Langsung ke konten utama

Remaja Muslim vs Pacaran

ilustrasi /doktercinta.info

Oleh Ratu Delima Ahmad Ka'bah
Berdomisili di Bogor

Pacaran merupakan proses perkenalan dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. (Sumber : Wikipedia Bahasa Indonesia)

Akan tetapi, dalam prakteknya masih banyak yang menyimpang dari definisi yang disebutkan di atas. Kebanyakan remaja yang belum cukup umur sudah berani menjajaki dunia semu yang dikenal dengan nama “Pacaran”. Tak jarang bukan, kita lihat di berbagai sudut kota, taman, kafe, dan tempat-tempat lainnya nampak muda mudi memadu kasih dengan bebasnya. Tak malu. Tak sungkan. Seakan dunia milik berdua.. Hufffttt Konyol!!!!! Padahal mereka sadar betul bahwa tak hanya mereka yang berada di sana.

Dewasa ini, remaja dan pacaran memiliki kaitan yang amat erat. Bak bunga dengan tangkainya. Mulai dari SD hingga mahasiswa, hampir sebagian besar pernah terjerat dalam dunia pacaran. Hal ini pun seolah lumrah dan mengakar membudaya di masyarakat kita. Tak sedikit pula yang sudah merasakan akibatnya.

Pada suatu penelitian yang dilakukan Komnas Perlindungan Anak Indonesia kepada pelajar SMP dan SMA, dari 4.726 responden, 97% pernah menonton pornografi, 93,7% remaja putri sudah tak perawan lagi, dan sebanyak 21,26% pernah melakukan praktek aborsi. Sedangkan, dari hasil sensus sekitar 48-51% wanita hamil adalah remaja. BKKBN pun menyatakan bahwa 67 juta remaja di Indonesia rentan seks bebas.

Lantas bagaimana dengan nasib remaja-remaja muslim, para generasi penegak panji-panji Islam? Apa yang harus kita lakukan agar kita sebagai remaja muslim tidak terpengaruh di dalam era yang sudah mencampuradukkan hak dan kebathilan ini?

Dalam upayanya mencari jati diri, tak jarang banyak remaja yang sudah tidak peduli lagi dengan batasan. Terlebih kepada batasan agama. Agar tidak dianggap kuper (kurang pergaulan), mereka rela menanggalkan iman, berkhalwat (berdua-duaan) dengan yang bukan muhrim, mengumbar aurat ke sana sini, malahan ada yang sampai berzina. Na’udzubillah...

Dalam perkembangannya, pacaran sudah mulai meresapi kehidupan para remaja Islam. Alhasil, timbullah tren ‘’Pacaran Islami”, yang beranggapan bahwa tipe pacaran mereka sehat menurut agama. Hah? bagaimana bisa ada yang namanya “Pacaran Islami?’’ kalau di dalam Islam saja segala bentuk zina adalah dosa. Apalagi pacaran yang merupakan pintu menuju perzinahan. Mustahil pacaran tanpa zina. Entah itu zina yang manapun.

“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina , dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (H.R. Muslim No. 6925)

Juga dalam firman Allah SWT. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruk jalan.” (Q.S. Al-Isra : 32)

Nah, dari kedua dalil di atas sudah jelas bukan bahwa pacaran pranikah adalah haram!!! Apapun alasan dan keadaannya, pacaran tidaklah dibenarkan dalam syari’at Islam. Toh, sudah banyak informasi-informasi yang menyajikan betapa buruk akibat yang ditimbulkan pacaran, baik dari media massa maupun cetak. So, masih mau pacaran? Bukankah orang yang mengetahui, tetapi tidak mau mengamalkan adalah golongan orang-orang fasik yang tempatnya di neraka!!! Iiihhh panasss brooo...

Mulai sekarang say “No” to “Pacaran”. Remaja muslim anti pacaran. Anggap pacaran adalah musuh, yang mana siap menghabisi kita di kala lengah. Bukankah Allah beserta orang-orang yang sabar? Ingatlah bahwa Allah menjanjikan kepada anak muda yang sabar menahan pacaran dan zina yaitu dengan bidadari, yang kalau satu di antaranya menampakkan wajahnya ke alam dunia ini, maka setiap laki-laki yang memandangnya pasti akan jatuh pingsan karena kecantikannya.

