Langsung ke konten utama

Obsesi Anak-Anak Menjadi YouTubers itu Apa?



Oleh Tabrani Yunis

Sudah lumayan lama saya membuat YouTube. Ya, sudah lebih kurang empat tahun dan kini memasuki lima tahun. Berawal dari keinginan untuk klomempopularkan majalah Anak Cerdas, majalahnya anak-anak yang kreatif, innovatif dan edukatif yang terbit edisi cetak sebulan sekali. Namun, sayangnya tampilan video yang diunggah tidak melalui proses editing sebagaimana layaknya video-video kreatif yang dibuat oleh orang-orang yang terbilang piawai dengan kegiatan pembuatan video untuk YouTube. YouTube yang diberi nama POPOT dan Nyanyak ini tampil apa adanya. Tidak ada sentuhan tangan para videographer yang hebat, tidak pula ada campur tangan para video editor yang canggih. Pokoknya video yang dibuat apa adanya. Cobalah kunjungi Youtube mereka, Anak Cerdas Magazine. Pasti tidak dijumpai iringan musik atau tulisan-tulisan indah yang mewarnainya.

Wajar saja, kalau durasi setiap video yang diunggah tanpa ada skenario, karena hanya merekam suatu kegiatan tanpa rencana. Idealnya kalau ingin membuat video yang dimasukan ke YouTube, haruslah video yang dibuat secara terencana, melewati proses editing dan juga lebih bagus bila rekaman videonya direkam dan diedit oleh seorang videographer. Namun, sekali lagi bahwa video-video yang diunggah di POPOT dan Nyanyak, sekarang berubah menjadi Anak Cerdas Magazine itu, merupakan video yang sangat sederhana.

Lalu, mengapa video di YouTube yang bertajuk Anak Cerdas Magazine itu terus mdipertahakan? Tentu ada sebab musab atau sejumlah alasan yang menguatkannya. Buktinya. Sejak pertama diunggah hingga kini sudah ada sebanyak 225 video Banyak sekali bukan? Pastilah banyak, apalagi jumlah sebanyak 225 avideo. Tentu bukan sedikit. Sayangnya pula YouTube Anak Cerdas Magazine itu masih miskin pelanggan atau subacriber. Terbukti hingga sekarang hanya ada 100 pelanggan atau subscibers dengan jumlah views belum begitu menggembirakan. Jadi untuk saat ini belum layak untuk di-monetizing kan. Karena kalau untuk kepentingan monetizing itu, syaratnya tidak lah mudah. Jumlah subscribers dan views sangat menentukan untuk bisa mendapatkan iklan.

Barangkali para pembaca secara sengaja atau tidak, pernah menonton  YouTube  yang   yang kini berubah menjadi Anak Cerdas Magazine. YouTube. Apa pendapat para pembaca?  Ah, pasti berkata itu tyda menarik, atau  juga bisa memberikan saran. Yang jelas video-video yang ada di Youtube tersebut sangat bermanfaat bagi Ananda Nayla dan Aqila Azalea Tabrani Yunis yang ini masing-masing masih bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 5 Ule Kareng, Banda Aceh dan kelas III SDIC Anak Bangsa yang juga bread di Ule Kareng Banda Aceh.  Mengapa begitu bermanfaat?

Pertama,  video di Youtube itu  pada mulanya dimaksudkan untuk memotivasi anak-anak  sendiri terus meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, karena  penulis memiliki dua anak yang masih usia dini, Ananda Nayla ( kini berusa 11 tahun) dan Aqila Azalea Tabrani Yunis (memasuki 9 tahun) sudah sangat lancar berbahasa Inggris, namun perlu menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri untuk bisa berkomunikasi dan beraksi di depan kamera.  Kedua, YouTube itu juga  sekaligus menjadi media belajar bahasa Inggris, bagi anak-anak lain dimana saja berada.  Tentu saja bagi yang merasa membutuhkan. Jadi, niatnya sederhana dan tidak muluk-muluk sera bukan pula ingin mencari uang yang katanya kita bisa kaya, walau sebenarnya memang bisa kaya. Ketiga, Youtube itu, selama ini telah merangsang tumbuhnya sikap kreatif Ananda Nayla dan Aqila Azalea Tabrani Yunis. Mereka menjadi kaya ide, selalu saja suka melakukan eksperimen, hingga membuat Tik Tok sendiri serta sering menjadi sosok yang giat melakukan endorsement produk-produk yang ada di POTRET Gallery, khususnya mainan-mainan seperti mainan edukasi dan lain-lain. Mereka dengan cas-cis-cus menjelaskannya dalam bahasa Inggris. Ke empat, keberadaan video-videonya di Youtube tersebut telah membuat kedua anak ini dikenal oleh banyak orang,  terutama orang-orang yang telah menonton video merken. Jadi begitu banyak sebenarnya manfaat dari Youtube mereka yang sederhana itu.

