Langsung ke konten utama

Karya Sastra di Ruang Digital Makin Anarkis






Majalah Sastra Imajisia versi digital diluncurkan. Anak muda diberi ruang khusus untuk berkarya di Imajisia.



JAKARTA- Potretonline.com, 12/01/21. Sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda mengatakan karya-karya sastra yang muncul di ruang digital makin anarkis. “Anarkisme estetika makin kuat. Makin banyak puisi yang tidak estetik. Bahkan, ada novel yang cenderung porno,” kata Ahmadun dalam diskusi “Sastra Setelah Media Cetak Tiada” yang diadakan oleh Imaji Indonesia dan Majalah Sastra Imajisia, Sabtu, 9 Januari 2021 melalui aplikasi Google Meeting.

Menurut Ahmadun, banyak sekali problem karya di ruang digital. Bukan hanya masalah cerita yang berantakan, kemampuan teknis berbahasa mereka masih sangat lemah dengan kalimat dan ejaan yang buruk. “Seharusnya mereka membekali diri dengan kemampuan berbahasa yang baik. Sebab itu dasar keterampilan memulis,” kata dosen Creative Writing di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Tangerang ini. “Langkah selanjutnya adalah menghadirkan cerita yang bermutu.”

Ahmadun, yang sejak dulu mengamati sastra di ruang maya.Pada era-era awal ramainya internet, menurutnya, karya sastra yang muncul di ruang maya sudah banyak kelemahan. Internet menjadi tempat bagi penulis untuk menyiarkan karya-karya yang ditolak di koran umum. “Namun kala itu tidak seanarkis sekarang. Bahkan, dulu beberapa karya penyair bagus munculnya dimulai dari sastra cyber,” tutur mantan redaktur sastra Republika itu.

Iwan Kurniawan, pemimpin redaksi Cybersastra.net pada era itu, mengatakan bahwa karya yang muncul di ruang maya memang problematik. Sebab, ruang maya adalah ruang yang bebas, siapa pun bisa masuk dan melakukan apa pun. Sebab, tidak ada seleksi dan kurasi. “Itu memang karakter ruang di Internet. Barangkali di sinilah media seperti Imajisia bisa masuk untuk menghadirkan karya bermutu,” ujar editor opini Koran Tempo ini. 

Pembicara lain dalam diskusi itu, Mahwi Air Tawar, lebih memaparkan bagaimana ruang digital begitu penting diisi oleh para penulis. “Kita tidak bisa berpaling dari ruang digital sebagai tempat mempublikasikan karya kita,” kata dia. Penulis harus menyesuaikan diri pula dengan karakter medium di dunia digital itu. Dunia digital bisa dieksplorasi sebagai ruang kreatif maupun sebagai gagasan menjadi karya kreatif. “Kita bisa mengekplorenya menjadi bagian dari karya kita.”

Diskusi itu adalah bagian dari rangkaian peluncuran Majalah Sastra Imajisia versi digital (pdf). Awalnya, Imajisia adalah majalah sastra berbasis Instagram @imajisia. Media ini diterbitkan oleh Imaji Indonesia dengan kurator Mustata Ismail, Iwan Kurniawan, Willy Ana, dan Mahwi Air Tawar. Imajisia ini memuat puisi, cerpen, esai, berita sastra, resensi buku, hingga profil sastrawan. Kini, para pengelola menerbitkan majalah Imajisia versi digital (pdf). 



Penerbitan majalah versi digital itu dimaksudkan untuk melayani para pembaca yang jarang membuka Instagram dan yang tidak familiar dengan media sosial itu. “Namun, Imajisia tidak hanya menyajikan karya yang sudah diterbitkan di Instagram, tapi juga ada karya baru yang di Instagram hanya dimuat cuplikannya,” kata Ketua Imaji Indonesia, Willy Ana. “Sehingga Imajisia versi digital mempunyai nilai lebih.”



Mustafa Ismail, salah satu kurator Imajisia yang menjadi moderator dalam diskusi itu, menambahkan bahwa Imajisia akan mengambil peran sebagaimana halnya media cetak selama ini dengan menerapkan seleksi karya yang ketat. “Ketika media cetak mulai tumbang satu persatu, kita perlu melakukan sesuatu dengan memilih dan memilah lalu menghadirkan karya bermutu kepada pembaca di ruang digital,” tutur penyair asal Aceh itu. 



