Langsung ke konten utama

Puisi- Puisi Muhammad Lutfi

dok. Pribadi

Kendalikan

Kendalikan keadaan gelisah tak menentu
Mereka memeras keringat di dalam jantung
Membakar racun-racun di sekitar rasa kesal
Karena telah berada di jalan yang salah

Aku akan kembali ke jalanku lagi
Ke jalan yang benar dan tak akan merugikan
Karena aku punya keyakinan juga dengan jalan ini
Aku tidak akan takut berjalan kembali

Maret 2020

Berhembus

Nafasku berhembus semakin kencang
Seperti angin musim semi
Aku menghirup udara dengan hati tuntas
Lelahku akan segera berguguran

Aku hanya percaya pada kenyataan dan akal sehat
Untuk melanjutkan pencariaanku selama ini
Menemukan apa yang kucari
Seperti jati diri mungkin nanti
Aku tak akan kesulitan
Karena aku telah bernafas dengan lega
Seperti musim semi yang baru datang
Dan berpegang pada akal sehat dan kenyataan

Maret 2020
  
Menjadi Legenda yang Ada

Kita bisa menjadi legenda
Tak terkalahkan
Karena kita hanya perlu sejarah
Dan masuk ke dalam seperti lubang jarum
Melewati waktu-waktu
Dan perlu menjaga dan waspada
Aku memerlukanmu
Dengan segala dukungan dan gerakan
Membuatku berdenyut seperti terjaga

Maret 2020

  
Pergilah yang Jahat

Aku tak mau bersama kejahatan
Dan akan selalu pergi menjauh
Tetapi aku akan tetap selalu menangkal kejahatan
Karena itu terasa mengganggu bagi saya
Dan menyulitkan bagiku berdetak dan berguncang
Aku ingin melompat dan menghindari kejahatan

Maret 2020
  
Lonceng Kesendirian

Berbunyi sudah loceng di tengah malam
Di dalam suara-suara orang berteriak
Semua orang berputus asa
Begitu juga aku
Berdetak jantungku dengan denyutku
Seperti lonceng di tengah malam

Godaan membuatku lemah
Ketika aku sendirian
Aku semakin lemah.
Aku membutuhkan loncengku
Untuk kembali dengan suara loncengku sendiri.

Maret 2020

Tentang Penulis
Muhammad Lutfi, adalah seorang sastrawan Indonesia yang lahir di Pati, pada tanggal 15 Oktober 1997. Merupakan putra dari Slamet Suladi dan Siti Salamah yang menyelesaikan S-1 Sastra Indonesia di UNS Surakarta. Yang sudah memiliki banyak prestasi dan pencapaian, juga penghargaan di bidang sastra.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...