Langsung ke konten utama

DEMA FST UIN Ar-Raniry Salurkan Donasi Banjir Bengkulu Melalui ACT Aceh


Banda Aceh – Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Science and Technology Universitas Islam Negeri (DEMA FST UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh menyalurkan donasi yang sudah dikumpulkan tiga hari untuk korban banjir Bengkulu melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh, Banda Aceh, Selasa (28/5).
Donasi tersebut diserahkan oleh Ketua DEMA Teuku Armajani didampingi Wakil Dekan II FST Muhibuddin, yang diterima oleh Head Office ACT Aceh Husaini Ismail.
Teuku Ajmani mengatakan bahwa ada 6 lembaga yang terlibat dalam penggalangan donasi tersebut yakni Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan, Arsitektur, Teknologi Informasi, Biologi, Kimia dan Senat Mahasiswa Fakultas. “Di masa pemulihan kawasan terdampak banjir Bengkulu, kita berharap donasi dari kita memulihkan semangat para korban,” ujarnya.
Ia menambahkan, penggalangan donasi dilakukan di persimpangan jalan, mahasiswa dan dekanat, dan di kafe-kafe. Bantuan yang terkumpul diharapkan bisa meringankan beban dari korban banjir.
Hal senada disampaikan Muhibuddin. Menurutnya, penting sekali menumbuhkan rasa kepeduliaan terhadap sesama manusia meskipun jika berada di daerah lain. “Mahasiswa ikut merasa terpanggil ikut melihat keadaan manusia. Rasa kemanusiaan yang dimiliki akan bermanfaat dalam kehidupan mereka,” pungkasnya.
Ia menambahkan, meskipun orientasi mahasiswa tersebut science, seyogyanya mahasiswa harus memiliki empati yang tinggi terhadap dunia kemanusiaan sebagaiman diajarkan Rasulullah.
Husaini Ismail menuturkan, donasi yang diserahkan ke Bengkulu melalui ACT akan segera disalurkan kepada yang membutuhkan. Ia merasa bangga melihat semangat mahasiswa yang saling tolong menolong meskipun tidak saling mengenal. “Ketika kita memikirkan urusan ummat, insya Allah urusan kita akan diurus oleh Allah,” paparnya. (Zulfurqan, Humas ACT Aceh)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...