Langsung ke konten utama

Panglima Tibang Vs Habib Abdurahman




Oleh ; Arhamni

Guru SMK Penerbangan Aceh

Peminat Sejarah Aceh

 

Mohammad Said dalam buku Aceh Sepanjang Abad Bab XVII menuliskan tentang sosok Habib Abdu’r Rahman dan Panglima Tibang.Habib Abdu’r Rahman, pendatang dari tanah Arab. Beliau adalah seorang petualang yang andal. Habib terkenal cerdik dan pandai serta intelektual yang tinggi, sehingga dengan cepat menjadi orang yang berpengaruh di lingkungan sultan saat itu. Sungguh Aceh memperoleh manfaat dari kecakapan habib Abdu’r –Rahma.. Belanda sangat tidak senang pada Habib, sehingga untuk melemahkan pengaruh Habib, Belanda menyeludupkan seorang Arab lain, bernama Ali Bahanan.

Sumber Belanda mengatakan antara lain Panglima Tibang semula seorang Hindu dari golongan bawah yang mulanya ia berangkat dari Madras mengikuti rombongan wayang. Saat masuk ke Aceh, umurnya masih 6 tahun. Kepandaian khasnya adalah menari.  Teuku Lamgugop, seorang panglima Sultan tertarik kepada anak ini, dijadikan anak angkat dan diislamkan. Ramasamy adalah nama asli Panglima Tibang. Sehari-hari bekerja sebagai pelawak, menari dan bernyanyi. 

Pada suatu hari, salah seorang Uleebalang III mukim Kayu Adung telah mengkhianati Sultan. Oleh Sultan diperintahkan kepada Panglima Lamgugop untuk menumpasnya. Pemberontakan dapat dipadamkan dengan cepat, sesudah terjadi pertempuran. Turut membantu Teuku Lamgugop dalam penumpasan pemberontak itu adalah Ramasamy. Tidak jelas apakah dirinya yang berhasil memenggal kepala anggota pemberontak, karena setelah mayat ditemukan baru kepalanya dipenggal. Tapi ketika dia membawa mayat itu dan menyeretnya sepanjang jalan, sehingga orang mengangumi kehebatannya. 

Suatu Hari permaisuri Sultan Ibrahim bertamu ke rumah Teuku Lamgugop. Pemaisuri menjumpai Ramasamy yang pandai menghibur, menari dan melawak. Pemaisuri tertarik pada anak itu, lalu diminta bawa ke Istana. Di sinilah Ramasamy berhasil merebut hati Sultan. Dia amat sangat pandai menyesuaikan diri, cepat pula memahami keinginan tuannya. Segala keperluan dikerjakannya dengan baik. Dengan kecakapan itu dia berhasil memegang peranan penting di Istana, terutama dalam mengatur upacara-upacara di Istana. Lama- kelamaan ianya menjadi orang kepercayaan Sultan. Dia diserahi tugas menjaga gedung-gedung penyimpanan benda berharga. Akhirnya Sultan mengangkatnya sebagai Syahbandar (Kepala Pelabuhan dan bea cukai). Pekerjaan ini merupakan jabatan kunci yang dapat disejajarkan dengan menteri keuangan kerajaan. 

 

Pembagian fungsi dalam kerajaan Aceh pada waktu itu adalah:

1.   Sultan (di bawah umur dan dalam pangkuan)

2.   Habib Abdu’r – Rahman, Mangkubumi (dapat disamakan dengan jabatan Perdana Menteri) merangkap pemengku raja dan bertanggungjawab sebagai mentri luar negeri.

3.   Panglima Polem, Panglima Sagi XXII mukim, tertinggi dari tiga panglima Sagi. Dia berwenang memimpin perundingan untuk menetapkan pengemgkatan Sultan.

4.   Panglima Tibang, Syahbandar

5.   Imum Lungbata, selain Uleebalang mukim Lungbata, juga menjadi  Panglima Perang

6.   Teuku Kali Malikul Adil, Uleebalang Sultan yang bertugas memerintah wilayah langsung Sultan, terdiri dari 12 kampung kanan sungai Aceh, beliau juga merupakan kepala Agama.

 

Pada masa itu juga dikenal tokoh-tokoh yang berpengaruh antara lain:

 

1.   Keureukun Katibu I Muluk, Sekreteris Kerajaan 

2.   Teuku Ne’ Meusara , juga disebut Teuku Na’ aja Muda Seutia, berpengaruh. Kepala  mukim Meura’sa 

3.   Teuku Ne Peureuba Wangsa ( Teuku Nek Purba). Kepala mukim IX dari 25 Mukim. 

 

Tidak dapat terbantahkan bahwa ambisi para tokoh berpengaruh untuk mendapatkan kedudukan lebih tinggi, telah menimbulkan perpecahan di kalangan pemerintah di Aceh. Pada saat itu Belanda sedang menyiapkan Invansinya, perpecahan itu bertahun-tahun seperti api dalam sekam. Dua tokoh yang bertarung sengit masa itu adalah Habib Abdu’r – Rahman dengan pendukung utamanya Panglima Polim dan Panglima Tibang dengan pendukungnya Teuku Kali Malikul Adil di lain pihak.  Setelah Sultan Ibrahim meninggal Panglima Tibang mampu mempengaruhi Sultan yang masih Muda dengan menakut nakuti Sultan bahwa Habib Abdu’r – Rahman  yang pengaruhnya makin besar itu sedang bernafsu untuk menjatuhkan Sultan dan merebut tahta. Kelicikan Panglima Tibang membuat ia mampu memegang Sultan Muda dan adanya kepercayaan 

