Langsung ke konten utama

Pemko Banda Aceh Terima Anugerah Kebudayaan 2017



Jakarta - Pemerintah Kota Banda Aceh menerima Anugerah Kebudayaan 2017 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Mendikbud Muhadjir Effendy kepada Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, Kamis (28/9/2017) malam di Plaza Insan Berprestasi, Kompleks Kemendikbud RI, Jakarta.

Banda Aceh mendapatkan penghargaan tersebut untuk kategori pemerintah daerah karena tingkat korupsi, dan tingkat kekerasan dalam masyarakatnya yang rendah, serta memiliki kegiatan budaya yang sangat kaya seperti Banda Aceh Coffee Festival, Wonderful Muharram, Kuah Beulangong, Khanduri Maulid, Piasan Seni, Dakwah Umum, dan Geulayang Tunang.

Dalam sambutannya, Mendikbud Muhajir Efendi menyampaikan apresiasi dan berharap kepada kepala daerah penerima penghargaan agar tetap memiliki komitmen yang tinggi dalam menjaga warisan khazanah budaya dan tradisi di daerah masing-masing.

“Upaya tersebut dapat kita lalukan melalui jalur pendidikan, serta melibatkan komunitas dan masyarakat agar budaya dan seni ini menjadi kebanggaan Indonesia dan pada akhirnya akan memajukan daerah dalam segala bidang,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Aminullah Usman menyampaikan terimakasih kepada Kemendikbud RI atas penghargaan yang telah diberikan kepada Banda Aceh. Wali kota juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banda Aceh atas kerja kerasnya selama ini. “Semoga terus dapat meningkatkan prestasinya pada masa-masa mendatang.”

Menurut Kadisdikbud Kota Banda Aceh Syaridin, nilai plus Banda Aceh lainnya yakni memiliki Perpustakaan Yayasan Cinta Baca dan Perpustakaan Ali Hasjmy, Museum Banda Aceh dan Museum Ali Hasjmy. “Dan yang tak kalah penting komitmen Pemko Banda Aceh dalam menguatkan sumber daya kebudayaan melalui budaya baca tulis dan program minat baca.”

“Salah satu upaya Pemko Banda Aceh dalam melestarikan budaya yakni melalui kurikulum muatan lokal pada semua jenjang pendidikan di sekolah,” ungkap Syaridin yang ikut mendampingi wali kota pada acara tersebut.

Penghargaan serupa, sambungnya, juga diberikan kepada empat daerah lain di Indonesia yakni Kota Gorontalo, Kota Sawahlunto, Kabupaten Kutai Timur, dan Kabupaten Wakatobi. “Pada malam Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi ini, Pilolog asal Aceh Teuku Iskandar juga mendapat gelar dan tanda kehormatan dari Presiden RI berupa Satyalancana Kebudayaan,” katanya. (Jun)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...