Langsung ke konten utama

Jika Ada Kebakaran, DPKP Banda Aceh Imbau Warga Segera Hubungi Nomor Ini




Banda Aceh -21/10/20. Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh (DPKP) menerima informasi kebakaran via telepon darurat 0651–113 pukul 12.15 WIB. Selasa (20/10/2020).

Kebakaran kandang ayam atas nama Sartini umur 79 tahun (pemilik rumah) beralamat jalan Pattimura Gampong Blower, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh.

Kepala Dinas Pemadam kebakaran dan Penyelamatan Kota Banda Aceh Drs. Rizha, MM mengatakan Suria yang merupakan anak ibu Sartini melakukan pembakaran sampah namun tanpa disadari api menjalar ke kandang ayam sehingga ia beserta keluarga yang ada di rumah membantu memadamkan api dengan alat seadanya dan juga menghubungi pihak pemadam kebakaran.

"Petugas piket bergerak mengerahkan armada pemadam 1 unit tiba pada pukul 12.20 wib. (tiba di lokasi 5 menit setelah menerima pengaduan)," lanjutnya.

Adapun sekitar pukul 12.25 wib api dapat dipadamkan, selanjutnya dilakukan upaya pendinginan. 

Pada saat proses pemadaman turut dibantu Polsek Baiturrahman di back up Polresta Banda Aceh dan Koramil setempat dalam pengamanan di lokasi kejadian dan setelah kondisi aman terkendali armada kembali ke posnya pukul 12.45 WIB. 

"Sampai berita ini diturunkan tidak ada korban jiwa dan penyebab kebakaran karena pembakaran sampah yang tidak diawasi," pungkas Rizha.(TM/Hz)

Ket Foto: DPKP Kota Banda Aceh sedang memadamkan kandang ayam yang terbakar di jalan Pattimura Gampong Blower, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...