(Bagian terakhir, dari 5 tulisan)
Oleh Hasbi Yusuf
Ada satu hal yang mesti kita cermati untuk mempersiapkan diri serta mengharuskan kita merancang kesiap-siapan menyongsong perubahan spektakuler yang mau-tidak mau, rela atau terpaksa kita akan digiring ke situasi pembelajaran baru yaitu model belajar secara daring yang dianjurkan di masa pandemic. Namun, yakinlah bahwa ini hanya masa percobaan, masa latihan, masa pengkondisian, karena dalam waktu dekat akan diterapkan secara permanen meskipun covid-19 telah berlalu. Kami haqqul yakin bahwa ke depan di semua Negara di seluruh dunia tidak akan ada lagi belajar tatap muka seperti yang kita lakukan selama ini. Jika pun ada hanya terbatas pada hal-hal yang memang lebih berhasil guna diselenggarakan secara luring juga.
Tunggu dulu apakah perubahan (kami menyebutnya revolusi) model daring ini akan meningkatkan mutu pendidikan? Lagi-lagi saya tidak yakin tujuannya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Malah saya memprediksi dan meramalkan semua ini akan berpengaruh pada peningkatan yang spektakuler pada sector produksi dan perdagangan chip (bukan chipyang sedang viral sekarang ini “California Highway Patrol”), tetapi chip di sini adalah suatu piranti elektronik yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian elektronik yang dirancang dengan teknologi canggih hybrid yang dapat bekerja sesuai dengan rencana peruntukannya, termasuk untuk keperluan kesehatan dan imunisasi masa depan serta untuk keperluandi bidangpertahanan keamanan.
Seiring dengan aktivitas produksi dan perdagangan serta program dan penerapan penyemaian chip dengan metode implant kepada semua manusia, bahkan hewan peliharaan dan untuk jangka menengah bermuara kepada penyediaan quota internet berketerusan dalam menjalani hidup dan kehidupan.
Bagi kita yang berumur panjang pasti akan menyaksikan perubahan spektakuler ini menjadi trenddan iklim baru dalam dunia pendidikan, malah saya juga berkeyakinan akan berlaku dan melanda pada semua aspek hidup dan kehidupan manusia akan banyak diselenggarakan secara daring, seperti perdagangan, perkantoran, pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Pada jaringan otak manusia dan juga hewan akan dipasang semacam chipyang disemai menggunakan metoda dan teknik implant, untuk mengendalikan secara terstruktur dan secara masif pikiran dan naluri serta rencana yang dapat diprogramkan sebelumnya, dan pasti akan banyak membutuhkan quota internet.Nyawa dan pikiran manusia masa depan ada pada kualitas chipyang terpasang dan makannya adalah jumlah quota yang dipergunakan. Contoh yang sedikit agak mudah dipahami ada seperti listrik prabayar.
Secara jujur dan lugas pula, ingin kami sampaikan di sini bahwa, apapun kurikulumnya, yang penting sejak merdeka dari penjajahan Jepang dan Belanda sampai menjelang kehadiran penguasa korona, bahwa, skenario, musik, irama dan tarian kami dalam memainkan Alur Cerita Film Pendidikan IPA Kita, sepertinya secaraturun-temurun berkesinambungan (sustainable) memainkannya.
Tujuh Langkah Sakti PBM MIPAlebih-kurang seperti berikut ini saja: (1) Guru memberikan pratest; (2) Mencatat Rumus dan Keterangan serta menjelaskan definisi dan hukumnya; (3) Memberikan contoh soal; (4) Memberikan soal latihan; (5) Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengerjakan di papan tulis; (6) Memberikan post test; (7) Memberikan Pekerjaan Rumah (PR).
Begitulah 7 siklus permanen berlapis-berulang secara terus berkesinambungan (sustainable) dalam pembelajan MIPA di kelas pada setiap pertemuan. Bagaimanakah model PBM sekarang? Untuk sahabat guru IPA yang masih eksis, mohon di-share (model, metode, strategi, teknik dan pendekatan) mengajar serta evaluasi atau penilaian sesuai kurikulum normal terakhir sebelum Covid-19. Kepada para guru pelajaran lainnya mohon di-sharebagaimana pengaruh perubahan kurikulum yang sudah menuju sebelas kalinya, apakah berpengaruh secara signifikan terhadap penampilan guru pada umumnya.
Demikian, semoga bermanfaat.
Mohon tanggapan dan saran perbaikan yang tulus dan bersahabat! Wallahu'a'lam Bish-Shawab!
Komentar
Posting Komentar