Langsung ke konten utama

Ngokem Bisnis dan Berdakwah Ala Milenial Bersama ACT Aceh


Dok.ACT Aceh

Banda Aceh – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh menggelar Ngobrol Kemanusiaan (ngokem) bertajuk Pendekatan Langit dalam Berbisnis dan Berdakwah Ala Milenial di Bin Hamid Café & Bistro, Lampineung, Banda Aceh, pada Sabtu malam, 25 Januari 2020, pukul 20.10 WIB sampai selesai.
Acara yang dipandu oleh Yanna Zahara dan Bastian tersebut menghadirkan dua pemateri yakni Dosi Elfian, pendiri Dosi Elfian Smart Speaking, serta Arifin Hamid,   Pemilik Bin Hamid Café & Bistro . Sementara dalam sesi diskusi acara dimoderatori oleh Head of Program ACT Aceh Laila Khalidah.
Kepala Cabang ACT Aceh Husaini Ismail menuturkan, penyelenggaraan ngobrol kemanusiaan bertujuan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam program-program kemanusiaan. “Semua kita bisa berpartisipasi dalam dunia kemanusiaan sesuai bidang masing-masing. Dapat melalui usahanya atau pengaruh yang dimilikinya dalam bermasyarakat,” paparnya, Banda Aceh, Kamis (23/2).
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat menghadiri acara tersebut. Di sana nantinya para pengunjung dapat bertanya terkait metode berbisnis menggapai berkah dan strategi dakwah terkini. Misalnya dalam menjalankan dunia usaha, sebagian keuntungan disalurkan untuk dunia kemanusiaan. Dengan perangkat teknologi, masyarakat dapat menjalankan misi dakwah melalui media sosial.
Katanya, setiap peran kita terhadap dunia kemanusiaan sungguh berarti. Sedekah yang disalurkan kepada orang lain mungkin adalah amal kebaikan yang menemani kita setelah kematian. Dalam Surat Al-Munafiqun ayat 10 Allah berfirman, “Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh”.
“Mudah-mudahan ayat tersebut menjadi pengingat bagi kita agar tidak termasuk golongan yang menyesal,” imbuhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...