Langsung ke konten utama

ACT-MRI Aceh Bagikan Makanan Siap Saji untuk Pekerja Harian

dok.ACT Aceh



Banda Aceh – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh bersama Masyarakat Relawan Indonesia membagikan puluhan paket makanan siap saji kepada para pekerja harian seperti tukang parkir, pedagang kecil, tukang ojek, tukang becak, dan pekerja medis di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Banda Aceh, Jumat (27/3). 

Head of Marketing ACT Aceh Lisdayanti menuturkan, paket makanan tersebut diberikan oleh Kita Inong Aceh (KIA) dan Sedekah Jumat Berjamaah (SJB) untuk disalurkan oleh ACT bersama MRI. Aksi ini adalah bentuk dukungan kepada masyarakat setempat mengingat kondisi ekonomi para pedagang di Banda Aceh semakin sulit semenjak mewabahnya Covid-19.

“Pasar sangat sepi, pelanggan ojek berkurang drastis, sementara mereka memperoleh pendapatannya harian. Jika tidak kita bantu bersama-sama, bagaimana nasib mereka dan keluarganya,” ucapnya.

Pendistribusian paket makanan juga sebagai bentuk dukungan kepada para medis yang berada di garda terdepan penanganan pandemik corona. Diharapkan para pahlawan medis tetap semangat, tulus, dan ikhlas dalam menjalankan tugasnya.

Masyarakat dapat berpartisipasi menyalurkan paket makanan kepada mereka yang membutuhkan melalui BNI Syariah 66 00011 008 atau Bank Aceh Syariah 010 0193 000 9205 atas nama Aksi Cepat Tanggap. “Aksi kemanusiaan terkait pandemik corona ini insya Allah akan terus kita galakkan di Aceh. Semaksimal mungkin mudah-mudahan kita bisa hadir di tengah-tengah mereka yang membutuhkan dengan dukungan masyarakat,” ucapnya.

Ia menjelaskan bahwa penerima paket makanan merasakan sangat bahagia menerimanya. Mereka berharap agar wabah Covid-19 segera berakhir. “Mari kita patuhi instruksi pemerintah seperti menghindari keramaian, tidak bersalaman, menggunakan masker, rajin mencuci tangan, memakan makanan bergizi, dan tinggal di rumah saja. Kita berdoa kepada Allah agar dijauhi dari musibah ini, serta ayo kita saling tolong menolong,” tutupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...