Selain itu, Imajisia kini juga membuka ruang bagi para penulis muda di rubrik “Ruang Muda” berisi puisi, cerpen, dan esai. “Banyak penulis muda mengirim karya namun sedikit sekali yang memenuhi standar kurasi kami. Sehingga kami berpikir untuk memberi ruang khusus kepada mereka di Imajisia dengan kurasi yang lebih longgar,” kata Mustafa 

Willy Ana menambahkan bahwa karya-karya untuk Imajisia bisa dikirim ke email: imajisiaoke@gmail.com. Namun pengelola hingga saat ini belum bisa memberi honor untuk karya yang dimuat karena belum mempunyai sponsor. “Ini kerja gotong royong. Kami berharap ke depan ada donatur dan sponsor yang terketuk hatinya membantu Imajisia sehingga kami bisa berbagi 



 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Guru- Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 11 Banda Aceh

Dalam Rangka Memperingati Hari Guru   Canda Tawa Oleh  Dahrina,M,S.Sg.MA   Panggilan suara hati Menerjang segala penjuru Betabur butiran  resah dalam pandemi  Kemana muaranya dunia pendidikan   Tersungkur kaku aku dalam lamunan Terkontaminasi jiwa dalam keraguan Pikirku mulai menerawang Akan kah pandemik ini bisa kulawan   Aku memang tidak punya kuasa Tapi Allah Maha di atas segalanya Aku lemah dalam berlogika Tapi Allah Nyata adanya   Kini.... Derap langkah siswaku kembali terdengar Guruku kembali mengajar Canda tawa siswaku berbalut persahabatan Ada guru yang membimbing dengan balutan karakter budiman   Guru mari kita bersama ciptakan suasana baru  Wujudkan merdeka belajar  Negeri ini menantimu dalam karya yang terus dikenang   Baying-Bayang Pandemi Komite MIN 11 Banda Aceh    Hari ini terasa berbeda dengan tahun-tahun yang lalu Hari ini kita rayakan hari guru dengan sangat sederhana Tapi janganlah terperanjat dengan kesederhanaanya Syukurilah apa yang sudah di takdirkan Allah    Har

Tingkatkan Budaya Baca, Dispersa Kota Banda Aceh Bina Pustaka Sekolah dan Gampong

Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh melalui program pengembangan minat dan budaya baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh berupaya untuk terus meningkatkan minat baca masyarakat di Kota Banda Aceh. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banda Aceh Alimsyah, S. Pd, MS melalui Sekretaris Dinas Amir mengatakan bahwa beberapa strategi dan upaya yang dilakukan yakni memberikan pembinaan kepada pustaka sekolah-sekolah dan gampong-gampong. "Yang dibina bukan hanya pustaka sekolah, dan pustaka gampong. Kita juga bina pustaka rumah sakit, pustaka di masjid-masjid dan di tempat-tempat publik, seperti pojok baca di Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Banda Aceh," jelasnya saat ditemui pasa Selasa, (17/6/2020) Selain itu jelasnya, pihaknya juga memberikan kemudahan dalam bentuk pelayanan pustaka keliling ke gampong-gampong atau sekolah-sekolah. "Untuk mendatangkan pustaka keliling ke sekolah atau gampong bisa masukkan surat ke dinas kita. Akan kita layani jika t

Peringati Hari Ibu, Kantor PPKB Banda Aceh Gelar Seminar Parenting

    Banda Aceh - Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-88 2016, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Banda Aceh menggelar seminar parenting bertajuk “Menjadi Ibu Profesional”.    Menghadirkan ahli parenting nasional Septi Peni Wulandani yang juga pimpinan Institut Ibu Profesional (IIP) Jakarta sebagai pembicara utama, acara ini diikuti oleh ratusan kaum perempuan dari berbagai kalangan di Aula Lantai IV, Gedung A, Balai Kota Banda Aceh, Selasa (29/11/2016). Di antara tamu undangan terlihat hadir Ketua DPRK Banda Aceh Arif Fadillah, Ketua DWP Banda Aceh Buraida Bahagia, para pejabat di lingkungan Pemko Banda Aceh, Ketua Balee Inong se-Banda Aceh, dan sejumlah tokoh perempuan lainnya. Kepala Kantor PPKB Banda Aceh Badrunnisa menyebutkan peringatan Hari Ibu ke-88 2016 mengusung tema “Kesetaraan Perempuan dan Laki-laki untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kesenjangan Ekonomi, Kekerasan, dan Perdagangan Orang.” Pihaknya, sebut Badrunnisa, terus ber