Pendukung Habib pada masa itu selain Panglima Polem, adalah Teuku Ba’et Imum Lungbata, Teuku Nyak Banta, Panglima III Mukim , Teuku Rajeut Lamkapung , Teuku Imueum Keureukun dan Teuku Tilang. Sebelah Panglima Tibang Selain Teuku Kali Malikul Adil, adalah Panglima Masegit Rajeu, Teuku Nya’ Cut, Imueum Cade, Teuku Ne’ Raja dan Teuku Nata. 

Belanda menjalankan rencana Invasi dengan rapi ke Cah dengan mengepung perairan Aceh antara tanggal 15 Desember 1870 sampai tanggal 16 Januari 1871. Kapal perang Belanda Maas dan Waal, telah menjalankan blockade, sehingga membuat macet semua proses ekspor –impor saudagar- saudagar Aceh. 

 

Siapa sebenarnya penjual Aceh antara mereka berdua? Panglima Tibang atau Habib Abdu’r –Rahman? Fakta keduanya tiada cukup untuk memvonisnya, namun mereka setidaknya dapat dipandang sudah mengabaikan kepentingan tanah Aceh yang sedang berada dalam bahaya (Aceh Sepanjang Abad, Muhammad Said halaman 556).

 

Akankah Aceh terus dalam pertikaian para petinggi yang hanya sekadar mencari sokongan serta pendukung untuk sebuah tahta, harta serta ketenaran? Sehingga meninggalkan kepentingan-kepentingan Aceh yang lebih besar untuk menyelamatkan bangsa Aceh serta mewariskan kemerdekaan pada anak cucu?

 

Semoga keegoisan petingi-petinggi Aceh tiada menjadi warisan yang abadi, hingga Aceh akan terus terhina dan tertindas. Generasi penerus Aceh sudah waktunya tidak mewariskan lagi kegoisan serta kepentingan masing-masing kelompok, sehingga dengan mudah bagi orang-orang yang tak senang pada Aceh menjalankan politik peninggalan Snouck Hurgronje devide et impera yang memiliki arti pecah belah dan jajahlah.  Semoga tulisan singkat dan sederhana ini menjadi inspirasi bagi kita orang Aceh untuk melakukan analisis SWOT agar mengetahui Strengths, Weaknesses, Opportunities Dan Threats . Mengkaji kembali kelemahan-kelemahan yang dimiliki serta kekuatan-kekuatan,  sehingga Aceh memiliki harapan untuk kembali berjaya seperti yang sudah terukir dalam cerita sejarah dunia. 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Tahun Baru, Semangat Baru

Assalamualaikum sahabat Popot dan Nyanyak yang dirahmati Allah. Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat, kritis dan cerdas serta senantiasa dalam lindungan Allah. Alhamdulilah hari Senin, tanggal 1 Januari 2024 lalu kita sudah masuk ke tahun baru. Kita sudah meninggalkan Tahun 2023. Tentu ada    banyak cerita, peristiwa yang terjadi dan kita alami di tahun 2023 yang menjadi catatan sejarah hidup kita. Cerita    suka dan duka yang tak terlupakan. Bisa jadi ada hal yang kita rencanakan untuk diwujudkan pada tahun 2023 lalu yang belum terwujud dan juga ada hal yang tidak tercapai, maka di tahun 2024 ini masih bisa untuk diwujudkan.  Nah, sahabat Popot dan Nyanyak yang berbahagia, Apa saja yang belum sahabat wujudkan di tahun 2023 yang lalu? Apa pula yang menjadi kelemahan atau kekurangan yang ada dalam diri selama 2023 yang lalu?    Bagaimana sikap sahabat semua? Malaskah? Atau sudah rakın, tapi belum berhasil?  Lalu, kini ketika kita sudah betad...

Sembilan Aktivitas Pengisi Liburan Anda Yang Sangat Menarik

Oleh Dian Balkis Mahasiswi  Jurusan Perbankan Syariah, FEBI UIN Ar-Raniry, Banda Aceh Assalamualaikum pembaca Bertemu kembali bersama saya Dian Balkis. Senang sekali dapat berbagi cerita  pada kesempatan ini. Oke saya akan sedikit bercerita tentang kegiatan setelah berlalunya semester 5. Bagi pembaca yang masih kuliah, pasti akan mengalami liburan semester. Ada sebagian mahasiswa yang senang libur semester, ada juga yang tidak senang karena berbagai alasan. Bagi mahasiswa yang bukan perantau, liburan semester bukan moment-moment yang dinantikan, tetapi jika bagi mahasiswa perantau, libur semester merupakan moment yang sangat dinantikan, karena mereka sangat ingin pulang kampung dan bertemu dengan keluarga. Sebagian mahasiswa libur semester ini menjadi hal yang sangat membosankan, apalagi mahasiswa rantauan yang pulang kampung. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan di rumah, sehingga dapat membuat mereka suntuk dan bosan. Seharusnya ada kegiat...