Langsung ke konten utama

5 Oktober, Gelar Garuda Travel Fair 2018



Banda Aceh - Pada 5 Oktober 2018 mendatang, maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia akan kembali menggelar Garuda Travel Fair di Suzuya Mall, Banda Aceh.

Bekerjasama dengan Bank Mandiri, dalam event tahunan ini Garuda akan memberikan diskon harga tiket pesawat para pelanggan setianya dan beragam penawaran menarik lainnya.

Hal itu dikemukakan oleh General Manager Garuda Indonesia Banda Aceh Endy Latief saat beraudiensi dengan Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, Selasa (25/8/2018) di balai kota.

Turut hadir pada pertemuan ini Area Head Bank Mandiri Aceh Andri Antoni, Kabag Administrasi Perekonomian M Ridha, dan Kasubbag Pemberitaan Iin Muhaira.

GM Garuda Endy Latief mengharapkan agar Wali Kota Aminullah dapat hadir pada acara tersebut untuk memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara. “Besar harapan kami Pak Wali dapat hadir pada hari H nanti,” katanya.

Selain diskon tiket pesawat, Garuda juga akan memberikan penawaran khusus kepada para pemegang kartu GarudaMiles. “Pelanggan yang telah melakukan penerbangan minimal 20 kali dalam setahun, langsung kita berikan kartu GarudaMiles Platinum berikut segala kemudahannya.”

“Selain itu, untuk program ke depan kami juga akan menambah jumlah penerbangan dari Banda Aceh ke Madinah, Arab Saudi. Jika selama ini hanya tiga kali trip per minggu, kita tambah menjadi enam kali penerbangan,” katanya.

Aminullah menyambut baik program yang diadakan Garuda Indonesia tersebut. “Tentu kami mendukung dan insyaallah akan hadir pada acara nanti. Program ini sejalan dengan fokus pemerintahan kami saat ini untuk menggenjot sektor pariwisata Banda Aceh.”

“Kami juga sangat mengharapkan agar pihak Garuda untuk lebih intens mempromosikan Banda Aceh kepada para pengguna jasa penerbangannya, baik melalui brosur destinasi wisata di dalam pesawat maupun event-event seperti Garuda Fair ini,” harapnya sembari berterimakasih atas dukungan yang diberikan Garuda untuk Banda Aceh selama ini. (Jun)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...