Langsung ke konten utama

Ketahanan Keluarga Ujung Tombak Cegah Konten Negatif



*Masyarakat Banda Aceh Diajak Saling Melengkapi menutup Konten Negatif

Banda Aceh - Ketahanan keluarga sebagai ujung tombak dalam upaya mencegah konten negatif di masyarakat, hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Kota Banda Aceh, Fadhil, S.Sos, MM saat menjadi narasumber nasional pada Webinar Literasi Digital Indonesia Cakap Digital, Kamis (26/08/2021).

Fadhil juga mengatakan di masyarakat Banda Aceh pendekatan perspektif budaya dan agama yang masih kental, menjadi salah satu upaya pencegahan konten negatif tersebut.

“Peran kita sebagai masyarakat dalam mencegah konten negatif ini dengan pendekatan budaya dan agama dalam hal ini ketahanan keluargalah yang menutup konten ini,” kata Fadhil.

Saat ini, kata Fadhil gadget sudah digunakan oleh siapapun termasuk anak-anak untuk proses belajar selama masa pandemi, tetapi peran orang tua yang memanfaatkan gadget yang   harus bisa memproteksi konten-konten tersebut dan membatasi jam penggunaan internet. 

Hal ini selaras yang disampaikan oleh Wali Kota Banda Aceh  H. Aminullah Usman ,SE.Ak, MM pada pembukaan literasi digital yang mengatakan bahwa pemanfaatan internet haruslah positif, kreatif, edukatif, menambah daya saing di sektor UMKM dan mengembangkan smart city demi terwujudnya Kota Banda Aceh yang gemilang dalam bingkai syariah.

Fadhil menjelaskan setiap tahunnya pemerintah melalui Kementrian Kominfo  Republik Indonesia memblokir  jutaan situs-situs yang negatif.

“Konten-konten negatif ini seperti pornografi dan konten ilegal lainnya, dalam hal ini pemerintah tidak diam. Ada jutaan situs negatif yang setiap tahunnya telah ditutup oleh pemerintah,” jelas Fadhil.

Oleh karena itu, Fadhil mengajak masyarakat khususnya masyarakat Banda Aceh untuk saling bekerja sama dlm melengkapi  menutup konten negatif.(Rid/Hz)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

Berbagi Rambutan

  Oleh Salsabila Z   ​ Hari ini, Zain memanen buah rambutan di samping rumah bersama sang Ayah. Ia senang sekali, karena pohon rambutannya berbuah lebat dan rasanya pun manis. ​ “Alhamdulillaahh...” ujar Zain sambil memakan satu buah rambutan. ​ “Iya, alhamdulillaah...” ujar Ayah.”O ya, nanti Zain bantu Kak Salma membagi buah rambutann ini ke tetangga ya?” pinta Ayah sambil membagi  buah-buahan itu  sama banyak lalu menalinya dengan rafia. ​ “Kenapa dibagi Yah? Mending ,  kita  jual saja.  Biar tetanggak kita beli, lalu kita dapat banyak uang ,  deh,” usul Zain. Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membeli mainan baru  dari hasil menjual rambutan  nanti . ​ “Ya, nanti kita akan jual rambutan ini kepada Pak Sukri, pedagang buah samping pasar itu. tapi tidak semuanya. Ada yang kita bagi sama tetangga dan ada juga yang kita sisihkan untuk kita makan sekeluarga,” jawab Ayah. ​ “Kok begitu Yah?” ​ “Ya, tidak ada salahn ya   dong,...