Langsung ke konten utama

Pada Konferensi CSS, Hasanuddin Paparkan Capaian Universal Akses Banda Aceh



Banda Aceh - Pada acara pembukaan konferensi City Sanitation Summit (CSS) XVI AKKOPSI, Plt Wali Kota Banda Aceh Hasanuddin memaparkan progres pencapaian target universal akses di Kota Banda Aceh hingga saat ini, Kamis (24/11/2016).

Di hadapan Menko Bidang PMK Puan Maharani dan Menteri PUPR Basuki Hadimulyono yang ikut hadir acara yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood itu, ia menyatakan Pemko Banda Aceh sangat perduli terhadap pengembangan sanitasi. “Komitmen tersebut ditunjukkan di antaranya melalui pengembangan Buku Putih Sanitasi yang diintegrasikan dengan dokumen perencanaan perkotaan lainnya.” 

“Sebagai hasilnya, saat ini tercatat rasio rumah tinggal yang berakses sanitasi di Banda Aceh sudah mencapai 97 persen, dengan cakupan pelayanan sampah sebesar 88 persen. Cakupan layanan air bersih juga sudah mencapai 88 persen,” ungkap Hasanuddin yang juga mejabat sebagai Kadishubkomintel Aceh ini. 

Di sektor drainase, sambungnya, Banda Aceh sudah memiliki sistem drainase yang sebagian besar sudah tertutup sepanjang 186 km lebih. Sistem drainase ini terbagi dalam delapan zona dan terbukti cukup efektif mengatasi permasalahan banjir genangan pada musim hujan. Selain itu pemerintah juga sudah membangun sembilan rumah pompa dan 129 pintu air.”

Hal lainnya, berbagai pendekatan pemeliharaan dan perlindungan lingkungan juga terus digalakkan. “Mulai dari program peningkatan Ruang Terbuka Hijau yang saat ini mencapai 809,7 hektar dari target sebesar 928 hektar, hingga upaya peningkatan keterlibatan dan partisipasi masyarakat melalui berbagai komunitas hijau,” katanya.

Meski begitu, pihaknya menyadari masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk perbaikan kualitas sanitasi di Banda Aceh, baik dalam bidang layanan air bersih, pengelolaan air limbah, maupun persampahan. “Dukungan dari berbagai pihak khususnya dari AKKOPSI akan sangat berharga bagi upaya tersebut, sehingga sesuai dengan target pembangunan maka pada 2019 nanti, diharapkan 100 persen masyarakat Kota Banda Aceh sudah memiliki akses terhadap sanitasi.”

Ia pun menyebutkan, AKKOPSI merupakan wadah yang sangat berharga bagi upaya percepatan pencapaian target universal akses. “Pertemuan ini menjadi bagian penting bagi kita semua untuk mengambil peran dalam menetapkan langkah-langkah yang lebih konkret untuk mencapai tujuan tersebut.”

Melalui kegiatan CSS, pihaknya juga merekomendasikan peningkatan berbagai program partisipasi masyarakat di dalam upaya pencapaian universal akses. “Masyarakat sebagai aktor utama yang terlibat secara langsung dalam proses ini, harus benar-benar memahami pentingnya sanitasi dan dampaknya bagi kualitas hidup mereka. Sehingga prilaku dan kebiasaan yang cinta dan perduli sanitasi dapat benar-benar tertanam dalam jiwa masyarakat kita,” pungkasnya.

Seperti diketahui, RPJMN 2015-2019 mengamanatkan pada 2019 Indonesia harus bisa mencapai universal akses atau yang disebut sebagai gerakan 100-0-100 (100% akses air minum-0% pemukiman kumuh-100% akses sanitasi). Artinya, pada 2019 setiap mayarakat Indonesia baik yang tinggal di perkotaan maupun kawasan perdesaan sudah memiliki akses 100 persen terhadap sumber air minum aman dan fasilitas sanitasi layak, serta 0 persen yang menghuni kawasan kumuh.

CSS XVI AKKOPSI 2106 di Banda Aceh diikuti oleh 55 bupati/wakil bupati dan wali kota/wakil wali kota se-Indonesia. Kepala daerah yang hadir antara lain Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Wali Kota Bogor Arya Bima, Wali Kota Balikpapan yang juga Ketum AKKOPSI M Rizal Effendi, Bupati Tojo Una-Una Mohammad Lahay, dan Bupati Rokan Hilir Suyatno. (Jun)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Petualangan

  Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok, Jawa Barat Baru kusadari, ternyata upaya memotong ikatan emosiku dengan dunia petualangan di alam terbuka dengan sekian tahun menutup diri dari interaksi dengan Mapala UI, tidaklah menghentikan petualangan itu. Ruh petualangan itu hanya berpindah di kehidupan keseharian. Aku masih ingat saat seorang kolega senior dalam dunia tersebut bicara tentang keinginan mendaki puncak Everest, lantas berlanjut ke 8.000 meter yang lain, kukejar dengan pertanyaan "sesudah itu...?" Tak pernah kuproleh jawaban yang jelas. Puncak Everest dan 8.000 an meter itu bukan milikku yang amatir, mereka milik para profesional dan sedikit kegilaan seperti tokoh di bawah ini. Kilas balik, memasuki dunia pendidikan STM Pembangunan adalah sebuah petualangan yang "terpaksa" karena ongkos memasuki SMA tak terjangkau. Di terima di PTN terbaik negeri ini juga petualangan, karena sungguh tak terbayangkan, ikut ujian PP-I di Gelora Senayan, sendirian tanpa kawa...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...