Sobat remaja!!! Janganlah menghabiskan masa keemasan kita ini untuk hal yang sia-sia. Masih banyak hal yang lebih berguna yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri dan orang lain. Namun, memperbaiki diri untuk menjadi yang lebih baik lagi dan lagi itu penting. Jadi, setelah kalian lepas dari belenggu “Pacaran”, lakukanlah hal yang berguna untuk sekitar. Bisa dalam bentuk apapun, seperti halnya artikel yang sedang sobat baca ini. Jangan pernah bosan untuk berbuat kebajikan, seperti halnya Allah SWT yang tak pernah bosan mencurahkan segala rahmat dan kasih-Nya kepada kita semua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mimpi Besar Arisqa Rinaldi Terwujud dalam Usaha dan Doanya

Arisqa murid kelas 5 SDN 2 Kandang, Kecamatan Kleut Selatan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada ilmu pengetahuan, yaitu di bidang IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Setiap malam, dia selalu meluangkan waktunya untuk membaca buku-buku tentang sains, melakukan eksperimen sederhana dan bertanya kepada gurunya tentang berbagai fenomena alam yang menarik minatnya. Keinginannya untuk memahami dunia di sekitarnya tidak pernah kandas dan mimpi terbesarnya adalah menjadi juara dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) di tingkat Kabupaten Aceh Selatan. Arisqa menyadari bahwa untuk mencapai mimpinya, dia harus bekerja keras dan berlatih dengan tekun.  Dengan dukungan penuh dari orang tuanya yang selalu mengingatkannya di depan pintu gerbang sekolahnya, ayahnya berkata, “Nak teruslah berproses dan jangan lupa hormati gurumu”.    Dengan    bimbingan dari guru-guru di sekolahnya, Arisqa mempersiapkan diri dengan baik. Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, Arisqa selalu menyempat...

Profesor

Oleh Ahmad Rizali Berdomisili di Depok Jagat maya akademik sedang gaduh karena ibu Megawati memperoleh gelar Guru Besar Tidak Tetap Honoris Causa dari Universitas Hankam.  Beberapa sahabat saya sering jengah bahkan ada yang berang, karena kadangkala saat diundang bicara dalam sebuah perhelatan akademis, ditulislah di depan namanya gelar Prof. Dr.    Setiap saat pula beliau menjelaskan bahwa dirinya hanya S1.  Satu lagi sahabat saya yang bernasib sama dengan yang di atas. Kalau yang ini memang dasar "rodok kusruh" malah dipakai guyon. Prof diplesetkan menjadi Prov alias Provokator, karena memang senangnya memprovokasi orang dengan tulisan-tulisannya , terutama dalam diskusi cara beragama dan literasi.  Sayapun mirip dengan mereka berdua. Namun karena saya di ijazah boleh memakai gelar Insinyur, tidak bisa seperti mereka yang boleh memakai Drs, yang juga kadang diplesetkan kembali menjadi gelar doktor lebih dari 1. Saya pikir mereka yang pernah memperoleh gelar Do...

FJL Aceh Nilai Distribusi Data Bencana di Aceh Belum Baik

  BANDA ACEH - Potretonline.com, 03/01/22. Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh menilai distribusi data terkait bencana banjir di beberapa kabupaten saat ini belum baik. FJL Aceh menyarankan agar Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) memfungsikan pusat data informasi dengan maksimal. Kepala Departemen Monitoring, Kampanye, dan Advokasi FJL Aceh Munandar Syamsuddin, melului siaran pers, Senin (3/1/2022) menuturkan BPBA sebagai pemangku data kebencanaan seharusnya memperbarui data bencana setiap hari sehingga media dapat memberitakan lebih akurat. "Memang tugas jurnalis meliput di lapangan, namun untuk kebutuhan data yang akurat harusnya didukung oleh instansi terkait, dalam hal ini pemangku data adalah BPBA," kata Munandar. Penyediaan data satu pintu, kata Munandar, sangat penting agar tidak ada perbedaan penyebutan data antarmedia. Misalnya, data jumlah desa yang tergenang, jumlah pengungsi, dan kondisi terkini mestinya diupdate secara berkala. Perbedaan penyebutan data ak...