Langsung ke konten utama

Merancang Masa Depan Pendidikan Anak




Oleh Budi Raharjo



Keterlibatan Orang Tua

Baru-baru ini telah terjadi kecelakaan di jalan raya yang mengakibatkan 2 orang siswa SMP Negeri 16 meninggal dunia. Padahal baru saja mereka menjalani ujian nasional berbasis computer yang diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia. Dunia pendidikan sempat terkejut akan kejadian ini, namun tidak ada alasan bagi kita untuk mencari kambing hitam atas kejadian ini, karena itu semua terjadi atas kehendak Allah SWT.

Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama yang dilalui oleh sesorang anak yang memberikan pengaruh dan dampak secara langsung kepada anak tersebut. Sehingga pendidikan keluarga dikatakan sebagai pendidikan dasar dan utama dari anak. Seorang anak mengerti tentang bagaimana ia bertindak dan bersikap yaitu dari keluarganya. Maka dari itu pendidikan keluarga ini hendaknya diperhatikan dengan baik oleh orang tua, karena semua yang dilakukan atau ditunjukkan oleh orang tua, akan menjadi contoh atau teladan yang nyata bagi si anak. Banyak kasus yang sering kita saksikan menunjukkan bahwa betapa pentingnya peran dari keluarga itu.

Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak adalah salah satu kunci keberhasilan anak di sekolah. Pentingnya peranan keluarga dalam pendidikan anak, khususnya orangtua dapat dilihat dari beberapa poin. Pertama, Orang tua telah dikenal anak sebagai guru mereka yang pertama dan sebagai panutan. Orang tua adalah guru yang penting.

Para orangtua dan keluarga harus berusaha menjalin hubungan yang dekat dengan anak-anak, penuh kasih-sayang, sehingga mereka merasa diperhatikan, karena bisa jadi mereka berasyik-asyik dengan tayangan-tayangan Internet yang buruk atau hand-phone yang merupakan pelarian dikarenakan mereka merasa kurang diperhatikan. Sebaiknya orang tua juga membatasi penggunaan hand-phone yang dipenuhi dengan berbagai games, yang akan mengurangi bahkan menyita waktu belajar mereka dan dapat merusak kesehatan pribadi anak.

Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang disebut sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan cara yang paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak. Sebagai orang tua perlu mengetahui tugas-tugas perkembangan anak pada tiap usianya, untuk mempermudah penerapan pola pendidikan dan mengetahui kebutuhan optimalisasi perkembangan anak.

Maka dari itu, peran keluarga dalam pendidikan anak sangat penting dilakukan pada anak di usia dini, agar anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang dapat membentuk pribadi yang baik, jujur, bertanggung jawab, disiplin serta mandiri. Keluarga merupakan pondasi utama dalam tahap pertumbuhan pan perkembangan jiwa dan akhlak anak termasuk dalam pendidikan anak dimasa mendatang serta menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhannya. Dari sinilah dibutuhkan pentingnya peran keluarga dalam mendukung aktivitas yang dilakukan anak dalam hal yang positif dan menasehati anak dengan cara yang baik jika melakukan kesalahan.

Kualitas Pendidikan Keluarga

Pada umumnya, orang tua telah mengetahui bahwa anak merupakan amat dari Tuhan Yang Maha Esa yang harus dibesarkan, diarahkan, dan dididk, terutama di lingkungan keluarga. Akan tetapi, kenyataan membuktikan bahwa pengetahuan akan hal itu tidak ditindaklanjuti dengan aksi/perbuatan. Oleh sebab itu, timbul kecenderungan orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya kepada sekolah atau guru mengajinya. Mereka akan senang jika telah menyekolahkan anaknya atau menitipkan putra-putrinya kepada guru mengaji mereka. Hal ini menyebabkan orang tua apatis terhadap pendidikan anak dalam keluarga, padahal sebagian besar waktu anak justru dihabiskan di dalam lingkungan keluarganya.

Keberhasilan dan kualitas pendidikan keluarga sangat ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua hal, yaitu penciptaan iklim belajar dalam keluarga dan kualitas kemampuan orang tua dalam melaksanakan proses pendidikan. Semakin kondusif iklim belajar dalam lingkungan keluarga, semakin berhasil pendidikan keluarga tersebut. Semakin tinggi kualitas kemampuan orang tua dalam melaksanakan pendidikan keluarga, semakin berhasil pendidikan keluarga tersebut.

