Oleh Delia Rawanita " Ayah, lihatlah. Ada burung masuk ke dalam rumah kita" teriak Niki gembira. " Tutup pintunya, biar tidak keluar" teriak Biyu dari dalam kamar. Benar saja burung itu terperangkap di ruang tamu. Tubuhnya lemah tidak bergerak, pasrah. " Kasihan, pasti kamu lapar, ya" kata Niki sambil mengelus bulu burung dengan hati hati. Biyu segera mengambil air dan beras. Burung Balam berwarna putih bersih ternyata jinak, dalam sekejap burung tersebut sudah mulai berani beradaptasi, paruhnya dengan lincah mematuk beras yang diberikan Niki. Syukurlah, burung Balam sesat tersebut selamat di tangan Dua kakak beradik ini. Apalagi mereka ternyata penyayang binatang. " Yah, belikan sangkar buat burung ini " rengek Niki pada Ayah " Kasihan burungnya, sudah tidak bebas hidupnya" sahut Ayah " Jangan dilepas ya, Yah" kata Biyu sedih. " Oke, mumpung hari libur, bagaimana kalau Ayah bikin tempat singgah burung di samping...
Majalah Perempuan Kritis dan Cerdas