang dicintai Allah dan RasulNya serta dicintai oleh sesama manusia karena pribadi dan akhlak mulia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...