Langsung ke konten utama

Rakyat Palestina Pertahankan Budaya Hafal AlquranDi Tengah Kesulitan


Banda Aceh – Allah senantiasa mengangkat derajat kaum muslim penghafal Alquran. Pada hari akhirat penghafal tidak hanya memeroleh syafaat, tetapi juga mampu memberikan syafaat tersebut bagi kedua orang tuanya. Maka, penting sekali mendorong generasi muda menghafal Alquran.
Begitulah pesan Syeikh Abdallah Hasan Ahmad Abudan yang berasal dari Gaza, Palestina, saat menghadiri roadshow di PAUDIK dan SMPIK Nurul Quran di Desa Lamsayuen, Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (21/2).Syeikh Abdallahdatang ke Aceh melalui programAksi Cepat Tanggap (ACT) “Indonesia Selamatkan Palestina”.
“Syarat menjadi pejuang Hamas melawan Israel yaitu menghafal Alquran. Hingga saat ini anak Palestina menghafal Alqurankarena mereka calon pejuang. Untuk memeroleh derajat syuhada adalah menghafal Alquran,” terangnya.
Di hadapan puluhan siswa, Syeikh Abdallah menjelaskan, di tengah kondisi Palestina yang kelaparan, digempur zionis, kekurangan obat-obatan, dokter spesialis, masyarakat Palestina masih tetap membudayakan hafalan Alquran. Di sana, tidak sedikit anak-anak Palestina menjadi hafiz di umur tujuh hingga 10 tahun. Apalagi menghafal Alquran merupakan anjuran Nabi Muhammad kepada para sahabat. 
Sekolah pertama bagi calon hafiz ialah orang tua. Anak-anak penghafal Alquran di hari akhirat sanggup memberikan orang tuanya mahkota berharga melebihi dunia beserta isinya. Banyak hadis nabi menjelaskan keutamaan menghafal Alquran, salah satunya terjaga dari perbuatan maksiat. Sebaik-baik muslim ialah yang belajar Alquran serta mengajarkannya. 
Ia menjelaskan, di Palestina anak-anak menghafal Alquran dengan mengulang setiap ayat 10 kali. Ketika sudah lancar dilanjutkan ke ayat berikutnya hingga mencapai satu halaman. Kemudian, pengajarnya akan memperdengarkan bacaan yang benar kepada mereka agar kemudian diulangi. Dengan demikian anak-anak tidak hanya menghafal Alquran, juga membacanya secara benar.
Jumlah penduduk di Gaza saat ini sekitar 2 juta jiwa. Sedangkan jumlah hafiz mencapai sekitar 200 ribu. Syeikh Abdallah sendiri memiliki lima orang anak. Satu di antaranya akan khatam menghafal 30 juz. 
Syeikh Abdallah turut mengajak masyarakat untuk membantu saudara muslimnya di Palestina yang hingga sekarang mempertahankan Masjidil Aqsha. Masjid tersebut merupakan miliki seluruh muslim di dunia. Bahkan Syeikh Abdallah sendiri mengajarkan anaknya yang berumur lima tahun menggunakan senjata supaya menjadi pejuang. 
“Saya yakin sekali bahwa pertolongan Allah terhadap kaum muslim itu dekat,” lanjutnya yang datang ke Aceh setelah menempuh perjalanan sangat panjang. 
Masyarakat Palestina akan terus mempertahankan tanah air mereka dari kekejaman Israel. Syeikh Abdallah sangat berterimakasih kepada warga Indonesia yang selama ini sangat antusias membantu Palestina. Indonesia pemberi bantuan terbesar bagi Palestina, kemudian ada Qatar dan Turki. “Negara Islam harus bersatu. Jangan takut ancaman Amerika,” tambahnya.
Kepala PAUDIK Nurul Quran Ria Khairiah, menuturkan, anak-anak Aceh sudah paham bagaimana teman-temannya di Palestina merasakan penderitaan yang luar biasa. “Apa yang dirasakan Palestina telah memancing antusiasme anak-anak membantu Palestina,” imbuhnya.
Pada akhir acara, PAUDIK dan SMPIK Nurul Quran, masing-masing menyerahkan donasi untuk Palestina.
Di tempat yang berbeda, hal senada disampaikan Wakil Dekan II Zainuddin T MSi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry saat menyambut kehadiran Tim ACT Aceh dan Syeikh Abdallah usai mengisi talkshow di Radio Assalam. 
Katanya, Aceh memiliki hubungan yang erat dengan Palestina seperti hal saudara yang disatukan oleh iman. Ketika rakyat Palestina menderita, masyarakat Aceh ikut merasakannya. Ke depan, ia berencana menjadikan sebagai Palestina Corner. Ia juga akan mengajak jajaran dosen di UIN agar turut membantu masyarakat Palestina. “Hubungan Aceh dan Palestina cukup kuat,” lanjutnya.
Seperti diketahui, ACT sudah belasan tahun merespon konflik kemanusiaan Palestina dengan berbagai macam program di antaranya dapur umum untuk pengungsi, water tank, support bahan bakar untuk rumah sakit, camp pengungsian dan masjid, winter aid, dan berbagai macam program lainnya. (Zul)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Petualangan

  Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok, Jawa Barat Baru kusadari, ternyata upaya memotong ikatan emosiku dengan dunia petualangan di alam terbuka dengan sekian tahun menutup diri dari interaksi dengan Mapala UI, tidaklah menghentikan petualangan itu. Ruh petualangan itu hanya berpindah di kehidupan keseharian. Aku masih ingat saat seorang kolega senior dalam dunia tersebut bicara tentang keinginan mendaki puncak Everest, lantas berlanjut ke 8.000 meter yang lain, kukejar dengan pertanyaan "sesudah itu...?" Tak pernah kuproleh jawaban yang jelas. Puncak Everest dan 8.000 an meter itu bukan milikku yang amatir, mereka milik para profesional dan sedikit kegilaan seperti tokoh di bawah ini. Kilas balik, memasuki dunia pendidikan STM Pembangunan adalah sebuah petualangan yang "terpaksa" karena ongkos memasuki SMA tak terjangkau. Di terima di PTN terbaik negeri ini juga petualangan, karena sungguh tak terbayangkan, ikut ujian PP-I di Gelora Senayan, sendirian tanpa kawa...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...