Langsung ke konten utama

BWI Aceh Pantau Meuligoe Al Quran



Banda Aceh | Pengurus Badan Wakaf Indonesia-BWI Provinsi Aceh, Sayed Muhammad Husain Jumat siang 17 Jan 2020 memantau perkembangan pembelian tanah dengan wakaf untuk gedung Iqra Meuligoe Al Quran yang berlokasi di Gampong Deah Raya kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh. Turut mendampingi Ketua MPD BKPRMI Kota Banda Aceh T. Adriansyah dan Sekretaris Umum BKPRMI Kota Banda Wahyu Rizki, M.I. Kom serta Ketua Yayasan Wakaf Meuligoe Al Quran, Tgk Ridha Yunawardi. 

Dalam pantauan BWI Aceh, progres wakaf baru yang digerakkan oleh BKPRMI Kota Banda melalui Meuligoe Al Quran cukup bagus dan strategis. Ia berharap, agar pengurus BKPRMI Kota Banda Aceh segera mengurus legalitas administrasi wakaf ada kepercayaan umat kian tumbuh. 

"Wakaf ini utuh. Tidak ada yang dapat dialihkan selain maksud wakaf berupa tanah untuk gedung iqra Meuligoe Al Quran," sebut Sayed di sela-sela aktivitas sebagai staf Baitul Mal Aceh.

Sementara itu, nadzir wakaf, Tgk Ridha Yunawardi ke awak media menyebutkan bahwa tanah wakaf ini rencana awal untuk 1000 meter. Namun dalam perkembangannya baru mampu 500 meter yang digali dari donasi umat dengan cara wakaf. 

"Setiap meternya, umat Islam mewakafkan harta untuk pembelian tanah senilai lima ratus ribu rupiah. Ada yang ambil dua, hingga sepuluh meter, semua kita terima dalam transfer via Bank," jelas Tgk Ridha. 

Wakaf tunai Meuligoe Al Quran saat ini dapat dikirimkan melalui rekening Bank Syariah Mandiri Banda Aceh nomor 7001598548 atau Bank Muamalat No Rek. 2440001788 An. DPD BKPRMI Kota B. Aceh. Para pewakif akan diberikan Sertifikat Wakaf Tanah oleh nadzhir Wakaf, dan nama Pewakif akan di abadikan dalam bangunan gedung dimaksud. Informasi lebih lanjut dapat hubungi nadzir HP 085282440074. (Media Online)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...