Langsung ke konten utama

Terima Mobil Ambulance, ACT Aceh Semakin Terbantu Jalankan Program Kesehatan Gratis


Banda Aceh – BNI Syariah melalui Yayasan Hasanah Titik menyerahkan satu unit mobil ambulance kepada Aksi Cepat Tanggap (ACT). Mobil ambulance tersebut diserahkan langsung oleh Dirut BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo dan diterima oleh Kepala Cabang ACT Aceh Husaini Ismail, Banda Aceh, Jumat sore (22/11).
“Ini sebuah sinergi luar biasa untuk memberdayakan masyarakat melalui dana zakat infak, sedekah yang dikelola Yayasan Hasanah Titik,” ujar Abdullah usai menyerahkan mobil yang disaksikan pihak BNI Syariah dan ACT Aceh. 
Ia menuturkan bahwa kehadiran BNI Syariah di Aceh seiring dikeluarkannya qanun lembaga keuangan syariah (LKS) yang mengatur lembaga keuangan agar bersyariat. Beberapa hari terkahir BNI Syariah melaksanakan serangkaian kegiatan di sejumlah titik lokasi BNI Syariah guna mendukung pemberlakuan qanun LKS. 
“Dengan bekerja sama dengan ACT akan menambah gaung kegiatan BNI syariah untuk memberdayakan masyarakat,” paparnya.
Husaini Ismail menjelaskan, mobil ambulance dari Yayasan Hasanah Titik akan sangat bermanfaat mendukung program kemanusiaan ACT di bidang program pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat.
Katanya, mobil ambulance bisa digunakan mengantar pasien ke rumah sakit. “Kalau ada bencana alam digunakan untuk memobilisasi tim medis ke lokasi kejadian, untuk baksos kesehatan kepada masyarakat, dan pelayanan kesehatan di event-event seperti car free day,” tambahnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...