Langsung ke konten utama

MOT Parenting BKKBN Aceh

Dok. Flower Aceh



Banda Aceh  perwakilan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Indonesia (BKKBN), Organisasi Perangkat Daerah (OPD),Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Tokoh Agama, Tokoh Adat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di tingkat Provinsi dan 4 Kabupaten/Kota direct program UNICEF meliputi Banda Aceh, Sabang, Aceh Jaya, Singkil dan Simeulu mengikuti Master of Training (MOT) Bina Keluarga Balita (BKB) tingkat provinsi tentang penggunaan modul BKB yang diselenggarakan oleh BKKBN Perwakilan Aceh-Unicef-Oxford Policy Management Ltd (OPML), serta Flower Aceh sebagai mitra pelaksana pada 24-28 Juni 2019 di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh. 

Berdasarkan data Riskesdas 2018, Stunting pada balita Aceh menduduki peringkat ke-31 dari 34 provinsi di Indonesia dengan persentasi sebesar 37,3%. Sementara stunting pada anak baduta ada di peringkat ke-34 dari 34 provinsi dengan persentasi sebesar 37,9%. Persentasi tersebut menunjukkan bahwa stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang masih tinggi di Aceh yang dapat menjadi ancaman loss generation bagi Aceh.

Menyikapi persoalan tersebut, Kepala Perwakilan (BKKBN)Aceh, Drs Sahidal Kastri, 

MPd, menegaskan pentingnya pelaksanan kegiatan MOT parenting yang melibatkan multipihak untuk mendukung ketahanan dan kesejahrteraan keluarga. Partisipasi ayah dalam pengasuhan menjadi penting untuk faktor pendorong.

Pelibatan berbagai pihak diperlukan karena upaya penurunan stunting berupa upaya spesifik (bagian gizi dan kesehatan) hanya berkontribusi sekitar 30% sementara 70% lainnya adalah pengaruh dari luar kesehatan (upaya sensitif) seperti air dan sanitasi, pola pengasuhan, ketersediaan dan keamanan pangan, pendidikan, kemiskinan, situasi politik dan lainnya”, jelasnya

Praktik pengasuhan yang kurang baik dalam keluarga juga memberikan kontribusi pada stunting. Berdasarkan hal tersebut, maka pola asuh, termasuk dengan melibatkan ayah dalam pengasuhan sangatlah penting untuk dilakukakan.

Lebih lanjut Sahidal menjelaskan pentingnya mengoptimalkan pengasuhan sejak 1000 hari pertama kehidupan anak. Dalam fase tersebut peran aktif ayah sangat diharapkan selain menyiapkan kebutuhan gizi ibu hamil juga memastikan dan mendukung pasangannya untuk memberikan asi kepada anaknya. “Selain menyediakan kebutuhan makanan bergizi kepada pasangan yang sedang hamil, suami juga harus memberikan kasih sayang terhadap pasangan dan anaknya sejak dalam kandungan. Untuk itu luangkan lah waktu lebih banyakbersama keluarga jelas Sahidal.  Jadi peran ayah tidak hanya untuk memberikan nafkah keluarga namun juga berpartisipasi dalam pengasuhan anak agar menghasilkan keluarga yang berkualitas.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Unicef Aceh, Andi Yoga Tama juga menegaskan komimen pihaknya untuk penanganan stunting terintegrasi melalaui berbagai strategi.

Sebagai tahapan awal rangkaian peningkatan kualitas layanan program pengasuhan BKB, maka UNICEF bersama BKKBN Aceh, serta mitra kerja di Aceh, yaitu Flower Aceh, akan mengadakan Master of Training BKB Tingkat provinsi tentang penggunaan Modul BKB. Pelatihan jenjang pertama akan diberikan kepada perwakilan OPD KB/BKB tingkat propinsi dan kabupaten dampingan UNICEF serta mitra pendukung layanan pengasuhan, untuk kemudian diteruskan kepada pengelola dan pelaksana di level Kabupaten (PLKB) hingga kader-kader di tingkat desa. Selain itu, pelatihan ini juga digunakan untuk memberikan masukan akhir bagi penyempurnaan modul BKB versi Aceh yang dikembangkan UNICEF Bersama OPML. Rangkaian kegiatan ini akan menjadi langkah awal bagi peningkatan kualitas pengelola dan pelaksana program pengasuhan BKB atau penyedia layanan pengasuhan lainnya”, jelasnya.

Kegiatan MOT Kurikulum Pengasuhan Bagi Orang Tua di Aceh dilaksanakan selama 5 hari, 24-28 Juni 2019 dan difasilitasi oleh tim OPML dan BKKBN Perwakilan Aceh. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan tenaga pelatih tingkat provinsi dan kabupaten untuk melanjutkan pelatihan BKB di level kabupaten hingga desa dan memberikan penguatan kapasitas peserta dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung ibu, ayah dan pengasuh dalam peningkatan pola asuh positif dalam keluarga secara optimal. 

Banda Aceh, 24 Juni 2019
Dengan Hormat,

Riswati
Direktur Eksekutif Flower Aceh
Ph. 081360711800/08116821800
WA 081360711800

Narahubung:
Kepala Perwakilan Unicef Aceh, Andi Yoga TamaPh.08126990495
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M.Pd

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...