Secara sosial-psikologis, keterlibatan orang tua dalam mendidik anak-anaknya adalah tuntutan sosial dan kejiwaannya. Sebab pada umumnya setiap individu berkeinginan memiliki posisi terhormat di hadapan orang lain dan setiap individu meyakini bahwa kehormatan adalah kebutuhan naluri insaniahnya. Tidak seorangpun yang akan menjatuhkan martabatnya sendiri di hadapan orang lain. Dalam konteks ini, anak adalah simbol sosial dan kebanggaan psikologis orang tua di lingkungan sosialnya. Lingkungan yang baik juga akan ikut berbangga hati jika terdapat anak sebagai generasi penerus yang berkualitas dan mampu meninggikan martabat dan nama baik lingkungan sosial dan bangsanya.

Suatu kenyataan yang sangat memperihatinkan adalah semakin berkurangnya perhatian orangtua terhadap keluarga dalam pendidikan dan pembinaan kualitas manusia. Hal ini terbukti dengan kecilnya usaha dan penelitian serta kajian dari kalangan ahli pendidikan sendiri, sehingga kita semua mengalami kemandekan metodologi pendidikan dalam pranata keluarga, sehingga peranan keluarga sebagai pranata pendidikan terabaikan dan mempercayakan pembinaan kualitas manusia kepada sekolah atau lembaga-lembaga lain diluar keluarga. Padahal kenyataan yang banyak kita hadapi memberikan bukti bahwa pada umumnya manusia-manusia yang berkualitas berasal dari lingkungan keluarga yang memberikan pendidikan dengan baik.

Untuk itu, hanya dengan memaksimalkan peran keluarga dalam pendidikan anak selamanya tidak akan cukup dan efektif tanpa mengembalikan pula peran keluarga, masyarakat dan negara. Memperkuat peran keluarga adalah baik. Hanya saja upaya itu tidak akan maksimal tanpa adanya peran keluarga, masyarakat dan negara yang berjalan beriringan sesuai dengan yang telah ditetapkan Islam. Wallahu a’lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Tahun Baru, Semangat Baru

Assalamualaikum sahabat Popot dan Nyanyak yang dirahmati Allah. Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat, kritis dan cerdas serta senantiasa dalam lindungan Allah. Alhamdulilah hari Senin, tanggal 1 Januari 2024 lalu kita sudah masuk ke tahun baru. Kita sudah meninggalkan Tahun 2023. Tentu ada    banyak cerita, peristiwa yang terjadi dan kita alami di tahun 2023 yang menjadi catatan sejarah hidup kita. Cerita    suka dan duka yang tak terlupakan. Bisa jadi ada hal yang kita rencanakan untuk diwujudkan pada tahun 2023 lalu yang belum terwujud dan juga ada hal yang tidak tercapai, maka di tahun 2024 ini masih bisa untuk diwujudkan.  Nah, sahabat Popot dan Nyanyak yang berbahagia, Apa saja yang belum sahabat wujudkan di tahun 2023 yang lalu? Apa pula yang menjadi kelemahan atau kekurangan yang ada dalam diri selama 2023 yang lalu?    Bagaimana sikap sahabat semua? Malaskah? Atau sudah rakın, tapi belum berhasil?  Lalu, kini ketika kita sudah betad...

Sembilan Aktivitas Pengisi Liburan Anda Yang Sangat Menarik

Oleh Dian Balkis Mahasiswi  Jurusan Perbankan Syariah, FEBI UIN Ar-Raniry, Banda Aceh Assalamualaikum pembaca Bertemu kembali bersama saya Dian Balkis. Senang sekali dapat berbagi cerita  pada kesempatan ini. Oke saya akan sedikit bercerita tentang kegiatan setelah berlalunya semester 5. Bagi pembaca yang masih kuliah, pasti akan mengalami liburan semester. Ada sebagian mahasiswa yang senang libur semester, ada juga yang tidak senang karena berbagai alasan. Bagi mahasiswa yang bukan perantau, liburan semester bukan moment-moment yang dinantikan, tetapi jika bagi mahasiswa perantau, libur semester merupakan moment yang sangat dinantikan, karena mereka sangat ingin pulang kampung dan bertemu dengan keluarga. Sebagian mahasiswa libur semester ini menjadi hal yang sangat membosankan, apalagi mahasiswa rantauan yang pulang kampung. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan di rumah, sehingga dapat membuat mereka suntuk dan bosan. Seharusnya ada kegiat...