Langsung ke konten utama

Puisi-Puisi Anton Anton Sucipto




BERKHAYAL”

Aku berkhayal di pagi ini

Bertemu seorang gadis tercantik

Yang selalu menemaniku

Aku berkhayal di siang bolong

Bertemu wanita termanis

Yang selalu memanjakan

Aku berkhayal di sore gerimis

Bertemu perempuan terbaik

Yang sudi menghiburku

Aku berkhayal di malam gelap

Bertemu bidadari terindah

Yang mengajak bercanda tawa

Aku berkhayal di lelap tidurku

Bertemu kekasih apa adanya

Biarpun itu hanya gurauan

Biarlah kuterus berkhayal

                                                                        (Banjarnegara, 26 November 2019)

“KAMAR”

 Di sini kumenulis

Sebait syair pujangga

Sekumpulan kata merekah

Sehamparan bukit lirik

Disini ku membaca

Sebaris gejolak resah

Setangkai daun impian

Segenggam tinta harapan

Disini ku merenung

Melamun jauh di angkasa

Menerawang sampai kayangan

Mencoba merangkai hidup

                                                                        (Banjarnegara, 22 Agustus 2020)

“HUJAN”

Di bulan ini hujan

Hujan meredakan sedih

Sedih sendiri

Sendiri melangkah

Melangkah tertatih

Tertatih di kesunyian

Kesunyian jiwaku

Jiwaku melamun

Melamun di kehampaan

Kehampaan dalam hujan

                                                                        (Banjarnegara, 5 Maret 2019)

“TENTANG RASA”

Ku lihat tetesan embun pagi

Jatuh di dahan daun

Mengerling merayu

Mengingatkan sebuah rasa

Menyiratkan sebuah rasa

Meyakinkan rasa itu berubah

Bersama hujan yang berderai

Bersama angin yang bergemuruh....

                                                                        (Banjarnegara, 15 Mei 2020)

“SURAT”

Selembar kertas menghampar

Goresan kata tak hambar

Alunan syair takkan pudar

Hujan turun tak menggelegar

Petir kencang juga tak menyambar

Deretan surat yang manis

Dalam dingin rintik gerimis

Mungkin terkadang menangis

Meski batin terasa pesimis

                                                                        (Banjarnegara, 27 Agustus 2019)

PENULIS :

Anton Sucipto, SP. Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto. Mengidolakan Valentino Rossi legenda Moto GP. Puisi “Kekasih” pernah dimuat di Radar Malang edisi 12 Februari 2020,  Cernak  “Kisah Singa yang Terperangkap” pernah dimuat di Koran Solopos edisi 17 Februari 2019.


 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...