Langsung ke konten utama

Bantu Nurbaya Melawan Tumor Otak


Pidie Jaya – Sudah setahun lebih tumor sebesar bola golf bersarang di dalam kepala Nurbaya (45). Ia yang sehari-harinya membantu suaminya, Banta, mendagangkan bumbu masakan sekarang terbaring lemas di atas kasur. Banta pun kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah demi menjaga istri tercinta.
Nurbaya divonis mengidap tumor cerebellopontine angle. Beberapa waktu lalu ketika dikunjungi Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Pidie Jaya – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh, di Deah Pangwa, Trienggadeng, Pidie Jaya, Nurbaya sedang terbaring lemas di atas kasur. Kaki dan tangannya tidak bisa bergerak, penglihatan mulai kabur, sulit berkomunikasi, serta merasakan rasa sakit yang teramat sangat di bagian-bagian tertentu
Ketua MRI Pidie Jaya – ACT Aceh Muyassir menuturkan, Nurbaya sudah dibawa berobat ke beberapa rumah sakit dan bahkan pernah di sale –pengobatan tradisional. Hasilnya belum menggembirakan. “Kata dokter, tumor jenis ini tidak bisa dioperasi melainkan diobati secara tradisional seperti mengonsumsi obat herbal. Dokter sudah mencoba membantu kesembuhan Kak Nurbaya, tetapi belum membuahkan hasil,” ujar Muyassir.
Akhirnya, harapan Banta terpaut pada pengobatan tradisional di Bireuen. Kondisi Nurbaya menunjukkan perkembangan positif setelah menjalani satu kali pengobatan di sana. Namun, kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan memaksa Banta menghentikan pengobatan lanjutan istrinya.
Selama ini biaya berobat mengandalkan tabungan keluarga dan pinjaman teman-teman BantaHari demi hari tabungan keluarga semakin menipis. Apalagi Banta sudah bisa bekerja seperti dulu lagi demi merawat istrinya. Selain pinjaman uang, Nurbaya belum tersentuh bantuan dari pihak lain untuk membiayai pengobatannya.
Oleh karenanya, Muyassir mengajak para dermawan mendukung Nurbaya melanjutkan pengobatannya. Bagi yang ingin menyalurkan bantuan bisa melalui BNI Syariah 66 00011 008, Bank Syariah Mandiri 7089 7860 23, dan Bank Aceh  Syariah 010 0193 000 9205 atas nama Aksi Cepat Tanggap, atau langsung menghubungi ACT di nomor 0822 8326 9008. “Mudah-mudahan dengan dukungan kita semua bisa membantu Nurbaya melawan tumor otak,” ujarnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...