Langsung ke konten utama

Bakesbangpol: Surat Rekomendasi Memudahkan Peneliti Lakukan Penelitian di Banda Aceh




Banda Aceh - Dalam rangka memudahkan penelitian di Wilayah Kota Banda Aceh, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) mengeluarkan layanan surat rekomendasi penelitian. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bakesbangpol Drs. T. Samsuar, M. Si saat dijumpai pada Jum’at (24/7/20).

Drs. T. Samsuar, M. Si mengatakan bahwa kelebihan rekomendasi surat penelitian yang dikeluarkan oleh pihaknya ialah untuk memudahkan peneliti melakukan penelitian apapun di semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Banda Aceh.

"Surat rekomendasi penelitian ini memudahkan proses penelitiannya dari mulai observasi hingga mengumpulkan data. Surat ini bukan hanya untuk penelitian skripsi, berlaku juga bagi lembaga masyarakat dan pemerintah sekalipun jika ingin melakukan penelitian harus mendapatkan surat rekomendasi," kata Samsuar.

Tak hanya itu, Samsuar menjelaskan bahwa bagi masyarakat luar Kota Banda Aceh jika ingin melakukan penelitian di Kota Banda Aceh, tetap harus mendapatkan surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh Bakesbangpol Banda Aceh.

"Ada orang dari Bogor, ingin penelitian di sini, dia ikuti aturannya, dengan membuat surat penelitian di kantor kita,” tuturnya.

Samsuar menambahkan bahwa untuk membuat surat tekomendasi penelitian tersebut sangat mudah dan cepat dengan persyaratan yang sedikit.

"Proses keluarnya surat rekomendasi penelitian dalam aturannya sesuai SOP 14 hari. Tapi kita usahakan kalau dibawa hari ini, esok sudah bisa ambil, Kalau bisa dipercepat untuk apa diperlambat," ujarnya.

"Untuk syarat berkasnya melampirkan surat pernyataan, KTP, surat penelitian yang dikeluarkan instansi yang mengajukan dan proposal penelitian," tambahnya.

Setelah melakukan penelitian, nantinya pemohon disarankan agar memberikan satu dokumen yang sudah selesai untuk pertinggal di Bakesbangpol.(Hus/Hz)

Sumber : Diskominfotik Banda Aceh


Ket Foto : Kepala Bakesbangpol Drs. T. Samsuar, M. Si

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...