Langsung ke konten utama

The Obon Festival, Japan’s Ghost Festival


Foto :Japan-Guide.com

By Sahira Fayza Gunawan

The student of SMP Al-Azhar, Banda Aceh


Japan has been very popular in recent years. From pop culture, to anime and manga, delicious food, and their rich culture that has been preserved for centurie. Japan has attracted many foreign visitors in the last decade. Many have been travelling towards the country located in East Asia due to their love of Japanese culture.


From the many festivals and celebrations in Japanese culture, today we will be talking about the Obon festival in Japan. Now, what exactly is this Obon festival?

Obon (お盆) or just Bon () is a Japanese Buddhist custom to honor the spirits of one’s ancestors. It is easily more identified as the ghost festival for foreigners. Obon is one of the largest celebrations held in Japan, during this time people pay respect to their ancestors and loved ones who have passed.


The exact origins of Obon is still widely debated, but the festival is known to have Buddhist roots. This Buddhist-Confucian custom has slowly evolved into a family reunion holiday, where many people come back home to their families and sweep and clean the graves of their ancestors and loved ones who wonder as spirits revisiting their household altar. In simpler terms, Obon is a festival commemorated by holding a memorial service welcoming the spirits of the deceased, though mostly about their ancestors.


The Obon festival has been celebrated in Japan for more than 500 years and usually includes a dance, which is called Bon Odori. It is usually performed to liven up the festival due to the fact that many religious roots of the festival have slowly been lost through time.


Usually, the Obon festival lasts for 3 days, but varies between different regions in Japan. Obon usually takes place during the seventh month of the year, typically from the 13th to the 15th. Dates can change depending on region and which calendar is followed, the solar or lunar calendar. Celebrations are most commonly held in either July (Shichigatsu Bon) or August (Hachigatsu Bon).

During the annual festival, families gather together to celebrate their ancestors with paper lanterns, special offerings, and traditional dances.


Families place offerings of fruit, rice, green tea, sake, and lotus shaped sweets at the graves or family altars. Paper lanterns are hung around the house to help guide spirits home. Although Obon is a memorial, it is not solemn and quite festive and cheerful.


Obon week is one of Japan’s major holiday seasons, with many people taking off time from work and lots of shops and places closing due to the festival being important culturally and traditionally.

A few of the most popular Obon festivals are the Daimonji Gozan Okuribi Fire Festival in Kyoto, the Gujo Odori Festival in Gifu, and the Awa Odori Festival in Tokushima and Shikoku. Other notable festivals are the Nagasaki Shoro Nagashi Festival in Nagasaki as well as the Hokkai Bon Odori in Mikasa and Hokkaido.


Obon festival has caught the attention from all of us. Any lessons we learn from this festival? Well, of course, the festival itself taught us to remember our cherished ones who have passed and pay respect to our ancestors.


The Obon festival has many beautiful celebrations, mouthwatering food, parades, and dancing that will surely excite you. We hope one day in the future we are able to visit Japan and experience the culture and festivals it has to offer!

 

Reference and credits:

[1] https://en.wikipedia.org/wiki/Bon_Festival

[2] https://www.bokksu.com/blogs/news/obon-japans-ghost-festival

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Tahun Baru, Semangat Baru

Assalamualaikum sahabat Popot dan Nyanyak yang dirahmati Allah. Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat, kritis dan cerdas serta senantiasa dalam lindungan Allah. Alhamdulilah hari Senin, tanggal 1 Januari 2024 lalu kita sudah masuk ke tahun baru. Kita sudah meninggalkan Tahun 2023. Tentu ada    banyak cerita, peristiwa yang terjadi dan kita alami di tahun 2023 yang menjadi catatan sejarah hidup kita. Cerita    suka dan duka yang tak terlupakan. Bisa jadi ada hal yang kita rencanakan untuk diwujudkan pada tahun 2023 lalu yang belum terwujud dan juga ada hal yang tidak tercapai, maka di tahun 2024 ini masih bisa untuk diwujudkan.  Nah, sahabat Popot dan Nyanyak yang berbahagia, Apa saja yang belum sahabat wujudkan di tahun 2023 yang lalu? Apa pula yang menjadi kelemahan atau kekurangan yang ada dalam diri selama 2023 yang lalu?    Bagaimana sikap sahabat semua? Malaskah? Atau sudah rakın, tapi belum berhasil?  Lalu, kini ketika kita sudah betad...

Sembilan Aktivitas Pengisi Liburan Anda Yang Sangat Menarik

Oleh Dian Balkis Mahasiswi  Jurusan Perbankan Syariah, FEBI UIN Ar-Raniry, Banda Aceh Assalamualaikum pembaca Bertemu kembali bersama saya Dian Balkis. Senang sekali dapat berbagi cerita  pada kesempatan ini. Oke saya akan sedikit bercerita tentang kegiatan setelah berlalunya semester 5. Bagi pembaca yang masih kuliah, pasti akan mengalami liburan semester. Ada sebagian mahasiswa yang senang libur semester, ada juga yang tidak senang karena berbagai alasan. Bagi mahasiswa yang bukan perantau, liburan semester bukan moment-moment yang dinantikan, tetapi jika bagi mahasiswa perantau, libur semester merupakan moment yang sangat dinantikan, karena mereka sangat ingin pulang kampung dan bertemu dengan keluarga. Sebagian mahasiswa libur semester ini menjadi hal yang sangat membosankan, apalagi mahasiswa rantauan yang pulang kampung. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan di rumah, sehingga dapat membuat mereka suntuk dan bosan. Seharusnya ada kegiat...