Langsung ke konten utama

Haji Nanang Yang Inspiratif


Oleh Wirda Safriani
Mahasiswi FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh

     Entah apa yang kupikirkan hari ini, semua terasa seperti mendapatkan semangat lagi untuk menulis. Ya, dulu saat aku masih di bangku kuliah S1, sempat rasa itu menghampiriku. Di saat itu, aku punya cita-cita ingin menulis, memberikan sumbangan tulisan yang ingin kubagikan kepada pembaca di luar sana. Namun, semua itu menjadi angan-angan pada saat itu, dikarenakan setiap jari tangan ini ingin mengetik, tapi pikiranku berkata yang lain, seperti ah ini tidak bagus, ah tulisan ini tidak hebat seperti orang-orang hebat di luar sana, dan lain sebagainya. 

    Namun, hari ini aku merasa ingin memberikan kesempatan yang kedua pada angan-anganku yang pernah sirna. Ya, hari ini bagiku sangatlah berharga, karena aku tak menyangka bertemu dengan orang-orang hebat yang menginspirasiku untuk menulis lagi. Awalnya hanya iseng-iseng mengisi waktu luang dengan menghadiri kuliah umum dan juga ingin menambah wawasanku terhadap kebutaan matematika dasar yang diselenggarakan oleh fakultas FKIP Matematika Unsyiah yang bekerja sama Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Gerakan Nasional Brantas Buta Matematika (Gernas Tastaka) dengan pembicara Ahmad Rizali. Beliau adalah seorang yang mirip dengan Rocky Gerung, namun tidak fenomenal di layar-layar televisi seperti Rocky Gerung. 

      Ya begitu beruntungnya diriku jika dibandingkan teman-temanku yang tidak dapat ikut kuliah umum tersebut. Karena setelah kuliah umum tersebut ternyata ada acara satu lagi yang dapat menambah wawasanku dalam menulis, yaitu bedah buku. Sebenarnya menulis bukanlah hal yang baru bagiku, karena sudah pernah kulakukan dan berakhir di angan-angan. Hanya saja mengingat untuk kepentingan tugas akhir  yang sedang kujalani, maka acara tersebut pun kuhadiri. 
Haji Nanang Bersama Tabrani Yunis

     
     Buku yang dibedah di sini adalah buku Catatan Haji Nanang “ Sampaikan salamku kepada Rasulullah SAW”. Awalnya sempat terlintas dalam benakku siapa Haji Nanang tersebut? Ah ini mungkin hanya tokoh fiktif dalam buku tersebut. Dan akhirnya pun ku mengetahui bahwa tokoh haji Nanang yang dimaksud adalah Ahmad Rizali. Dan kisah-kisah yang beliau tuliskan dalam buku tersebut adalah kisah-kisahnya saat naik haji. 

       Yang menjadi kekagumanku pada beliau adalah tulisan dalam buku tersebut beliau menulis kegiatan beliau saat haji yang mungkin kegiatan tersebut juga dilakukan orang lain, namun tidak sekritis beliau yang bisa menghasilkan buku yang sedang dibedah. Ya beliaulah yang banyak menginspirasiku hari ini. Dengan acara bedah buku tersebut akhirnya aku bisa mengetahui, ternyata dalam menulis tidak harus yang hebat-hebat, tapi menulis dapat dimulai dari keseharian diri kita. (WS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Petualangan

  Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok, Jawa Barat Baru kusadari, ternyata upaya memotong ikatan emosiku dengan dunia petualangan di alam terbuka dengan sekian tahun menutup diri dari interaksi dengan Mapala UI, tidaklah menghentikan petualangan itu. Ruh petualangan itu hanya berpindah di kehidupan keseharian. Aku masih ingat saat seorang kolega senior dalam dunia tersebut bicara tentang keinginan mendaki puncak Everest, lantas berlanjut ke 8.000 meter yang lain, kukejar dengan pertanyaan "sesudah itu...?" Tak pernah kuproleh jawaban yang jelas. Puncak Everest dan 8.000 an meter itu bukan milikku yang amatir, mereka milik para profesional dan sedikit kegilaan seperti tokoh di bawah ini. Kilas balik, memasuki dunia pendidikan STM Pembangunan adalah sebuah petualangan yang "terpaksa" karena ongkos memasuki SMA tak terjangkau. Di terima di PTN terbaik negeri ini juga petualangan, karena sungguh tak terbayangkan, ikut ujian PP-I di Gelora Senayan, sendirian tanpa kawa...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...