Langsung ke konten utama

Masa Tugas Panwaslih Berakhir, Walikota Minta Silaturrahmi Tetap Berlanjut



Banda Aceh – Masa tugas Ketua Panwaslih Banda Aceh dan jajarannya telah berakhir pada 31 Agustus lalu. Panwaslih telah melaksanakan tugasnya melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Pemilukada pada 2016 lalu. Saat bertemu Walikota Banda Aceh H Aminullah Usman SE Ak MM, Selasa (19/9/2017) di Balaikota, panwaslih menyampaikan permintaan pamit kepada dan menyampaikan terimakasih atas kerjasama yang telah dilakukan selama ini.

“Masa tugas kami hanya 15 bulan, dari Bulan Mei 2015 hingga Agustus 2017. Alhamdulillah kami telah menyelesaikan tugas kami.” Ujar Ketua Panwaslih, Sabirin yang pada kesempatan tersebut didampingi Kepala Sekretariat Panwaslih Kota Basyir ST, Sandra Parulian, Yusuf Al-Qardawi dan Muhammad Heikal.

Sementara itu, Aminullah Usman menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Panwaslih Kota yang telah berakhir masa tugasnya melakukan pengawasan selama kontestasi pilkada Banda Aceh berlangsung, mulai dari sebelum pilkada hingga selesainya proses dekokrasi tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Aminullah mengakui bahwa kinerja Panwaslih Kota Banda Aceh mendapat apresiasi dari sejumlah pihak.

“Kinerja Panwaslih Kota menjadi salah-satu yang terbaik di Aceh bahkan Indonesia. Indikasinya dapat kita lihat dari proses pilkada Banda Aceh yang berlangsung aman damai dan tertib. Dan juga tidak ada complain dari para calon. Ini tentunya tidak terlepas dari peran Panwaslih dari sisi pengawasan,” ungkap Aminullah.

Aminullah juga menilai Panwaslih Kota independen dan berharap kedepan indepensi tersebut dapat dipertahan terlepas dari siapapun yang akan menduduki jabatan di Panwaslih periode selanjutnya.

“Kami sangat mengapresiasi, masa tugas boleh saja berakhir tapi silaturrahmi kita harus tetap berlanjut,” tutup Aminullah. (mkk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...