Lalu, apa yang positif lainnya, yang kini dipetik oleh kedua anak yang masih sangat belia tersebut? Jawabannya juga sederhana, ketika ditanya, what do you want to get from your Youtube? Denman penuh semangat mereka menjawab, I want to be a famous Youtuber. I want to be like Tiana. When I get more subscribers, likes and viewers, I will get more money and I can travel around the world. Wow. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Guru- Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

Dalam Rangka Memperingati Hari Guru   Canda Tawa Oleh  Dahrina,M,S.Sg.MA   Panggilan suara hati Menerjang segala penjuru Betabur butiran  resah dalam pandemi  Kemana muaranya dunia pendidikan   Tersungkur kaku aku dalam lamunan Terkontaminasi jiwa dalam keraguan Pikirku mulai menerawang Akan kah pandemik ini bisa kulawan   Aku memang tidak punya kuasa Tapi Allah Maha di atas segalanya Aku lemah dalam berlogika Tapi Allah Nyata adanya   Kini.... Derap langkah siswaku kembali terdengar Guruku kembali mengajar Canda tawa siswaku berbalut persahabatan Ada guru yang membimbing dengan balutan karakter budiman   Guru mari kita bersama ciptakan suasana baru  Wujudkan merdeka belajar  Negeri ini menantimu dalam karya yang terus dikenang   Baying-Bayang Pandemi Komite MIN 11 Banda Aceh    Hari ini terasa berbeda dengan tahun-tahun yang lalu Hari ini kita rayakan hari guru dengan sangat sederhana Tapi janganlah terperanjat dengan kesederhanaanya Syukurilah apa yang sudah di takdirkan Allah    Har

Tingkatkan Budaya Baca, Dispersa Kota Banda Aceh Bina Pustaka Sekolah dan Gampong

Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh melalui program pengembangan minat dan budaya baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh berupaya untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat di Kota Banda Aceh. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh Alimsyah, S. Pd, MS melalui Sekretaris Dinas Amir mengatakan bahwa beberapa strategi dan upaya yang dilakukan yakni memberikan pembinaan kepada pustaka sekolah-sekolah dan gampong-gampong. "Yang dibina bukan hanya pustaka sekolah, dan pustaka gampong. Kita juga bina pustaka rumah sakit, pustaka di masjid-masjid dan di tempat-tempat publik, seperti pojok baca di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Banda Aceh," jelasnya saat ditemui pasa Selasa, (17/6/2020) Selain itu jelasnya, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam bentuk pelayanan pustaka keliling ke gampong-gampong atau sekolah-sekolah. "Untuk mendatangkan pustaka keliling ke sekolah atau gampong bisa masukkan surat ke dinas kita. Akan kita layani jika t

Peringati Hari Ibu, Kantor PPKB Banda Aceh Gelar Seminar Parenting

    Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-88 2016, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh menggelar seminar parenting bertajuk “Menjadi Ibu Profesional”.    Menghadirkan ahli parenting nasional Septi Peni Wulandani yang juga pimpinan Institut Ibu Profesional (IIP) Jakarta sebagai pembicara utama, acara ini diikuti oleh ratusan kaum perempuan dari berbagai kalangan di Aula Lantai IV, Gedung A, Balai Kota Banda Aceh, Selasa (29/11/2016). Di antara tamu undangan terlihat hadir Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah, Ketua DWP Banda Aceh Buraida Bahagia, para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, Ketua Balee Inong se-Banda Aceh, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya. Kepala Kantor PPKB Banda Aceh Badrunnisa menyebutkan peringatan Hari Ibu ke-88 2016 mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan, dan Perdagangan Orang.” Pihaknya, sebut Badrunnisa, terus ber