Langsung ke konten utama

MANFAATKAN GADGET SECARA POSITIF


Oleh Raudhatul Husna 
Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Koseling, Fakultas Tarbiyah, UIN Ar- Raniry, Banda Aceh


Seiring perkembangan zaman, gadget bukanlah benda mahal bagi orang tua. Dengan uang di bawah dua juta rupiah, gadget sudah bisa dibeli untuk anaknya. Berbagai aplikasi dan game tersedia di gadget Banyaknya aplikasi game membuat mudah diunduh, hingga menjadikan orangtua menyerahkan hiburan bagi anak-anak mereka kepada gadget. Sebagaimana yang kita tahu bahwa, anak-anak saat ini memasuki “generasi Z” . Mereka adalah anak-anak yang terlahir tahun 1995-2000 an ke atas, dimana semua sudah serba digital dan akses internet pun sudah mudah dijangkau.

Disadari atau tidak, keberadaan internet dan murahnya gadget, telah membawa dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat global, termasuk anak-anak kita yang kita sebut sebagai generasi Z tersebut. Dampak internet telah mengubah perilaku generasi Z menjadi suka akan sesuatu yang viral. Baik itu informasi, gaya hidup, bahkan sesuatu yang sedang trending pun mereka ikuti menjadi panutan. Mereka tidak peduli dengan hal yang mereka lakukan tersebut berdampak negatif maupun positif. Oleh sebab itu, orang tua harus lebih bijak untuk mengontrol anak dalam penggunaan gadget. Apalagi saat ini, gadget kini menyediakan aplikasi chatting.

Tersedianya aplikasi chatting juga menjadikan perilaku generasi Z terkadang kurang komunikasi secara langsung (verbal). Akibat terbiasa chatting di media social, maka timbul rasa kaku dan nerveous ketika bertemu satu sama lain, yang akhirnya mereka kembali tenggelam dalam dunia maya. Ketika mereka tenggelam di dunia maya, mereka tidak memperdulikan apa yang terjadi di sekitarnya. Selain chattingan, game online juga membuat generasi sekarang lalai. Tanpa mereka sadar game online,tik-tok bahkan aplikasi lainnya sudah membudakkan mereka.

Akhirnya, mereka lupa waktu ketika bermain dengan gadget. Yang mereka tahu hanyalah game, tik-tokan, serta lainnya dan kuota sebagai pendukungnya. Padahal jika mereka menggunakan gadget ke dalam hal yang positif, pasti generasi sekarang itu tidak rugi akan waktu yang telah mereka sia-siakan itu. Bahkan mereka lebih beruntung karena bisa dengan mudah bekarya serta memperkenalkan kerya mereka kepada khalayak banyak. Contoh saja, mereka memperkenalakan karya mereka itu lewat sosial media, youtube dan lainnya.

Anehnya, sekarang ini banyak kita lihat orang tua sendiri yang memperkenalkan gadget kepada anaknya. Contohnyanya ketika bayi menangis, orang tua dari anak tersebut langsung memberikan gadget kepada anaknya dengan membuka animiasi di youtube dan memperlihatkan kepada anak. Itu pun dilakukan berulang kali ketika anaknya menangis. Jadi dapat disimpulkan di sini sebagian orang tua tanpa sadar sudah memperkenalkan gadget kepada anak, tetapi sebagian orang tua pun juga mengawasi anak nya ketika bermain gadget. Di sini juga tidak sepenuhnya kita salahkan anak yang terlalu manja dengan gadget, tetapi orang tua juga salah karena terlalu dini memperkenalkan gadget kepada anaknya.

Jadi yang perlu kita perhatikan di sini adalah membatasi waktu untuk bermain gadget. Misalkan 2 jam per hari atau harus izin dulu ketika akan berselancar di dunia maya. Kita juga harus tahu tujuan anak-anak mengakses internet dan lebih aman, jika mereka menggunakan komputer yang diletakkan di ruang keluarga, sehingga bisa diawasi oleh orang tua.

Kemudian, yang paling penting lagi kita tanamkan akidah Islam dalam diri anak-anak sekarang dan merubah persepsi (mafahim) mereka tentang memanage kegunaan gadget. Jangan sampai karena keteledoran orang tua dalam mendidik anaknya, menjadikan mereka terjerumus ke dalam jurang bencana dunia maya

Sebagaimana yang di jelaskan dalam Al quran “ janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu benar-benar beriman Q.S. Ali Imran 139.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Petualangan

  Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok, Jawa Barat Baru kusadari, ternyata upaya memotong ikatan emosiku dengan dunia petualangan di alam terbuka dengan sekian tahun menutup diri dari interaksi dengan Mapala UI, tidaklah menghentikan petualangan itu. Ruh petualangan itu hanya berpindah di kehidupan keseharian. Aku masih ingat saat seorang kolega senior dalam dunia tersebut bicara tentang keinginan mendaki puncak Everest, lantas berlanjut ke 8.000 meter yang lain, kukejar dengan pertanyaan "sesudah itu...?" Tak pernah kuproleh jawaban yang jelas. Puncak Everest dan 8.000 an meter itu bukan milikku yang amatir, mereka milik para profesional dan sedikit kegilaan seperti tokoh di bawah ini. Kilas balik, memasuki dunia pendidikan STM Pembangunan adalah sebuah petualangan yang "terpaksa" karena ongkos memasuki SMA tak terjangkau. Di terima di PTN terbaik negeri ini juga petualangan, karena sungguh tak terbayangkan, ikut ujian PP-I di Gelora Senayan, sendirian tanpa kawa...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...