Langsung ke konten utama

Prof Sanny Optimis Aceh Mampu Hasilkan 1000 ekor Sapi Pertahun


Aceh Besar - Potretonline.com, 12/09/21. Ketua Yayasan Beudoh Gampong, Prof TA Sanny, M.Sc. usai lakukan kunjungan ke Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Penghijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) di Indrapuri Aceh Besar optimis Aceh mampu hasilkan 1000 ekor sapi, Minggu (12/9/2021). 

Prof. Dr. Eng.Teuku Abdullah Sanny, M.Sc melakukan kunjungan pada Rabu, 1 September 2021 Ke BPTU HPT dengan luas lahan 430 hektar.

Program pengembangan sapi pada BPTU HPT telah berhasil dijalankan sejak tahun 2015. Melihat kesiapan Aceh dengan adanya balai peternakan sapi unggul di Indrapuri, Prof.Sanny yakin melalui balai ini Aceh mampu menghasilkan 1000 ekor sapi.

"Saya ingin melihat keseriusan pembibitan sapi di sini, ternyata serius,” ujar Prof.Sanny.
BPTU melakukan pembibitan melalui persilangan antara jenis Belgian Blue dengan sapi Aceh dan persilangan jenis Wagyo dengan sapi Aceh.


Kepala BPTU-HPT Indrapuri Ir.Yanhendri, M.Si berharap program pengembangan Sapi Aceh di bawah Kementrian Pertanian Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehata Hewan di Aceh terus berkembang dan menghasilkan jenis sapi yang berkualitas.




“Pembibitan Sapi Aceh merupakan suatu kebanggaan yang harus terus dikembangkan, karena pengembangbiakan seperti ini merupakan perdana di Aceh,” ujar kepala balai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...