Langsung ke konten utama

Niva Adillah, Modeling yang Ingin Jadi Pengusaha Sukses


Niva Adillah itu, adalah sosok periang yang selalu menjadi penghibur (entertainer) bagi keluarga. Dia bisa menghidupkan suasana yang menyenangkan di dalam keluarga. Kami dibuatnya selalu senang bersamanya. Ia tidak sombong dan ramah. Selain periang, tidak sombong dan peramah, Niva, begitu panggilan akrabnya, punya kemauan yang keras untuk maju, gigih dan sangat senang belajar, tutur ibunya, Givianna Elly saat dihubungi oleh POTRET pada hari Rabu, 22 Januari 2014.

Niva, kelahiran Banda Aceh, 18 Agustus 2001 ini memang memiliki banyak keistimewaan yang tumbuh dan berkembang dalam perjalanan hidupnya yang masih sangat belia. Keistimewaan pertama di bidang akademik mulai diukirnya sejak di kelas I SD hingga kelas 6 terus menjadi juara 1. Saat bersekolah di SD negeri 54 Banda Aceh, Niva membuktikan kepada teman-temannya dan juga orang tuanya bahwa rajin membaca itu bisa membuat dirinya sukses mengukir prestasi akdemik di sekolahnya. Jadi, bolehlah dikatakan bahwa Ini adalah buah dari sikap kerasnya untuk bisa meraih kesuksesan juga. Hobby membaca yang digandrungi Niva tidak saja sekedar suka membaca, tetapi Niva suka koleksi buku dan ia pernah membuka pustaka pribadi di rumahnya.

Nah, sekarang Niva sedang menjalankan study-nya di kelas VII SMP Negeri 6 Banda Aceh. Sambil belajar di sekolah, Niva terus menggeluti dunia modeling. Anak dari pasangan Ferry safrizal dan Givianna Elly ini, terus pula mengukir prestasi di ranah modeling. Banyak sudah piala kejuaraan digondolnya. Pada tahun 2010, Niva menjadi juara 1 Fashion show Beujroh, Banda Aceh. Juara II Fashion show Yamaha di kota Banda Aceh. Di tahun yang sama, ia ternyata juga menjadi juara 2 lomba lagu anak Shopie Martin di tingkat Kota Banda Aceh. Di tahun 2012, ia juga meraih juara harapan 1 Lomba lagu kebersihan di kota Banda Aceh.

Beberapa prestasi gemilang yang ia raih di dunia modeling di tahun 2011 yang ia raih adalah sebagai juara harapan 1 Fashion Show Yamaha, Banda Aceh, dan juara harapan 2 fashion show Ganesha group di kota Banda Aceh. Di tahun 2012, Niva terus mengembangkan sayapnya di dunia modeling dengan mengikuti berbagai lomba di luar kota Banda Aceh, bahkan di luar Aceh. Hasilnya, di tahun 2012, Niva menggondol juara 3 Fashion show Paladium Mall di Medan. Bukan hanya itu, pada tahun yang sama Niva juga menjadi juara favorit Fashion Show Paldium Mall, Medan. Sementara di tingkat local di tahun 2012, Niva menjadi juara Best Costume Putroe Bungong di Banda Aceh dan juara II Fashion show Muslim Glamour susu Zee di Banda Aceh.

Belum puas dengan prestasi itu, di sela-sela kesibukan belajar di sekolah, Niva di tahun 2013 yang lalu terus getol mengikuti lomba di bidang model. Ia dengan semangat yang kuat mengikuti lagi lomba modeling di Medan. Hasilnya ia menjadi juara harapan 1 di Fashion show Muslim Carefour mall Medan, sekaligus menyandang juara favorit fashion show Muslim Carefour mall Medan.

Kegigihan Niva berkiprah di dunia modeling, mengantarkan ia ke tingkat nasional. Buktinya di tahun 2013, ia menjadi juara Best photogenic majalah Aneka Yess yang terbit di Jakarta itu. Kehebatannya di bidang ini juga telah membuat ia bisa masuk sebagai finalis cover girls majalah Aneka Yess Jakarta di tahun 2013. Hebat bukan? Ya. Tentu saja hebat. Bayangkan saja di usia yang masih belia dan masih belajar di sekolah SMP, sudah seabrek prestasi dan kejuaraan yang diraihnya. Padahal, Niva, seperti ditutur mamanya, Givianna Elly, bahwa sebelumnya Niva tidak menyukai dunia modeling. Mungkin karena sering melihatnya ditayangan televisi, ia kemudian mulai tertarik ke dunia modeling. Sebagai orang tua yang bertanggung jawab dengan masa depan anaknya, pilihan Niva untuk terjun ke dunia model itu direstuinya. Bukan saja ibu, tetapi juga ayah. Apalagi modal parasnya yang cantik dan prestasinya di sekolah ikut mendukung ia bisa tampil prima dalam setiap lomba yang diikutinya. Keberhasilan Niva, juga tidak terlepas dari dukungan orang tua yang ikut menginzinkan dan mengantar Niva bisa bergabung bersama calon-calon dan para model di Aceh Model Community (AMC) Kids di kota Banda Aceh.

Ternyata Niva yang baru berusia 13 tahun ini, punya cita-cita besar. Ia ingin menjadi ekonom dan pengusaha sukses. Untuk itu ia terus belajar untuk meraih cita-citanya, walau saat ini, ia semakin sering ke Jakarta untuk ikut dalam aktivitas pemotretan, sebagai bagian dari eksistensi dirinya sebagai model remaja. Semakin banyaknya agendanya ke Jakarta, membuat kegiatan belajarnya agak terganggu. Wajar saja, kalau pihak sekolah belakangan ini mulai mengingatkan Niva agar tidak terlalu sering meninggalkan sekolah.

Kali ini, Niva yang gemar dengan pilihan warna merah, menjadi sosok remaja yang diangkat oleh majalah POTRET yang sekaligus menjadi cover majalah POTRET. Tentu saja, prestasi dan kesuksesan Niva ini diharapkan bisa menginspirasi para remaja lain di Aceh untuk dengan sungguh-sungguh belajar dan mencari pengalaman di luar jam pelajaran di sekolah dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Seperti diungkapkan Niva, ia ingin sukses dan menjadi bagian dari generasi bangsa yang berhasil dan berguna bagi diri sendiri, keluarga serta bangsa ini. Oleh sebab itu, sebutnya, lakukanlah sesuatu dengan sungguh-sungguh dan tekun. Never stop learning. Be creative, Innovative, smart and be as the role model for a better life, now and in the future.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...