Langsung ke konten utama

Nadya Tiffany, Juara Multi Talenta


Nadya Tiffany
Wah, bulan Desember 2015 yang lalu, tampaknya memang menjadi bulan yang istimewa bagi Nadya Tiffany, yang akrab disapa Nadya atau Fany ini. Ia merayakan ulang tahunnya yang 17 pada tanggal 20 Desember 2015 itu. Desember 201 itu menjadi satu masa yang menyenangkan bagi gadis kelahiran Banda Aceh pada 20 Desember 1998. Ia sudah berada pada puncak masa remaja, ya usia 17 tahun.

Nadya yang baru berusia 17 tahun ini juga menekuni pendidikannya di bangku kelas tiga SMA Negeri 3 Banda Aceh. Sebagai gadis yang sedang belajar, ia sangat hobby menulis dan menari. Menurut ceritanya kepada majalah POTRET, ia mulai tertarik dengan aktivitas menulis cerpen sejak kelas 6 SD. Saat itu ibunya sering membelikan ia majalah Girls dan Bobo. Berbekal tingginya minat baca dan menulis cerpen, Nadya kemudian saya mengikuti lomba cerpen FL2SN, kala ia masih duduk di kelas 1 SMP, walau saat itu ia belum berhasil menjadi juara. Namun, sudah menjadi modal berharga berupa pengalaman ikut lomba.

Nadya memang tidak cepat putus asa, maka saat ia di kelas 2 SMP, Nadya kembali mengikuti lomba cerpen FL2SN. Alhamdulillah ia berhasil meraih juara 2 dalam perlombaan tersebut. Tidak hanya itu, selang beberapa bulan saja, ia ikut lagi lomba cerpen dalam rangka “ACEH MENULIS”. Wow, Alhamdulillah tidak sia-sia. Ternyata, ia berhasil meraih jura, yakni juara 1 dalam lomba yang dilaksanakan di gedung Bank Indonesia tersebut. Pada tahun yang sama, ia juga pernah mengikuti lomba catur dalam rangka O2SN, akan tetapi hanya mendapat juara harapan satu.

Bisa jadi, karena kala itu ia kurang berlatih. Selain mengikuti lomba cerpen dan catur, pada tahun 2013, Nadya iseng-iseng mengikuti lomba fotogenik kategori remaja dalam acara “remaja dunia anak” di kapal apung. Keikutsertaannya Nadya dalam lomba itu juga berbuah manis, ia meraih juara I.

Belum selesai lho, pada tahun yang sama Nadya juga mendapat juara III dalam kompetisi yang diadakan oleh Zero-v dalam acara Model Competition. Pada hal saat itu, Nadya sudah kelas III SMP. Lalu, mengingat Ujian Nasional telah di depan mata, Nadya memilih fokus untuk persiapan UN.

Kini, setelah bersekolah di SMA NEGERI 3, Nadya kembali mengikuti lomba modeling. Hasilnya? Ya kembali mendapat juara I dalam fashion show “competition parade” yang diadakan oleh Cerebrovit X-cel. Selain itu, Nadya juga mengikuti lomba fashion show Muslim casual trendy yang diadakan oleh SMK dan mendapat juara II. Pada tahun 2014 pun Nadya kembali mendapat juara the best photogenic dalam acara Top Model Hunt Aceh yang diadakan oleh AMC modeling.

Masih ada lho. Pada saat kelas II SMA, Nadya juga kembali aktif mengikuti lomba cerpen dan mendapat juara II dalam lomba yang diadakan oleh STKIP Bina Bangsa Getsempena, Banda Aceh. Selain itu juga kembali mendapat juara harapan I dalam perlombaan catur putri O2SN tingkat Banda Aceh. Jadi, Nadya itu benar-benar bernasib juara. Buktinya, selain jadi juara, ia juga pernah mendapatkan penghargaan dari Gerakan Pramuka Aceh dalam peringatan Hari Pramuka ke-52. Tentu saja semua ini, selain ia punya hobi menulis, juga hobi bermain catur. Ketika SD ayahnya sering mengajak bermain catur setiap malam, ketika baru pulang kantor. Awalnya memang membosankan, akan tetapi lama-lama bikin penasaran dan jadi ketagihan. Namun, pada saat kelas 6 SD, ia harus fokus belajar dan memperbanyak istirahat sehingga tidak pernah bermain catur lagi. Akan tetapi, pada saat kelas II SMP, ia tiba-tiba ditunjuk untuk mewakili sekolah dalam perlombaan catur O2SN. Tentu saja harus berlatih lagi.

Selama di SMA Negeri 3 Banda Aceh, saat kelas 1 SMA, Nadya mulai bergabung bersama sanggar sekolah yaitu sanggar ie-mawoe dan mulai sibuk latihan menari. Sayangnya ia tidak pernah lagi mengikuti lomba modeling lagi. Tetapi pada saat kelas II SMA, Nadya bergabung di Sanggar Cut Nyak Dhien. Di sanggar ini ia banyak belajar tarian khas Aceh asli yang tidak dikreasikan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...