Langsung ke konten utama

Peran Orang Tua Dalam Memberantas Kekerasan Seksual Terhadap Anak


 
Oleh: Rachmadi

Mendidik anak adalah pelajaran yang paling penting bagi setiap orang tua karena merupakan hal mendasar bagi mereka untuk menjadikan anak-anaknya sebagai anak yang berbudi pekerti agung. Dalam mendidik anak, nilai-nilai agama sangatlah penting untuk diterapkan agar anak mampu menghindari hal-hal yang menyimpang seperti pelecehan seksual yang bisa dilakukan orang lain kepadanya. Setiap orang tua mempunyai kewajiban untuk menjaga dan melindungi anak-anak mereka dari tindak kejahatan seksual. Ada berbagai macam cara orang tua untuk melindungi buah hati mereka dari ancaman tersebut salah satunya dengan melakukan pengawasan terhadap anak ketika sang anak sedang berada diluar rumah.

Dibeberapa sumber media online yang kami baca, sangat banyak kasus mengenai pelecehan seksual terhadap anak dibawah umur yang dilakukan oleh seorang guru. Bayangkan saja seorang guru yang selaknya menjadi panutan dan menjadi seorang pendidik malah melakukan perbuatan keji yang diluar nalar manusia terhadap muridnya. Kasus-kasus ini menyita banyak perhatian dari berbagai pihak yang amat menyayangkan kejadian tersebut. Hal ini merupakan salah satu contoh lemahnya pengawasan orang tua terhadap anak ketika berada diluar rumah. .

Sebagaimana kita ketahui bahwa anak yang masih dibawah umur belum memiliki pengetahuan mengenai kejahatan yang semacam ini. Mereka masih sangat polos dan sama sekali tidak tau apapun mengenai hal tersebut. Sangat miris rasanya apabila hal ini sampai terjadi kepada anak yang masih dibawah umur karena banyak dampak negatif yang akan terjadi dimasa depan anak. Sang anak bisa mengalami depresi dan trauma yang berkepanjangan dikarenakan pelecehan seksual yang pernah dialaminya, dan yang paling ditakutkan adalah anak yang pernah mengalami pelecehan seksual dimasa kecil akan melakukan pelecehan seksual pula terhadapat anak-anak lain ketika dia sudah dewasa.

Untuk mengatasi hal ini, peran orang tua sangat dibutuhkan yaitu dalam mengawasi dan melindungi anaknya ketika mereka melakukan kegiatan diluar rumah. Kejahatan bisa terjadi kapan dan dimana saja, tidak memandang siapa yang akan menjadi korbannya. Orang tua diharapkan dapat memastikan bahwa anak-anak mereka mendapat tempat yang aman untuk belajar atau mengikuti kegiatan-kegiatan diluar rumah. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan orang tua adalah mendampingi anak-anak mereka yang sedang mengikuti kegiatan diluar rumah, temani mereka dari awal hingga kegiatannya usai. Waspada terhadap siapa saja yang dapat berbuat kejahatan seksual terhadap anak anda terutama kepada lawan jenisnya yaitu orang dewasa yang berada disekitar anak anda. Selain itu, bekali anak-anak anda dengan pengetahuan untuk menjaga diri mereka. Ajarkan mereka untuk bersikap jujur dan berani untuk melawan kajahatan walau dengan hal yang kecil. Pengetahuan agama sangat penting dalam memberi bekal bagi tumbuh kembang anak. Oleh karena itu diharapkan para orang tua agar lebih waspada dan lebih memperhatikan serta menjaga anak-anak nya ketika mereka beraktifitas diluar rumah agar tidak terjadi hal-hal yang buruk.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Petualangan

  Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok, Jawa Barat Baru kusadari, ternyata upaya memotong ikatan emosiku dengan dunia petualangan di alam terbuka dengan sekian tahun menutup diri dari interaksi dengan Mapala UI, tidaklah menghentikan petualangan itu. Ruh petualangan itu hanya berpindah di kehidupan keseharian. Aku masih ingat saat seorang kolega senior dalam dunia tersebut bicara tentang keinginan mendaki puncak Everest, lantas berlanjut ke 8.000 meter yang lain, kukejar dengan pertanyaan "sesudah itu...?" Tak pernah kuproleh jawaban yang jelas. Puncak Everest dan 8.000 an meter itu bukan milikku yang amatir, mereka milik para profesional dan sedikit kegilaan seperti tokoh di bawah ini. Kilas balik, memasuki dunia pendidikan STM Pembangunan adalah sebuah petualangan yang "terpaksa" karena ongkos memasuki SMA tak terjangkau. Di terima di PTN terbaik negeri ini juga petualangan, karena sungguh tak terbayangkan, ikut ujian PP-I di Gelora Senayan, sendirian tanpa kawa...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...